Irene tidak tahu kenapa Oh Sehun selalu saja mengaggunya saat sedang jam kerja maupun di luar jam kerja. Seperti saat ini dirinya terpaksa mengikuti permintaan Sehun untuk datang ke ruangannya dengan alasan lelaki itu ingin makan siang berdua dengannya di dalam ruangannya.
Irene tentu saja menolaknya mentah-mentah meskipun lelaki itu terus saja mengirimkan pesan padanya. Sampai-sampai gadis itu harus mematikan ponselnya.
Saat keluar dari toilet lantai empat dan akan menyusul teman-temannya yang menunggu di lantai satu untuk pergi ke cafetaria tiba-tiba saja seorang pria berkacamata yang ia kenali sebagai sekretaris Oh Sehun berjalan menghampirinya.
"Nona Bae," panggilnya.
Irene menghentikan langkah dan menatap pria itu, "Sekretaris Jung," ucapnya.
"Mohon ikut saya ke ruang direktur karena Direktur Oh sudah menunggu anda di ruangannya,"
Irene mengubah mimik wajahnya kali ini menjadi wajah kesal.
"Apa aku harus ke sana?" katanya pada sekretaris Jung.
"Iya, karena jika saya tak bisa membawa anda ke sana maka saya akan dipecat oleh Direktur Oh," ucap pria itu.
Irene mengepalkan tangannya, bagaimana bisa lelaki mesum itu mengancam sekretarisnya sendiri. Benar-benar tidak tahu diri, pikir Irene.
"Baiklah aku akan ke sana," kata Irene pada akhirnya.
Dengan terpaksa gadis itu pergi ke ruangan Oh Sehun. Irene memasuki ruang itu dengan malas dan tanpa minat.
Lelaki yang masih duduk di singgasananya itu segera menyadari kedatangannya lalu berdiri dari kursi.
"Akhirnya kau datang," ucapnya.
Irene menatap lelaki itu kesal.
"Kenapa kau mengancam sekretarismu segala sih? Dasar kau ini ya keras kepala," kata Irene menyilangkan tangannya di depan dada.
"Kalau tidak begitu nanti kau tak mau datang ke sini," balas Sehun.
Lelaki itu mengajak Irene duduk di sofa hitam yang ada di ruangannya.
"Tunggu! Sebenarnya kenapa kau memintaku kemari? Aku kan sudah bilang jangan dekat-dekat denganku di kantor," kata Irene masih berdiri di depan pintu.
Sehun tersenyum mendengarnya, "Berarti di luar kantor aku boleh dekat-dekat denganmu?" tanyanya.
Irene memutar bola matanya jengah.
"Dengar ya Oh Sehun, aku tidak mau ada yang melihat saat kita berdua seperti ini. Jika orang-orang tahu nanti mereka akan mengira bahwa aku sudah menggodamu," ucap Irene masih dengan wajah kesalnya.
Sehun berjalan menghampiri gadis itu.
"Tanpa kau menggodakupun aku sudah tergoda denganmu," ucapnya sedikit menunduk tepat di depan wajah gadis itu.
Irene membulatkan matanya lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Oh Sehun.
"Kau ini apa-apaan? Aku bukan gadis gampangan yang bisa kau mainkan," ucapnya lalu bermaksud keluar.
Namun, pergelangan tangannya sudah lebih dulu ditarik Sehun. Lelaki itu kini berada di depannya menatap dengan wajah yang serius membuat Irene sedikit tidak nyaman.
"Apa aku terlihat main-main?" tanya lelaki itu dengan suara bassnya.
Irene menelan salivanya susah payah. Jantungnya berdetak lenih kencang kala wajah tampan itu setia menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live is So Mean | Hunrene ✓
Fanfic"Hidup itu sangat rumit seperti halnya cinta" Irene tidak tahu sejak ayahnya meninggalkan dirinya, kakak, dan ibunya ia merasa hidup tidak berwarna. Meraih impiannya menjadi seorang penulis tidaklah semudah khayalannya selama ini, dirinya malah terj...