Family || PJM ✔

Chapter 1

"Jimin, bangunlah Saeng, kita harus pergi ke makam eomma dan appa" teriak jin hyung dri luar kamar

"Nde hyung"

Setelah itu pun aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk turun dan sarapan pagi terlebih dahulu. Saat ku menuruni tangga, ku lihat para hyungku sudah duduk di meja makan dan sedang menungguku.

"Pagi hyungdeul"

"Pagi Jimine" - Hosek

"Pagi Mochi"- Namjoon

"Pagi Saeng"- Yoongi

"Pagi chimmy"- Seokjin

"Pagi Minnie"- Taehyung

"Pagi anak itik"- Jungkook

Setelah itupun Seokjin langsung meletakkan makanan diatas piring Jimin.
"Jim, makanlah yang banyak agar kau cepat tumbuh, kau tau kami ini ingin sekali melihat mochi kami tumbuh dewasa" kata Hoseok. "Nde hyung." Jimin pun langsung memakan makanannya dengan lahap namum cara ia makan sontak membuat para hyung menjadi gemas.
"Pelan-pelan jim nnt kau bisa tersedak" -Yoongi
Jimin pun hanya menganggukkan kepalanya saja.

Setelah sarapan pagi, mereka pun langsung bergegas untuk berangkat. Tak beberapa lama kemudian akhirnya mereka pun sampai ke makan kedua orangtua mereka. Dan tak berlama-lama,  akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke taman karna ajakan dari mochi mereka.

Taehyung POV
"Hyung..."
"Wae chim?" tanya Taehyung
"aniyo hyung, perasaanku hanya sedang tidak enak saja seakan² aku akan terpisah oleh kalian" memang benar perasaanku seakan mengatakan bahwa aku akan terpisah jauh dari keluargaku.
"Gwenchana chim itu hanya perasaanmu saja mungkin,dan perlu kau ingat bahwa kita tidak akan terpisahkan satu sama lain, arraseo?" aku pun langsung menarikku kedalam pelukannya dan mengecup kening nya lama. Benar. Aku pun merasakan hal yang serupa dengannya namun aku tidak boleh menunjukkan kegelisahanku di depannya.

Jimin POV

Saat sedang menikmati pemandangan di sore hari bersama dengan keluargaku tiba-tiba aku melihat seekor anjing yang terlihat sedang ingin menyebrang jalan raya. Namun, tak jauh dari itu, sebuah mobil sedang melaju kencang kearahnya. Aku pun langsung berlari untuk menyelamatkan anjing itu. Dan seketika pandanganku menjadi kabur.

.

.

.

.

.

.

.

.