Happy reading all ^^
«»
«
Langit di kota Bangkok terlihat mendung sore ini. Membuat seorang pemuda berkulit tan dengan gaya rambut purple haze yang sedikit berantakan, berlari sedikit kencang di sepanjang lorong sekolahnya.
Namanya Perth, lebih lengkapnya Perth Tanapon Sukhumpantanasan. Pemuda 17 tahun dengan tinggi 178cm ini terus menggerutu kesal di sepanjang langkahnya. Namun ada rasa syukur yang dipanjatkannya karena tidak membawa gitar hari ini. Jadi dia tidak perlu kesusahan dalam memacu kecepatan kakinya.
Sebelumnya, kenapa dia terlihat buru-buru seperti ini?
*PERTH POV*
Haiss... Apakah aku akan telat kali ini? Apa Phi akan mengusirku dan tidak memperbolehkan ku untuk datang ke tempatnya lagi?
Yaiss...ini semua karena guru sejarah itu. Bagaimana mungkin dia menghukum seluruh murid di kelas hanya karena dua orang yang bergosip ria saat dia menerangkan tadi. Akh! menyebalkan! menyebalakan! menye-"Hei Nong Perth~ kenapa terburu-buru begitu hem?" Ya ampun... Siapa lagi yang memanggilku ini? Apa dia tidak bisa lihat aku sedang terburu-buru kali saat ini?
Terpaksa dengan malas kuhentikan langkahku dan berbalik ke arah sumber suara yang memanggil ku barusan.
"Oh... Phi Plan, kothot na krab Phi, aku sedang ada urusan penting sekarang," jawabku beralasan tanpa menjelaskan yang sebenarnya agar dia segera membiarkan ku pergi.
"Huff... Kau selalu seperti itu Nong, sekali-sekali ikutlah dengan kami ngumpul na," pintanya untuk kesekian kalinya dengan sedikit gerutuan di sana, kali ini. Tak lupa dengan pipinya yang cukup berisi yang sengaja digembungkan untuk menunjukkan kekesalannya.Senior ku yang sedikit lebih pendek dari ku ini memang selalu saja seperti itu. Memintaku untuk menemaninya kumpul dengan anggota club olahraga lainnya. Padahal aku sudah ijin dari jauh jauh hari. Ada hal penting yang harus ku temui dari sekedar mengumpul dengan mereka kali ini.
"Khrub Phi, akan ku usahakan lain kali. Kalau begitu aku pergi dulu na?" jawabku seperti biasanya, lalu segera berlalu tanpa menunggu jawaban darinya karena itu hanyak akan memperpanjang obrolan kami. Lagipula aku belum tentu yakin apakan akan menepati janji itu atau tidak. Kembali aku bergegas pergi, ketempat yang hampir setiap hari kukunjungi dua minggu belakangan ini. Angel hospital.
"Huhh... Huhh... Sawadee krub Phi~" sapaku memberi wai yang kelewatan semangat saat membuka pintu ruangnya. Sebelum aku sempat menetralkan nafas yang memburu karena lelah berlari ke mari.
"Oh, sawadee," jawabnya kelewatan singkat.
"Kau sudah makan Phi~?" tanyaku melangkah masuk sambil tersenyum lebar padanya, mengabaikan sapaan dinginnya barusan. Sudah terlalu biasa.
"Tak berselera," sautnya masih sama singkatnya, dinginnya dan bahkan tak menatap ke arah ku sedikitpun.
"Phi krub~...kau harus makan, kalau tidak kau bakalan semakin kurus nantinya," bujukku sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan. Dekat dengan tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.[End] Thank You For Making Me Smile (PerthSaint)
RomancePerth Tanapon bukanlah pemuda yang humoris. Dia hanyalah seorang pemuda biasa dengan keperibadian yang biasa juga. Tapi entah kenapa ia begitu berusaha untuk membuat si dingin Saint Suppapong agar tersenyum kembali. Yang ternyata pada akhirnya, seny...