Charter 13 : Tidak !!!!

243 4 2
                                    

Kata Tidak itu bukan berarti kata bukan yang tidak mungkin bukan. Tetapi Kata bukan yang berarti tidak untuk benar benar tidak "

_ Kata gak jelas _

___________________________________

Suasana makan kali ini begitu berbeda, aku merasakan keluarga yang sempurna sedang duduk bersama dan menikmati makan siang dengan lengkap. Ada papa, Mama, Aku dan ka ronal yang menggantikan posisi kaka ku yang sedang kuliah. Walau 2 orang adikku yang lain tidak bergabung di meja makan ini. Setidaknya aku merasakan hal yang berbeda.

Ka ronal sudah selesai makan dan ia hendak menaruh piring di tempat cucian piring. Aku mengikuti, karena akupun sudah selesai makan. Namun, tak akan ku biarkan ka ronal mencuci piringnya sendiri untuk hari pertama datang kesini.

" ka ronal. Biar dimas aja yang cuci ". Ucapku sambil menyerobot piring kotor yang ada di tangan kanannya.

" eh. Apaan sih. Biasanya juga cuci sendiri. Gak usah gitu amat kali de.
Ucapnya.

" ya elah biasa juga panggil nama. Ngapa jadi ade manggilnya ". Kataku menanyakan.

" ya udah kalau gak mau di panggil ade. Gue panggil kunyuk ya " ucapnya meledek lalu meninggalkan.

Ka ronal memang seperti itu, ada aja sifatnya yang berubah. Dan ia semakin terlihat baik.

Selesai mencuci piring dan merapihkan meja makan. Aku menaiki tangga dan menuju ke kamarku. Ternyata ka ronal menempati kamar ka Doni. Tepat berada di sebelah kamarku. Dan mungkin ini adalah ide bagus untuk aku bisa belajar bersama ka ridho. Karena bagaimanapun dia itu pintar bagi bahasa inggrisnya dan ipanya.
Aku jadi tak sabar untuk sekolah bareng dengan ka ridho.

Masuk kekamar. Aku bingung mau melakukan apa. Mau membaca komik. Semuanya sudah ku baca. Belum ada komik baru yang ku beli.  Mau belajar . ujian masuk SMA sudah selesai. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar ka ridho.

" tapi, mau ngapain ? Alasan apa kesana. Walaupun kita adalah saudara sepupu. Jarang sekali aku berkabar dengannya ". Pikirku dalam hati.

" Ah setidaknya aku harus kesana. Kali aja. Ka ridho bisa menghibur aku yang sedang bingung " sambungku dalam hati.

Aku mengetuk pintu kamar ka ridho. Kemudian ia menyuruhku untuk masuk. Aku dorong pintu kamar ka ridho dan ku langkah kan kakiku untuk masuk ke dalam.

"Ka ridho. Gue bete nih ". Ucapku sambil duduk di kursi dekat meja belajar.
" bete kenapa lu ? " tanyanya kepadaku. Kemudian membalikan badan ke arahku sambil berusaha memakai baju.

" Tidak !! Kenapa aku masuk saat dia baru selesai mandi. Seharusnya kan dia gak menyuruhku masuk sampai dia benar benar pakai baju. Kalau gini kan. Aku jadi melihat burungnya yang tercetak dari handuk itu. Mana besar dan panjang lagi " Ucapku dalam hati.

" bete aja ka " Jawabku sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.

" kenapa lu nutup mata ?". Tanyanya lagi saat melihatku menutup mata.

" lu ya ka. Bukannya jangan suruh masuk dulu kalau belum selesai pake baju, gak tau malu amat". Jawabku sedikit emosi.

"Lah kan lu ade gua. Dan lu laki laki kan. Masa gua harus malu ". Ucapnya.

" Benar juga mana ada laki laki malu dengan sesama laki laki ya. Tidak !!! Kalau gini aku takut ka ridho mikir aku gimana gimana lagi ". Pikirku dalam hati.

" ya malu aja ka. Takutnya melorot. Masa gue harus liat burung lu ". Kataku lalu meninggalkan kamar ka ridho.

Sesampainya dikamar. Cetakan burung itu teringat ingat di pikiranku. Dia seakan membuatku gagal fokus dengan membuat pikiranku menjadi kotor. Bahkan, aku membayangkan besar dan panjangnya kalau burung itu sedang hormat. Entah, apa aku benar benar suka pria. Aku belum bisa pastikan. Yang jelas pikiran ini tidak boleh aku biarkan.

Tok_tok_tok
Suara pintu terketuk.

" dimas, gua boleh masuk ?". Tanya ka ridho. Ternyata yang mengetuk pintu adalah ka ridho.

" ia boleh ka". Jawabku.
Ka ridho masuk ke kamarku. kemudian ia meminta maaf dan janji tidak akan seperti itu lagi.

" maaf ya. Bukan gua gak sopan. Tapi biasanya memang sesama lelaki gak papa ko. Lagian gak liat ini kan. Kaka kan masih pakai baju dan pakai handuk buat nutupin. Tapi, kalau menurut kamu salah. Ka ridho minta maaf ". Ucapnya lalu pergi.
Tapi sebelum ia menutup pintu kamarku. Aku berkata, " ka ridho, gue yang minta maaf. Soalnya gue gak bisa bayangin aja kalau tuh handuk lepas ".

Ka ridhopun tersenyum.
Lalu pergi dan menutup pintu kamarku.

Berasa ada yang aneh dengan diriku. Apa aku benar benar berbeda. Tidak!! Tidak boleh!!

Sekali tidak. Aku tetap tidak boleh sampai seperti itu.

Diantara Pria Dan Wanita Ada Waria : Book 1 _ Prostitusi PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang