Bab 7 Refreshing

17 1 0
                                    

Rasanya rindu dengan mendaki setelah 6 bulan tidak merasakan otot tegang akibat perjalanan yang melelahkan di anggapan orang jika mendaki.

Aku berada di dalam kelas menunggu dosen, asyik dengan buku bacaanku.
"Eh rindu, ikut mendaki yuk"suara khas Reski Salma yang biasa disapa Kiki.
"Mendaki? Sejak kapan kamu suka mendaki Ki?"
"Sejak hari ini. Tahu ngak kalau di kampus kita sudah ada UKM Mapala?"dengan ekspresi antusias.
"Terus?"masih bingung
"Kak Dedi Suhendra senior kita yang semester 6 mau pergi mendaki sama yang lain, ikut yuk ada Riri, terus senior cewek yang ikut. Ikut yah?"dengan mata berbinar.
"Kapan?"kini menatapnya.
"Hari minggu nanti"masih antusias.
"Oke. Ngak ada salahnya juga aku ikut, udah lama rasanya ngak mendaki lagi"tersenyum menatap Kiki.

Hari minggu, untuk sebagian orang di luar sana akan memilih jogging atau olahraga lainnya daripada mendaki.

Aku bersama rombongan berangkat naik mobil dan tentunya berjalan kaki mendaki puncak gunung.

Kali ini ada yang berbeda denganku, apa? Tentu saja Tas warna hitam, topi rimba warna hijau dan sebuah syal warna coklat pemberian Nata. Tentu saja karena tasku si hijau yang telah lama menemaniku akhirnya lelah juga setelah pulang dari mendaki dan bertemu Nata, aku tersenyum mengingatnya. Seolah di tahu bahwa tasku rusak dan minta diganti. Ku lalui jalan dengan tidur, rasanya melelahkan berjam-jam naik mobil tanpa tidur.

Perjalanan kali ini lebih berat, banyak jalan yang terjal, licin dan tentunya adrenaline yang tinggi. Peluh terus mengalir bagaikan air tanpa henti, terik matahari menyengat tubuh.

Akhirnya tepat saat matahari terbenam. Kami semua sampai di puncak, segera mendirikan tenda dan membuat api sebagai penghangat tubuh. Angin gunung semilir dan menusuk tulang, sangat dingin. Seolah berada di dalam kulkas.

"Dingin banget deh"Kiki yang makin merapatkan jaketnya.
"Namanya juga gunung, dingin kalau malam hari"sambil menatap tersenyum padanya.
"Iya, kamu udah biasa. Aku baru kali ini"Kiki yang kini menggosok-gosok tangannya untuk mendapatkan rasa hangat.
"Nanti juga akan terbiasa"menatap Kiki dengan senyuman.
"Ke sana yuk, ngumpul di sana sama yang lain"menarik tanganku ke arah yang lain.

Kami berdua bangkit berjalan beriringan menuju ke tempat yang lain. Di sana mereka menunggu kami untuk makan.
"Yuk makan dulu. Kalian darimana aja"Riri menatap kami heran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mountain Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang