"Tuan. Tolong jangan lakukan ini padaku. Kumohon"
"Tenang gadis manis, aku tidak akan menyakitimu. Percayalah padaku"
"Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku, keparat! Aaaaakkkk"
Jungkook terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Keringat bercucuran dan tubuh yang terasa lemas.
"Sialan! Kenapa aku selalu bermimpi buruk. Kenapa! Kenapa peristiwa itu tidak pernah hilang dari ingatanku! Aarrgggghhh..."
Air matanya kini turun membasahi pipi tanpa permisi. Dadanya terasa sesak ketika teringat peristiwa kelam yang Jungkook alami.
Kriiiingg.... Kriiiingg.... Kriiiingg...
Dering alarm membuyarkan lamunan Jungkook di pagi buta. Sudah pukul 4 rupanya. Ia bergegas untuk bersiap berangkat bekerja seperti biasa.
Langkah kakinya perlahan mendekati kedai bibi Kang.
"Jungkook??? Kenapa kau ke kedai?"
"Bibi ini bagaimana, aku kan harus bekerja"
"Kau baru pulang dari rumah sakit, bibi tidak mengizinkanmu untuk bekerja"
"Ayolah bi, aku bosan tidak ada kegiatan. Aku sudah sembuh total, sungguh"
Jungkook terus merayu wanita berusia 60 tahunan ini. Merengek agar diperbolehkan mengambil bagian mengantar.
"Baiklah baiklah, telingaku bisa sakit mendengar rengekanmu. Bibi memperbolehkan kau bekerja, tapi tidak disini. Kau ikut Paman mengantar pesanan partai besar di lokasi syuting, dan kau hanya boleh duduk menemani Paman. Mengerti?"
"Pekerjaan macam apa hanya duduk saja. Aku tidak mau"
"Yasudah kau pulang saja"
"Ya ya... Aku akan menuruti perintah bibi. Terima kasih" Jungkook sumringah dan memeluk bibi Kang erat. Akhirnya dia ada kegiatan juga, setelah satu minggu lebih menjadi batu.
3 truk berukuran sedang berisi segala macam makanan siap antar ke lokasi syuting di daerah Sungai Han. Jungkook duduk manis disamping Paman Kang yang sedang menyetir. Mereka mengobrol dan bercanda sepanjang perjalanan.
Jungkook memang sudah sangat lama dekat dengan keluarga Kang. Merasa nyaman bila berada disisi mereka. Memperlakukan Jungkook begitu manis, membuatnya terasa memiliki orang tua kembali.
"Oke. Kita sudah sampai. Sesuai janji, kau tidak diperbolehkan mengangkat apapun. Mengerti Jungkook?"
"Iya Paman, aku mengerti. Tenang saja. Aku akan jalan-jalan disekitar sini"
Paman sibuk menyiapkan makanan dengan para staffnya. Sedangkan Jungkook, sibuk melihat-lihat lokasi yang katanya untuk pembuatan video klip.
"Hei Kau! Kemari!" Suara seorang gadis dengan nada arogannya.
Tak ada respon apapun dari orang yang dituju.
"Hei! Perempuan berkaos putih! Kau yang disana!"
Jungkook merasa terpanggil dengan ciri-ciri yang disebutkan, menoleh ke sumber suara.
'Dia memanggilku??'
Si gadis aroganpun mendekati Jungkook karena kesal perintahnya tak dituruti.
"Kau ini tuli hah?! Ku suruh kemari ya kemari, kenapa hanya diam saja!"
"Maaf, anda siapa?" Jungkook heran kenapa gadis ini marah-marah padanya.
"Woah, beraninya kau! Aku tidak ingin berdebat denganmu karena banyak mata yang melihat. Cepat ambilkan semua peralatanku!"
"Maaf nona, sepertinya anda salah orang. Aku bukan..." Ucap Jungkook terpotong karena kehadiran seorang pria yang menghampiri mereka.
"Irene, ada apa ribut-ribut seperti ini. Kontrol emosimu, banyak orang disini" Kata pria yang baru saja datang dengan gaya casualnya.
"Sayang, aku ingin kau memecatnya sekarang juga. Dia membuatku naik darah" Si gadis arogan menunjuk tepat di wajah Jungkook.
