Beda orang

307 31 1
                                    

"Jadi loe beneran bolos? Gue laporin Aska ah,"

"Gue gak bolos, gue emang gak masuk sekolah aja,"

"Bacot, ngomong aja loe takut kan sama si Aska,"

"Najis banget, liat loe aja sekarang bawaan nya pengen gue tonjok,"

Orang yang tadi menolong Arka adalah Fajar, dan ternyata dia adalah teman sekelas Aska. Sekarang mereka berdua sedang asik ngobrol dan ngopi disalah satu café yang ada di mall.

"Loe punya masala hapa sama adek gue?"

"Nggak ada,"

"Jujur aja, gue gak bakalan mihak salah satu kok. Soalnya gue kan juga punya masalah besar sama Aska, jadi sekarang pun kita gak deket-deket banget yang ada malah musuhan,"

"Serius? Loe pasti bohong, gue gak akan mudah ketipu sama loe berdua," ujar Fajar dengan nada tegas.

"Loe bisa liat besok kalau gak percaya,"

Fajar terdiam, matanya tidak lepas memperhatikan sosok laki-laki didepannya itu yang benar-benar sangat mirip dengan salah satu teman sekolah nya. Ya jelas, karena mereka berdua adalah saudara kembar.

"Tadi loe langsung keliatan emosi pas liat wajah gue, pasti ada masalah diantara kalian. Kalau nggak ada harus nya respon loe gak berlebihan kaya tadi," ujar Arka.

"Gue gak maksa loe buat cerita juga sih, dan gak minta loe buat percaya sama gue yang mana notabenenya kita baru aja kenal. Tapi gue mewakili nama Aska, dan sebagai abangnya benar-benar minta maaf sama loe untuk semua kesalahan adek gue yang disengaja ataupun tidak. Dia emang rada ngeselin sih," imbuhnya.

Sontak ungkapan permintaan maaf itu membuat Fajar terkejut dan bingung, dia juga tidak merasakan adanya kebohongan dari sosok Arka. Fajar jadi berpikir jika lelaki itu adalah sosok yang jauh lebih baik daripada kembaran temannya.

"Gue emang ada masalah sama adek loe, tapi gue gak mau nyeritain masala hapa itu. Kalau loe bakalan sekolah ditempat yang sama kaya gue, nanti loe juga pasti bakalan tahu sendiri ada konflik apa diantara gue sama Aska,"

"Okee, gue ramal besok kita bakalan ketemu lagi,"

"Gak perlu loe ramal juga anjing, kita udah pasti ketemu kan loe mau sekolah disana,"

"Eh kan bisa jadi gue tiba-tiba batal join gimana?"

"Gue bersyukurlah, ada loe satu disekolah aja bikin panas apalagi dua,"

"Buset, loe tenang aja gue bakal pastiin kehadiran diri gue nanti, akan menjadi matahari yang menyinari hari-hari loe dengan kehangatan,"

"Kebakaran yang ada, najis banget kata-kata loe, emang gue boti hah,"

"Ada sih dikit dari tampang-tampangnya,"

"Nggak abangnya, nggak adeknya, sama-sama jago bikin emosi,"

Mendengar ucapan itu Arkana langsung tertawa, sepertinya sekarang ini dia sudah mendapatkan satu teman baru. Begitu pun sebaliknya, Fajar bisa merasakan jika nantinya mereka berdua bisa menjadi teman yang akrab.

Ditempat lain, orang yang sedang mereka bicarakan sedang bermain basket disekolah bersama teman-temannya. Aska memang sudah biasa bermain basket setelah pulang sekolah dilapangan, apalagi sebentar lagi OSIS akan mulai mengadakan pekan olahraga dan seni.

Kelas mereka selalu menjadi juara dalam turnamen basket, karena hampir semua teman sekelas Aska adalah mantan anggota ekstrakulikuler basket. Lelaki itu juga mantan ketuanya, jadi wajar saja jika mereka selalu keluar sebagai juara satu dipekan porseni sekolah.

ARKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang