PROLOG

444 38 4
                                    


"woi yang pake tas pink!!"

Aku yang merasa terpanggil langsung membalikkan tubuh ke arah sumber suara.
Terlihat seorang laki-laki tinggi yang berdiri diarea parkiran. Ia berdiri didepan motornya.

"ini punya lo bukan?"

Aku memerhatikan jepitan itu. Sontak ku pegang poni rambutku. Ah, ternyata jepitannya tidak ada.

"eh?  Iya itu punya gue"

"yaudah ini ambil"

Aku berjalan menuju arahnya. Saat aku berjalan,  aku melihat sorot matanya yang cukup tajam. Ia menatapku tanpa ekspresi. Dia tinggi dan berisi. Alisnya cukup tebal. Hidungnya pun mancung. Rahangnya keras dan bibirnya tebal berwarna pink. Pake lipstik ini orang? Yakali! Kayaknya ini orang galak deh. Tapi ganteng juga kalo diliat-liat . Lah gue mikir apaan?. *batinku

"Ehh,, makasih yaa.  Tadi gue ga tau kalo jatoh. Makasih banget ya. Gua amb..."

Ucapanku langsung dipotong olehnya

"Lo tuh ya udah SMA masih aja pake jepitan rambut. Kayak anak tk tau."

Aku diam sambil menatapnya. 'anak tk?  Emang anak tk doang yang boleh make? Salah gitu kalo gue pake jepitan rambut? '

"sini lo!" katanya sambil menarik tanganku

"ihh, apasih."

Aku berusaha melepas genggamannya namun tidak bisa. Tenaga seorang perempuan sepertinya memang tidak bisa mengalahkan tenaga seorang pria.

"diem dulu. Gue ga bakal macem macem"

"ngapain sih? Ih lepasin!"

"diem dulu coba diem. Gue ga bakal ngapa ngapain lo!"

Akupun menuruti kemauannya. Ia berjalan selangkah mendekatiku. Ia merapikan rambut poni ku, kemudian memakaikan jepitannya yang sedari tadi ia pegang. Aku kaget bin panik saat ia memakaikannya di depan ku langsung.
Nih cowo modus banget si. Batinku
Saat dipakaikan olehnya,  aku melihat bet nama di seragamnya.  'Bisma Pratama' tertulis nama disitu.

"nah, udah deh. Lo manis lagi"

"ih apasih. Ga perlu dipakein kali! Gue juga bisa pake sendiri."

"lo tuh manis,  tapi jutek banget ya"

Ia tersenyum lebar menatapku ramah.
Aku hanya melihatnya dengan sinis.

"manis, manis!  Emang lu pikir permen!" kataku langsung membalikkan tubuh dan berjalan kearah gerbang meninggalkannya.

"IYA SAMA SAMA!" teriaknya.

Aku yang baru berjalan 5 langkah langsung terhenti dengan ucapannya.  Ah iya! Lupa bilang makasih *ucapku dalam hati. 

Aku pun membalikkan tubuh dan menatapnya kembali.

"makasih!" ucapku sinis.

Terlihat senyum puas di wajahnya.

"yaudah sono pulang. Capek kan lo!? Hati hati dijalan. Biasanya jam segini anak kecil baru pulang sekolah bakal diculik ama abang abang." ucapnya meledekku sambil tertawa

Aku pun langsung pergi meninggalkannya. Berjalan sambil menghentak hentakkan kaki.

"apaansih tuh cowo.  Gue ga kenal juga sok akrab banget. Kenapa harus ketemu orang kayak gitu sih ih. Udah modus,  suka ngeledek lagi!"

Bel sekolah memang sudah berbunyi dari pukul setengah 5 sore tadi. Sekarang sudah hampir pukul 6 sore. Jadi wajar saja sekolah sudah sangat sepi.
Aku memang sudah terbiasa pulang telat. Untuk menghindari macetnya jalan raya yang dipenuhi manusia-manusia yang lelah pulang dari sekolah maupun tempat kerja.
Biasanya pun kalau aku sudah ingin pulang,  tak ada murid lagi di sekolah. Hanya aku dan beberapa guru serta mang ujang, security sekolah, yang masih disana.

Tapi,  ada laki laki tadi disana.  Laki laki tinggi dan tampan.
Dia ngapain disana?
Kenapa juga harus balikin jepitan rambut gue?
Dia siapa?

SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang