Lanjutan Flashback - JK POV
Seharian mencari batang hidung suami Lalisa Elizabeth ibuku tak kunjung menemui titik terang. Dimana dia! Menghilang ditelan bumi.
Aku harus menemuinya segera mungkin. Banyak pertanyaan yang akan ku ajukan padanya.
Lelah, tubuh dan hatiku sangat lelah. Mengetahui fakta yang sulit dipercaya. Rasanya seperti petir di siang bolong, tanpa aba-aba dan langsung menyambar. Ternyata, enam bulan terakhir ini keluargaku tidak baik-baik saja.
Hari sudah semakin larut, lebih baik aku pulang saja. Semoga esok menemukan jawaban dari semua pertanyaan di benakku.
"Nona.... Nona Jungkook! Nona..." Bibi Marry berlari mendatangiku saat aku baru melangkah sejengkal memasuki rumah.
"Ada apa bi? Kenapa bibi menangis sesenggukan?" Tanyaku khawatir.
"Nyonyah... Nyonyah sudah seharian tak keluar kamar. Kami sudah mengetuk pintu berkali-kali. Saya takut terjadi apa-apa padanya. Bagaimana ini?"
Aku berlari menuju pintu kamar ibu. Kuketuk dan kupanggil namanya berulang-ulang kali. Tak ada respon apapun dari dalam.
"Kenapa bibi tidak menghubungiku?!" Teriakku kesal.
"Saya sudah menghubungi nona sejak siang, tapi nona tak mengangkat panggilan sama sekali"
70 panggilan dari Bibi Marry, 10 panggilan dari Park Jimin. Yang kulihat dilayar ponsel. Sebanyak itu Bibi menghubungiku dan aku mengabaikannya karena sibuk mencari si tua bangka.
"Paman Josh dan Evans, dobrak saja pintu kamarnya. Sekarang!" Para Bodyguard langsung melaksanakan perintah.
Butuh waktu lama dan banyak orang untuk mendobrak pintu yang begitu kokoh, seakan ingin melindungi sang empunya di dalam sana.
Sudah 30 menit mereka berhasil membuka pintunya paksa. Gelap, tak ada cahaya dan tak terlihat apapun di dalam."Ibu..." Lirihku pelan.
Salah satu Maid menyalakan saklar lampu dan objek pertama yang kulihat.
"Ibu!"
Sontak tubuhku lemas seketika, terduduk di lantai marmer yang dingin. Para Maid menangis hebat, tak berani menatap pemandangan yang begitu mengerikan. Dan para Bodyguard melangkah perlahan, menurunkan jasad ibuku yang tergantung.
Kenapa? Bukankah tadi pagi ibu baik-baik saja. Bukankah dia sudah mulai tertawa bersamaku. Kenapa ibu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya seperti ini. Kenapa ibu tak ingin berbagi kesedihannya padaku. Kenapa?
Aku hanya bisa menangis, memeluk tubuhnya yang sudah pucat membiru. Tak ingin melepas pelukanku, tak ingin melepas ibuku pergi.
"Ibu! Tolong jangan tinggalkan aku! Ibu! Sadarlah, kumohon. Ibu...!! Jangan pergi!"
Pandanganku mulai kabur tak jelas. Sesak, sudah tak ada ruang untuk bernafas dan kesadaranku mulai hilang.
...
Saat mataku masih terpejam, kurasakan belaian lembut seseorang di kepalaku. Aku berdoa, semoga saja semua ini hanyalah mimpi buruk.
"Kookie sayang, bangun nak" Menerka siapa pemilik suara ini, dan berharap suara ibu.
Dan memberanikan diri membuka mata.
"Akhirnya kau bangun juga. Semua orang sudah menunggumu di luar. Ayo keluar bersama nenek"
Kecewa karena tak sesuai harapan. Nenekku Jennie Elizabethlah yang sedari tadi membelai rambutku lembut.
