***
“Senandung lirih itu tetap milikku. Kenyataan ini membuatku tersadar bahwa aku bukanlah bidadarimu. Bahkan tak akan pernah menjadi sosok berharga dimatamu. Aku kembali layu setelah kau menyiramku dengan air garam. Membuatku harus kembali merintih karena luka itu semakin menganga. Kemudian aku tersadar, aku hanya seorang wanita tanpa arti yang menempel di hidupmu. Di ciptakan hanya untuk mengiris kesyahduan di setiap tangisan yang kau buat. Ini aku. Wanita tanpa melodi kehidupan...”
***
“Kita perlu bicara Grace..” Donghae menarik lengan Hye Jin dengan cepat. Pria itu sama sekali tak menghiraukan makian Hye Jin untuknya. Sementara tangan kiri Hye Jin tak henti-hentinya meronta memukul dengan keras tubuh tegapnya.
“Apa yang kau inginkan, brengsek..” Donghae tak bergeming. Ia berjalan lurus kedepan, ia tak peduli jika wanita yang diseretnya berulangkali memukul lengannya. Mereka perlu tempat untuk berbicara dan itu tidak disini.
Sementara itu Yong Hwa terus mengikuti mereka. Entah kenapa, ada yang menggelitik rasa penasarannya. Ia mengenal pria itu. Pria itu adalah suami dari sepupunya, yang sekarang tengah berada di Seoul. Kehamilannya membuat Na Young tidak di perbolehkan melakukan penerbangan. Lagi pula ini dalam kunjungan bisnis, ia tahu jika wanita itu sama sekali tak tertarik. Dan sebuah pandangan langkah ini menarik perhatian pebisnis muda itu. Ia sama sekali tak mengetahui jika Donghae mengenal Hye Jin. Ia tahu jika Donghae itu adalah seorang casanova sebelum ia menikah, tapi ia sama sekali tidak tahu jika Hye Jin masuk dalam jajaran wanita yang pernah di kencani pria itu. Dan hal ini kontan saja semakin membuat rasa penasarannya melambung. Setidaknya ia butuh pengalihan dari seberkas kecemburuan yang baru saja ia rasakan.
“Kau mau membawaku kemana?? Haahh..!!” Hye Jin berteriak, saat mereka telah berada di depan lift.
“Kita perlu bicara Hye Jin-ah. Dan Kumohon hentikan teriakanmu.” Ucap Donghae cepat. Hye Jin menatap garang Donghae yang masih menggenggam lengannya. Ia membuang nafasnya kasar. Ingin rasanya ia mencabik-cabik pria itu sekarang juga.
“Lepaskan tanganmu dari atas tubuhku.” Donghae menoleh sekilas. Melemparkan tatapan tak bersahabatnya pada Hye Jin yang juga melakukan hal yang sama. Donghae menarik nafasnya, dan segera melepaskan cengkraman tangannya dari wanita itu.
Yong Hwa menatap dari kejauhan. Dan segera beringsut dari tempatnya saat kedua orang itu telah menghilang kedalam lift. Ia menatap layar yang berada di atas pintu lift itu memperhatikan dengan jelas, lantai mana yang di tuju kedua orang yang di kenalnya. 15. Angka di atas sana berhenti dengan jelas di angka 15. Dan itu berarti mereka menuju lantai 15 hotel ini. Yong Hwa segera memasuki lift yang berada di sebelah lift yang baru saja di gunakan Donghae dan Hye Jin untuk menghilang. Dengan segera ia memencet angka 15 pada tombol yang berada di samping dinding lift.
TRIING
Donghae kembali membimbing langkah Hye Jin untuk terus mengikutinya. Mereka telah sampai di kamar nomor 1103 di lantai 15 hotel mewah ini. Donghae segera membuka pintu kamar itu. Ia masuk terlebih dahulu. Hye Jin hanya mengeram pelan sambil mengikuti tubuh Donghae yang telah berada lebih dahulu di dalam kamar.
Yong Hwa segera keluar dari dalam lift setelah pintu itu benar-benar terbuka. Ia mengedarkan pandangannya. Dan ia bisa melihat ada Sebuah pintu kamar baru saja tertutup. Dengan segera Yong Hwa melangkahkan kakinya menuju pintu itu. Namun sial bagi Yong Hwa, pintu itu telah tertutup rapat. Sebelum ia mengetahui siapa yang baru saja masuk kedalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON IN LOVE
ФанфикBagi Kyuhyun, Naemi adalah kebetulan berengsek yang kemudian menjadi takdirnya. Baiklah, saat semua memaksanya menikah. Kyuhyun akan menikahinya. Tapi jangan salahkan dirinya, bila derita yang kan menjadi makanan wanita itu. Karena sejujurnya, Kyuh...