Dua pasang mata kini mengarah ke Jungkook dan dia balas menatap, tapi hanya ke arah si pria yang tak asing baginya.
"Kau?"
Lirih Jungkook. Tanpa ia sadari, langkahnya perlahan mundur setelah melihat pria dihadapannya saat ini. Tangannya meremas bagian bawah kaos dan rahangnya mulai mengeras."Maaf atas..." Kata si pria terhenti.
"Jangan mendekat!" Teriak Jungkook, ia pergi begitu saja meninggalkan sepasang kekasih yang masih terdiam melihat keanehan sikapnya.
"Taehyung oppa, kenapa dia kabur setelah melihat mu? Ketakutan seperti melihat hantu saja. Pasti dia takut akan segera dipecat"
"Kau ini bicara apa, untuk apa memecatnya. Dia bukan staff ku"
"Apa?? Benarkah??"
'Ada apa dengannya? Ketakutan setelah melihatku?' Batin pria yang bernama Kim Taehyung.
💠💠💠💠💠
Sepulang dari mengantar pesanan, Jungkook terlihat pucat. Tak bersemangat sedikitpun. Membuat Paman Kang khawatir, barangkali Jungkook ketempelan hantu Sungai Han, pikirnya.
"Jungkook, kau baik-baik saja?" Tanya Bibi Kang.
"Aku baik bi" Jungkook berpamitan untuk melanjutkan pekerjaannya di butik.
Langkahnya sedikit lunglai menapaki aspal dan pandangannya tertunduk kosong.
Puk!
Seseorang menepuk pundak Jungkook dari belakang.
"Astaga! Eonni mengagetkanku saja"
"Kau ini kenapa, ku panggil puluhan kali sampai tenggorokanku serak. Melamun di jalanan tidak baik untuk gadis seperti mu. Bisa-bisa kau diculik nanti"
Mata Jungkook mulai berair. Sudah tak tahan membendung rasa sakit yang menjalar dihatinya.
"Hei... Hei... Kau kenapa Kook? Kau menangis karena omonganku?"
"Bukan... Rasa sakit dihatiku muncul kembali. Bagaimana ini Eonni, apa yang harus ku lakukan?" Jungkook masih menahan diri untuk tak menangis sejadinya.
"Tenangkan dirimu. Ayo masuk ke mobil, kau perlu menceritakan semuanya padaku"
Alhasil, Yoongi membawa Jungkook ke Pantai. Satu-satunya tempat yang paling nyaman untuk Jungkook bercerita.
Mereka masih berada di dalam mobil, enggan untuk keluar karena teriknya sinar matahari. Menatap lautan yang begitu luas, menghirup udara pantai yang menyejukkan jiwa.
"Ceritalah, itu akan membuatmu lega"
"Eonni..." Jungkook mulai menangis lagi. Bibirnya serasa sulit untuk mengucapkan kata demi kata.
Yoongi sedih melihat Jungkook seperti itu lagi. Terakhir ia melihat momen menyedihkan ini 5 tahun yang lalu, ketika mereka mulai dekat.
Yoongi tak berkata apapun lagi, menunggu Jungkook yang akan bercerita sendiri. Mengusap punggung Jungkook dengan lembut, membuat tangisnya sedikit mereda.
"Eonni ingat peristiwa 5 tahun yang lalu? Tadi pagi aku bertemu dengannya"
"Apa?! Kau bertemu si pria brengsek tanpa nama itu?! Dimana kau bertemu dengannya?! Aku bisa memberinya pelajaran! Cepat katakan padaku Kook"
"Tapi, sepertinya dia tidak mengenaliku"
"Wah! Pria sinting, beraninya dia bersikap pura-pura tidak mengenali mu setelah apa yang dia lakukan padamu"
"Aku takut Eonni...."
"Tenanglah, aku selalu bersamamu Kook"
'Aku berjanji akan membuat si pria brengsek itu menerima ganjarannya!'
TBC.
Kritik dan sarannya kak.
Susah juga ya nulis 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Love Me (TAEKOOK GS)
RomanceIni caraku untuk balas dendam dengan membuatmu jatuh hati padaku - JJK