Kembali ku jalani rutinitasku sebagai mahasiswa. Di sibukkan dengan tugas, dan juga sebuah organisasi. Yah aku aktivis organisasi juga, selama itu pula aku rasanya sangat bersemangat setelah menjalani hobiku mendaki. Dan akhirnya aku lupa dengan dia Tuan Tinggi itu meski aku tahu namanya Nata Rediansyah, I don't care dengan namanya. Yang pasti namanya tetap tuan tinggi bagiku, setelah dia memberiku julukan Nona Kecil. Sekecil itukah aku? Rasanya tidak, begitulah aku terus bergulat dengan pikiranku sendiri.
Kuliah yang membosankan, belajar, tugas, presentase. Hanya itu. Jangan tanyakan lagi.
Kini aku berada di kamar kostku tercinta, berbaring menyamankan perasaanku. Tiba-tiba terdengar orang mengetuk pintu kostku. Aku segera bangkit dan membuka pintu.
"Maaf, dengan Ayu Adinda Safitri?"
"Iya, saya sendiri. Siapa yah?"
"Ini. Saya membawa paket untuk anda. Dan silahkan tanda tangan di bagian sini"tunjuk kurir yang memgantar barang.
"Oh iya"seraya menandatangani tanda terima barang itu.
"Terima kasih, permisi"si kurir tersenyum dan melangkah pergi.Aku segera menutup pintu kamar kostku dan menimbang-nimbang apa yah isinya. Aku segera membuka bungkusan berwarna coklat itu.
Ternyata isinya sebuah kotak berisi, topi rimba dan tas. Aku meraih kotak yang berisi foto-fotoku. Ternyata banyak sekali, pandanganku tertuju pada sebuah foto dimana aku tersenyum dan saling bertatapan dengan Nata.
Ada denyut berbeda di hatiku, ritme yang tak normal alias deg-degan. What the hell is going on? Sambil merutuki diriku sendiri. Aku baru mengenalnya dan dia bukan siapa-siapa, hanya itu. Titik.
Ada yang janggal, ada catatan kecil. Yang di lipat menjadi dua, aku segera meraih kertas itu dan membukanya.
Hi,
Little lady. It's a small gift for you, nice to meet you. I believe we will meet again and I'm happy to know you little lady. You must know that time does not lie to people who believe in their hearts.Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Sok romantis, manusia aneh tidak jelas. I don't care toh kita hanya sekali bertemu.
Aku segera menyimpan baik-baik di dalam lemari pemberian Tuan Tinggi itu, dia memang aneh tapi aku sangat menghargai pemberiannya. Mama pernah berkata"Jangan melihat besar atau kecil, murah atau mahal pemberian seseorang. Lihatlah dari ketulusannya memberikan sesuatu padamu" kalimat mama masih terngiang di teliangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mountain Love Story
AdventureApa pun hobimu, apa pun yang kamu suka. Selama itu tidak menganggu atau menyakiti orang lain maka teruslah melakukan. Karena itu bagian dari perjalan hidupmu