Yeppee..!!!
Double update buat semua 😆😆😆
Sekali lagi typo bertebaran 😊Happy Reading 😘😘😘
Tak lama seorang pria berbaju hitam, rapih dan bertubuh tegap, menghampiri Euis.
Euis yang tingginya 158 cm, tersaingi oleh tinggi badan pria yang aa dihadapannya.
"Anda nona Euis?"
"Iya, bapak pas-"
"Mari ikut saya, nyonya Anna sudah menunggu anda di mobil," potong pria itu.
Euis membuka mulutnya, karna perkataan pria itu, yang dianggapnya terlalu formal..
Pria yang berwajah datar itu, langsung merebut barang-barang yang ada di tangan Euis.
"Mari nona, biar saya bawakan barang-barang anda,"
Euis hanya mengangguk, ia tak mampu berkomentar apapun, tentang orang yang sedang menuntunnya berjalan sekarang.
Intinya siapapun dia, pria itu sungguh luar biasa, keren dan bertanggung jawab.
Tak selang berapa lama, pria itu berhenti tepat dibelakang mobil yang cukup mewah di mata Euis.
Pintu mobil sebelah kiri terbuka, menampakan kaki seorang wanita yang begitu putih dan indah tak lupa sepatu cantik yang dikenakannya.
Wanita itu turun dari mobil, kemudian menghampiri Euis dan pria yang ada dihadapan gadis itu.
Pria berbaju hitam menunduk hormat pada wanita, yang biasa dibilang berpakaian seksi dan cantik.
"Aduh! Albert, kamu bisa gak sih? Gak usah terlalu formal, saya gak suka, you know!"
"Maaf nyonya, saya hanya ingin menghormati anda saja, nyonya,"
"Oh ya ampun! Kenapa suamiku harus mengirimmu sebagai penjaga ku, bisa stress aku lama-lama," ocehan Anna yang sudah sangat kesal pada penjaga sekaligus pelayannya tersebut, ia terkadang harus menanggung malu karna ulah Albert.
"Dia teh hansip bibi ya?" tanya Euis penasaran.
Anna mencubit pipi sebelah kanan milik Euis, "dengar ya cantik! Kamu jangan panggil saya dengan sebutan bibi, tapi tante! Dan dia itu bukan hansip tapi bodyguard sekaligus pelayanan pribadi tantemu ini, kamu paham manis?"
Euis mengangguk paham!
"Bagus, kita pulang sekarang, langit sudah gelap saja, ayo!" ujar Anna, setelah menyudahi cubitannya pada Euis.
*****
Matahari mulai menampakan rona nya pada dunia, sedangkan gadis desa itu masih terlelap dalam tidurnya dibawah selimut yang hangat.
Bagaikan sebuah mimpi. Ia bisa terlelap diatas kasur yang begitu empuk, dan kasur ini adalah miliknya sekarang.
"Euis......, bangun cantik!" ucap Anna, yang main masuk saja ke kamar Euis, lalu membuka selimut yang menyelimuti Euis.
"Sebentar mbu, Euis masih ngantuk," balas Euis sambil mengatur posisi, dan membelakangi Anna.
"Heh bangun! kamu mau sekolah gak? Hayu, heh!"
Euis membuka mata dan berbalik, "jam berapa emang bi-? eh tante,"
"Tuh liat!"
Mata Euis terbuka lebar, saat melihat jam dinding yang ditunjuk Anna, astaga ia terlambat.
Gadis manis itu segera beranjak dari kasur, dan berlari menuju kamar mandi.
Anna menggeleng pelan melihat kelakuan ponakannya.
"Tante! Ini mana bak mandinya?"
"Itu, kamu pakek shower aja Euis, dirumah tante gak ada bak, besok tante beli,"
"Shower nya yang mana? Euis gak ngerti"
Anna mendengus kasar, gini nih, klo orang desa masuk kamar mandi orang kota, batin anna kesal sendiri.
*****
Sekarang gadis manis itu tengah duduk tenang didalam mobil, bersama Albert, pria itu tampak sangat fokus pada jalanan.
"Mang! Klo suami tante Anna, dia teh di mana ya?" tanya Euis ingin tau, sejak kemarin ia sama sekali tak melihat suami tantenya.
"Mang? Panggil saya Albert nona! Suami nyonya sedang bekerja di Amerika, dia orang begitu sibuk,"
"Oh jauh pisan nya, tapi mamang harus panggil saya dengan nama Euis, baru saya manggil Albert,"
"Baiklah Euis, kita sudah sampai,"
Euis menatap tak percaya ke jendela mobil, bagaimana tidak. Sekolahnya kini 10 kali lipat lebih besar dari pada sekolahnya di desa.
"Ini teh yakin, tante masih Euis kesekolah segede gini?"
Pria itu tersenyum simpul, "menurut Euis?" tanya Albert seraya membuka sabuk pengaman.
"Asa mimpi da (kayak mimpi deh),"
Albert membuka pintu mobil untuknya, dan kemudian untuk Euis.
Gadis itu turun dari mobil sambil terus melihat sekolah barunya, baju sekolah yang ia kenakan tampak begitu serasi dengan wajah naturalnya.
Tantenya bilang, dirinya baru saja didaftarkan lusa, dan semuanya sudah beres ketika besoknya.
Kehidupannya berubah drastis, saat di jakarta, di mana dulu ketika di desa, ia hanya disiapkan lauk pauk seadanya, kalau tak ada tempe, tahu, jawabannya telur dan Mie.
Tapi disini ia dimanjakan dengan kemewahan, entah itu tempat tidur, makanan, bahkan sekolah, Rasa-rasanya ia masih terlelap dalam mimpi dan tak bisa bangun untuk menuju kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Euis
Teen FictionBerniat pergi dari cinta, malah terjebak dalam tiga pria yang menyukainya. Mau tau gimana kisahnya? Baca ya semoga aja suka 😘 WARNING!!! cerita gaje Typo bertebaran Tanda baca yang masih amburadul Dan dapat merusak mata 😁😁😁