Mereka menungguku? Siapa yang nenek maksud? Dan kenapa beliau tiba-tiba ada dirumahku?
Nenek, Kakek, Saudara-saudara Ibu dan para Maid semua berkumpul di rumahku dan kompak mengenakan pakaian berwarna hitam. Wajah yang sendu dan air mata menetes tak henti menghiasi seisi ruangan saat ini.
Nenek menuntunku perlahan menuju ruang tengah yang dipenuhi karangan bunga. Kedua mataku menangkap peti berwarna putih yang begitu menyita perhatian.
Aku tak berani mendekat. Tolong siapapun hentikan langkahku. Tanpa permisi, air mata yang sudah lama kutahan mulai mengalir deras. Mulutku terkunci rapat, tak bisa berkata apapun.
Benar saja, yang ku takutkan setelah membuka mata, ibuku terbaring di dalam peti. Mengenakan pakaian senada dengan tempat tidurnya kini. Wajahnya yang pucat, tak ada senyum dibibirnya, mengisyaratkan kesedihan dan kesakitan yang begitu dalam di hatinya.
Aku hanya bisa menatapnya dalam dan terdiam. Sampai ibuku dibawa masuk ke dalam mobil menuju pemakaman.
Kini, hanya namanya yang terukir dibatu nisan yang bisa kulihat. Aku masih setia duduk disampingnya, sementara orang-orang mulai pergi satu persatu.
"Ibu... Kenapa jadi seperti ini? Kenapa kau pergi begitu saja. Kenapa kau tak menceritakan apapun padaku? Kau tahu, ini kado terburuk yang pernah kudapat"
Dadaku begitu sesak, melihat orang yang sangat kusayangi pergi untuk selamanya.
"Maafkan aku, bu. Aku belum sempat membahagiakan mu. Maafkan aku. Kumohon maafkan aku"
Tangisku semakin menjadi. Rasanya seperti tertusuk pedang di jantungku.
Rasa benciku mulai menjalar, semua kejadian ini Jeon Sehunlah yang patut disalahkan. Dia harus bertanggung jawab atas kematian istrinya!
...
Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt...
Park Jimin is calling.Sudah 2 hari aku tak merespon panggilan dan pesan singkatnya. Apa dia sudah pulang ke London? Entahlah, tapi maaf, saat ini aku tak ingin diganggu
Hari ini, Kakek dan Nenek tinggal bersamaku di rumah yang sudah kehilangan kedua tuannya.
"Selamat ulang tahun sayang" Mereka memelukku erat.
Ah, aku sampai lupa kalau hari ini aku berulang tahun. Apa aku pantas berulang tahun disaat ibuku sudah tiada? Apa aku pantas untuk tersenyum saat semuanya hancur? Apa ini adil untukku?
Kupikir air mataku sudah surut tak tersisa. Nyatanya, aku tidak bisa berhenti menangis.
"Sudah... Sudah... Tenangkan dirimu. Jangan merasa sendiri, masih ada Kakek dan Nenek. Kami sangat menyayangi mu sayang. Kau satu-satunya cucu yang kami punya. Mulai besok, kau tinggal bersama kami ya, hmm?" Tawar Nenek.
Aku menuruti semua kemauan mereka. Tapi, ada satu hal lagi yang harus kupastikan. Menemukan si tua bangka sialan itu!
Satu-satunya orang yang tahu dimana keberadaan dia hanya Kim Taehyung. Ya benar, dia orangnya! Ayahku menjual semua aset padanya. Aku harus bertemu orang yang bernama Kim Taehyung!
TBC.
Jangan sungkan untuk kritik dan sarannya kak. 😘💜
Barangkali ada pertanyaan, silahkan waktu dan tempat dipersilahkan untuk teman-teman semua 💜💜💜
![](https://img.wattpad.com/cover/160646801-288-k479146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Love Me (TAEKOOK GS)
RomanceIni caraku untuk balas dendam dengan membuatmu jatuh hati padaku - JJK