3. Working Hard

164 43 27
                                    

Written by Reonereym

"Farra! Ada lelaki tampan di depan rumah! Dia mencarimu loh! "

Tak!

Tombol enter dihantam dengan keras oleh jari lentik Farra begitu suara ibunya memecah suasana hening. Headphone hitam yang sejak tadi melekat di telinga diturunkan dengan perlahan, matanya melirik pintu kamar dengan tajam.

"Siapa namanya? " teriak Farra tanpa bergerak sedikit saja dari posisinya.

Hening sejenak, Farra yang mendecih tidak sabar akhirnya bangun dari kursi kerja dan keluar dari tempatnya berpijak. Hembusan napas keluar setelah dipendam dalam hati, kemudian jarinya memijit pelipis yang terasa pening.

Sejak memulai kontrak dengan Dexter, pekerjaannya jadi menggunung. Dia tahu kemampuannya sangat dibutuhkan dalam proyek besar ini dan hasilnya diharapkan bisa jadi di luar ekspektasi. Namun, bahkan ketika Dexter sudah membantu mengejarkan bagian dari proyek itu, dia tetap masih kewalahan.

Mengerjakan proyek besar begini hanya dengan dua orang, Dexter itu gila atau apa? gumamnya dongkol dalam hati.

Begitu mencapai ruang tamu, ibunya yang berdiri di depan pintu tersenyum senang di hadapannya. "Ibu tidak pernah tahu kau punya kekasih setampan ini, Sayang. "

Mata Farra melotot sempurna melihat sosok pria muda yang muncul dengan senyuman jahilnya. "Pagi, Farra! " sapanya riang.

"Dia bukan pacarku," tampik gadis itu tanpa basa-basi. "Dia hanya rekan kerja, Mom. Sekarang kau mau apa, Dexter? "

"Tentu saja membahas proyek kita!"

Sekali lagi Farra menghela napas, kedua tangannya berkacak pinggang. "Harusnya kau menelponku dulu! "

"Namanya juga kejutan, 'kan tidak seru kalau aku bilang padamu."

"Sudahlah Farra, harusnya kau sambut temanmu ini baik-baik." Ibunya tertawa melihat pertengkaran kecil di depannya. "Masuklah Dexter, buat dirimu nyaman di rumah kami. "

Dexter melemparkan senyuman manis pada Ibu Farra, melihat itu Si Gadis langsung menarik tangannya dan membawanya menjauh. "Kami akan mulai bekerja, Mom! Ketuk pintu dulu kalau mau masuk! "

Dexter tertawa melihat reaksi itu. "Oh Baby, kau cemburu aku tersenyum pada ibumu? "

"Jaga mulutmu, dan juga jangan macam-macam pada ibuku," desisnya kesal, hingga tawa Dexter semakin pecah saja.

Tidak perlu banyak waktu, mereka tiba di ruang kerja Farra yang penuh dengan komponen komputer dan peralatan canggih lainnya. Farra membungkam mulut dan menghempaskan tubuh pada kursi kerja, kembali sibuk dengan super komputernya.

Dexter sendiri masih mengagumi ruangan itu dalam diam. Matanya menyapu ruangan bercat hitam dengan karpet putih yang menjadi alasnya. Hal yang paling mencolok di ruangan itu tentu saja adalah super komputer Farra yang ada di tengah ruangan, menunjukkan 9 layar komputer terjejer di meja dengan sebuah keyboard yang sekarang digelitik oleh jari lentik Farra.

"Kenapa diam? Terpesona dengan ruanganku? "

Suara Farra membuat Dexter sadar dari lamunannya dan tawanya kembali terdengar. "Ruanganmu masih kalah dengan ruang kerjaku. "

Game MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang