Bab 6 Denyut

9 0 0
                                    

Malam ini terasa berat bagiku. Tugas kuliah masih menumpuk, masih terus mengerjakannya. Aku tanpa sengaja menemukan buku yang tadi kubawa saat bersantai di taman tadi, segera ku raih benda kecil sedang itu.
Ku buka sembarangan, tepat pada semua tulisan yang bukan tulisanku. Aneh, tulisan siapa ini? Dengan dahi berkerut bingung.

Hanya sebuah tulisan "Ketika seseorang yang dekat dengan kita berada jauh dari pandangan namun ada sinyal kerinduan"

Aku bingun dengan tulisan itu, apa maksudnya? Dahiku making mengerut. Lalu siapa yang menulis ini? Masih terus mencari jawaban pada diriku sendiri. Terbesit sebuah buku kecil yang pernah di ambil oleh Nata, lalu dikembalikan lagi. Apa ini ada hubungannya? Ah sangat menjengkelkan membuatku berpikir. Aku bergegas menuju meja kecil yang terletak pojok samping tempat tidur yang merupakan tempat dimana aku menyusun buku-buku dan beberapa figura. Ku raih buku kecil itu lalu dengan tergesa-gesa membuka setiap lembaran demi lembaran dan tertuju pada sebuah tulisan "Suatu saat kita akan tahu tanda denyut di hati kita". Aku makin terkejut, tulisan itu sama persis pada dua buku milikkuh. Mungkinkah Nata yang menulis semua ini? Terus menerka-nerka.

Aku melangkah menuju ke tempatku tadi duduk mengerjakan tugas, ku raih bukuku yang berukuran sedang. Melihatnya dan memerhatikan tulisannya, tulisannya persis sama. Aku yakin sekali ini Nata yang menulisnya. Tapi apa maksudnya? Ah, rasanya kepalaku makin berdenyut-denyut memikirkannya. Kalau di perhatikan dengan seksama, kedua tulisan itu bisa dihubungkan. Ku perhatikan sedemikian rupa dan hasilnya "
Suatu saat kita akan tahu tanda denyut di hati kita, ketika seseorang yang dekat dengan kita berada jauh dari pandangan namun ada sinyal kerinduan".

Apa maksud semua ini? Hanya itu yang terus berada di dalam otakku. Ku rasakan hatiku bergejolak, jantungku terasa berdetak kencang dari biasanya. Ku letakkan tanganku di dada, merasakan detak jantungku sendiri. Mungkin kah aku? Ah, tidak mungkin. Mana mungkin, aku baru bertemu dia dua kali. Tidak mungkin aku jatuh cinta padanya. Menggelengkan kepala tidak percaya, rasanya mustahil dan aku tidak percaya love at the first sight. Bagiku mana mungkin timbul rasa suka atau pun sayang pada seseorang tanpa adanya kebersamaan yang dirajut lama. Bukankah rasa suka atau sayang muncul setelah kita selalu bersama, menghabiskan setiap waktu bersama. Damn, kenapa semua ini begitu rumit? Aku terus merutuki diriku sendiri tanpa sebuah jawaban yang ku temunkan.
Aku memilih untuk berbaring karena rasanya kepalaku berdenyut tidak karuan, satu detik dua detik dan beberapa menit selanjutnya gelap. Hening

Mountain Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang