🎶Play music🎶
*PERTH POV*
Untuk kesekian kalinya aku merasa takut teramat besar. Takut apakah kau akan meninggalkan ku secepat ini Phi. Kepalaku rasanya ingin meledak setiap kali merasakan ketakutan ini.Padahal hubungan kita terlihat baik-baik saja akhir-akhir ini. Tapi kenapa kau tiba-tiba berubah? Aku tak tahu apa salahku padamu, sehingga membuatmu mendiamiku seminggu ini. Rasanya sakit Phi, kau bahkan tak tersenyum lagi kearah ku. Itu membuatku kesal tapi aku tak bisa membencimu dengan cintaku yang berlimpah ini padamu.
Kau tentu tahu aku tak akan bisa marah padamu, tapi aku benar-benar tak suka saat matamu menyorotkan ketidakpedulian pada sekitarmu dan bahkan pada dirimu sendiri. Aku mengkhwatirkanmu, tubuhmu dan segalanya tentangmu, tapi kau sukses membuatku kecewa dengan ketidakpedulian mu itu.
Ya, hanya kecewa, karena kini rasa bersalah yang mendominasi diriku. Karena ku lah yang membuatmu terbaring tak sadarkan diri lagi. Aku tak sanggup melihat mu seperti ini Phi. Maafkan aku. Dan seharusnya aku dapat mengontrol emosi ku tadi.
"Phi krab~...jangan seperti ini na...aku begitu mencintaimu dengan tulus, Phi. Aku belum siap untuk kemudian hari nanti tampamu," ku genggam erat telapak tangannya dan sesekali mengecupnya lembut.
"Phi krab~ sadarlah kumohon-"
"...Pe-Perth...k-krab~''
"Phi! Kau sudah sadar?! Phi kumohon jangan seperti itu lagi, a-aku, aku janji tak akan meneriakimu lagi Phi, aku juga akan-"
"Shuttt...di-diamlah Perth~" pintanya dan aku langsung menurut karena Phi Saint yang kucintai sudah kembali, yaitu Phi Saint yang akan tersenyum manis kearahku, selalu.
"Perth~boleh aku...meminta sesuatu padamu?" tanyanya dengan tatapan sendu kearahku.
Aku mengangguk ke arahnya. "Apapun untukmu Tee rak~" kembali ku kecup lembut punggung tangannya.
"Bawa aku pergi ke bukit itu...kau sudah berjanji bukan, akan menunjukkan badai bunga Dandelion padaku."
"T-tapi Phi badan mu masih lemah dan lagi pula kau baru saja sadar dari-"
"Kumohon Perth~ aku hanya ingin bersamamu seharian ini karena a-aku, aku tak tahu kapan aku akan pergi-" langsung kubungkam mulutnya dengan meletakan jari telunjukku di depan bibirnya. Lalu tersenyum pias ke arahnya. Aku sungguh tak ingin mendengar kelanjutan dari ucapnnya barusan.
"Baiklah Tuan putri yang manis...bawa juga aku bersamamu."
"Yak!" kesalnya sambil memukul dadaku. Ku sambut dengan kekehan nyaring lalu kugenggam tangannya yang terdapat selang infus. Dengan gerakan cepat kulepaskan selang infus itu lalu menjilat darah yang keluar dari sana. Kulihat dia langsung terdiam di tempatnya, maka segera kugendong tubuhnya ala bridal style dari sana. Aku pun kembali tertawa senang saat dia menampakkan wajah kesalnya yang memerah karena malu. Namun sedetik kemudian kemudian dia melingkarkan tangannya pada leherku erat, sambil berbisik pada telingaku. Membuatku hanya dapat mengeratkan gendonganku pada tubuh kurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.[End] Thank You For Making Me Smile (PerthSaint)
RomancePerth Tanapon bukanlah pemuda yang humoris. Dia hanyalah seorang pemuda biasa dengan keperibadian yang biasa juga. Tapi entah kenapa ia begitu berusaha untuk membuat si dingin Saint Suppapong agar tersenyum kembali. Yang ternyata pada akhirnya, seny...