5 (Ha)

1.2K 135 71
                                    

*Normal POV*
Kejadian itu terjadi begitu cepat, dan kini Saint sudah ada di ruang gawat darurat untuk ditangani segera oleh Dokternya. Perth pun dengan setia menunggu di samping pintu ruangan tersebut.
Terlihat keadaan Perth yang begitu kacau dengan tubuhnya yang terus bergetar menahan tangis. Tanganya pun terlihat bertautan erat untuk menyembunyikan getaran itu. Sebelumya Perth sudah menghubungi orangtua Saint dan mungkin saja sebentar lagi mereka sudah sampai disini.

"Perth! Dimana Saint?" pertanyaan penuh kekhwatiran itu datang dari Mean yang menghampiri Perth dengan nafas yang masih tak teratur. Perth pun langsung berdiri dari duduknya dan menatap Mean dengan sendu.

"P-Phi Saint, Phi...dia,dia di dalam, bersama dokternya..." tunjuk Perth pada ruang UGD di samping mereka.

"Hiks~ kenapa semua ini bisa terjadi na? Hiks..." pertannyaan dengan isakan tangis itu datang dari Gun Atthaphan, Mae-nya Saint dan Mean.

"Kothot na krab, ini semua salahku Pa (bibi)," aku Perth sambil menunduk dalam kearah Mae-nya Saint yang berdiri di samping Mean.

"Hiks...apa yang kau lakukan? Apa kha?! Kau tahu dia sakit hiks...tapi apa yang kau lakukan ha?!" tangis Gun sambil memukul-mukul bahu Perth dengan kedua kepalan tangan lentiknya.

"Hiks kothot na krab Pa~, Phi...hiks ini salah ku, salah ku na krab...Aku, aku-" akhirnya Perth pun ikut menangis. Dia menangis bukan karena dimarahi atau ditudu saat ini tapi karena rasa bersalah itu lah yang membuat Perth tak berdaya kini. Dia sendiri yang berjanji menolong dan menjaga Saint, tapi kini dia juga yang membuat sosok itu dalam keadaan kritis tak berdaya di dalam sana. Dia pantas disalahkan.

"Sudahlah Mae, tenangkan dirimu dan kau Nong Perth... sebaiknya kau pulanglah dulu dan segera bersihkan dirimu," lerai Mean pada akhirnya.

"Ta-tapi Phi-''

"Aku akan menghubungimu nanti tentang keadaannya, kau pun kelihatannya perlu istirahat dan mengobati luka mu segera," pinta Mean. Perth pun langsung mamandangi tubuhnya saat ini. Terlihat bajunya yang kotor oleh darah dan tanah. Lutut dan sikunya pun terdapat luka dan mengeluarkan sedikit darah dari sana. Begitu juga dengan sudut bibir nya yang membiru. Pasalnya dia mendapatkan itu semua saat berlari menuruni bukit dan tak sengaja tersandung sesuatu hingga jatuh dengan tubuh yang menghantam tanah.Untungnya Saint tak mendapat luka sedikit pun sepertinya karena Perth ada sebagai temengnya.

"Krab Phi," balasnya lirih, tak mampu membantah lagi. Maka dengan lemas Perth pun segera melangkah tertatih dari sana. Berdoa semoga Mae dan Phi nya tidak bertanya banyak nanti.

Semua merasa terpukul dengan keadaan Saint kini, dia dinyatakan koma(lagi) oleh Dokter. Penyebabnya adalah sel kangker yang kembali berkembang di dalam otaknya akibat banyaknya tekanan yang datang padanya terakhir ini. Gun yang paling merasa sedih dan gagal sebagai Ibu, saat ini hanya dapat berdoa dan menangis. Dia ingin selalu berada di samping anaknya untuk menemaninya anak bungsunya hingga kembali sadar nantinya. Sayang, dia tak dapat berada di sana 24 jam lamanya. Dikarenakan pekerjaan yang begitu banyak dan menuntut selalu memanggilnya untuk segera pergi dari sana. Oleh karena itu, dirinya dan Mean akan berusaha bergantian menemani Saint di sana.

Lalu di mana Perth? Perth tidak kemana-mana. Setiap pulang dari sekolah, seperti biasa Perth bakalan pergi ke rumah sakit. Tetapi kini bedanya Perth hanya bisa melihat Phi Saint-nya dari luar pintu ruang rawatnya. Dia tak diijinkan oleh Gun untuk menemui anaknya di dalam ruangan. Membuat Perth benar-benar merasa semakin sedih kini, hatinya seperti dicubit perih setiap harinya tapi dia tak bisa berbuat banyak. Dia hanya dapat mendoakan yang terbaik untuk Phi Saint-nya dan menepati janjinya untuk selalu menemani Saint walaupun dari luar ruangan.

Mean sebenarnya tak begitu tega melihat Perth terus menunggu Nong-nya dari luar dan kadang diam-diam mengintip ke dalam dari jendela kaca kecil yang berada di pintu ruangan itu. Hanya untuk sekedar melihat wajah Nong-nya. Dan Perth pun akan pulang jika sudah menjelang malam atau dipinta oleh Mean sendiri. Benar-benar menyedihkan.

1.[End] Thank You For Making Me Smile (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang