01

3.7K 157 4
                                    

Hari senin, hari dimana untuk memulai aktivitas rutin kembali. Seperti bersekolah, bekerja dan yang lainnya. Kata orang, hari senin merupakan hari yang menyebalkan. Kalimat itu sangat kontra dengan gadis berambut panjang kecoklatan yang sudah siap berangkat bekerja.

Masih sangat dini untuk matahari menampakkan sinarnya. Bahkan para ayam tetanggapun masih bermimpi indah. Tapi tidak dengan gadis bernama Jeon Jungkook ini. Ia sudah melangkahkan kaki mungilnya menuju kedai 24 jam tak jauh dari rumah.

Kedai makanan milik Bibi kang, tetangga Jungkook yang buka 24 jam membuatnya kewalahan. Ia ditugaskan mengantar sarapan sebelum subuh sampai pukul 9 pagi. Bukan sang empunya kedai tega, tapi memang sudah ada yang memesan sebelum subuh. Jadi mau tidak mau ya Jungkook harus mau, karena dia sendiri yang mengambil sift pagi.

"Bibi, aku pergi dulu" Pamit Jungkook.

"Iya, hati-hati" Sahut Bibi Kang.

Pagi ini Jungkook mengantar 30 box makanan untuk para pekerja proyek belakang kedai.

"Pak Lee, ini pesanannya. 30 box sarapan" Jungkook meletakkan box dan menerima uang sesuai pesanan.

"Terima kasih Jungkook"

Semua pelanggan setia kedai sudah mengenal Jungkook. Ia kembali ke Kedai untuk mengantar kloter kedua. Biasanya dalam sekali sift dia mengantar 2 sampai 3 kloter bahkan lebih. Itu hanya Jungkook, belum staff yang lainnya.

Kedai bibi Kang memang sudah sangat terkenal. Lebih banyak pesan antar daripada makan di tempat.

"Jungkook, sebelum mengantar, kau harus sarapan dulu" Perintah bibi Kang.

"Tak usah Bi, aku masih kenyang. Yasudah, aku mengantar lagi" Jungkook tak menghiraukan perintah bibi yang hampir setiap pagi. Menurutnya itu membuang-buang waktu. Sampai dia lupa kalau sarapan itu sangat penting untuk tubuhnya.

"Anak itu masih saja susah untuk sekedar makan" Monolog bibi Kang.

Tak terasa sudah pukul 9 pagi. Tugas Jungkook sudah selesai dengan mengantar pesanan sebanyak 4 kloter yang jaraknya lumayan jauh.

Jungkook sengaja mengambil sift pagi agar bisa mengambil pekerjaan paruh waktu lainnya. Dan benar saja, sekarang ia sudah berada di butik ternama milik sahabatnya.

"Sudah pukul berapa ini?! Kenapa pemotretannya belum dimulai juga!" Min Yoongi pemilik butik sekaligus desainer sedang meradang dikarenakan jadwal pemotretan tertunda sampai 2 jam lamanya.

"Maaf nona Yoon, model yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Tadi saya sudah menghubungi manajernya, dan mereka meminta waktu untuk membujuk Bae Irene agar segera datang" Jawab Ha Jiwon sebagai asisten sang empunya butik.

"Apa katamu?! Mereka pikir Irene itu siapa, seenaknya saja mengatur jadwalku. Batalkan saja kontrak dengan mereka. Aku tak peduli! Cepat cari pengganti model wanitanya, ku beri waktu 10 menit. Tidak pakai tawar menawar" Semua staff di studio fotopun terdiam akan takutnya emosi Yoongi.

"Tapi nona..."

"Kau tidak tuli kan?!"

Jungkook mendatangi Yoongi yang duduk sembari memijit keningnya.

"Eonni, tenanglah. Kau membuat semua staff takut. Lihat, mereka kalang kabut mencari model yang bisa datang hanya sekedipan mata" Jungkook menenangkan Yoongi yang masih terlihat emosi.

"Tapi Kook, kau kan tahu sendiri. Aku paling tidak suka membuang-buang waktu. 1 minggu lagi karyaku harus rilis. Astagaa... Kenapa jadi kacau begini sih. Dasar model sialan" Tak lupa Yoongi mengumpat saat ia kesal.

Don't Love Me (TAEKOOK GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang