"Astaga! Aku terlambat bangun"
Tak percaya objek pertama yang Jungkook lihat, jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Baru kali ia didahului matahari dan ayam tetangga yang sudah berkokok.
Bergegas mandi dan berdandan seadanya. Lebih tepatnya Jungkook malas berdandan. Mengenakan jeans hitam dan atasan kaos oversize berwarna kuning terang, tak lupa tas selempang kecil dan sneaker hitam kesukaannya. Seperti itulah tampilan Jungkook sehari-hari. Ia tak sempat memikirkan esok akan pakai apa, yang penting di lemari pakaiannya masih ada baju yang membuatnya nyaman.
Tak henti Jungkook mengumpat dalam hati sepanjang jalan menuju kedai.
'sialan. Ini semua gara-gara ucapan Eonni semalam. Aku sampai tidak bisa tidur'"Selamat pagi bi" Sapa Jungkook pada bibi Kang yang sibuk mondar mandir.
"Astaga Jungkook, aku menghubungi mu sampai puluhan kali tapi tak ada respon. Kupikir kau sakit"
"Maaf bi, aku terlambat. Hehee" Jungkook menyengir kuda.
"Syukurlah kau baik-baik saja"
Karena Jungkook terlambat, ia tak ditugaskan untuk mengantar pesanan. Bibi memintanya berjaga di kedai saja, karena semua pesanan sudah diantar staff lain.
"Kook, makanlah dulu. Setelah itu kau mulai bekerja. Tidak ada penolakan" Perintah bibi mutlak.
Bibi selalu menyuruh Jungkook untuk sarapan di kedai saja, tapi selalu ia tolak. Merasa tak enak hati, karena dia staff perempuan yang paling dispesialkan bibi Kang. Beliau sudah menganggap Jungkook seperti anaknya sendiri.
Setelah selesai makan, Jungkook bekerja membawakan pesanan pelanggan yang makan ditempat.
Braakk!
Mangkuk nasi yang Jungkook bawa tiba-tiba saja terjatuh dan mengenai baju pelanggan.
"Maaf Tuan, saya minta maaf tidak seng..... aja"
Bukannya membersihkan tumpahan nasi yang berceceran di meja, Jungkook malah termangu melihat pelanggan di depannya.5 detik bertatap muka, Jungkook tersadar dan kabur pergi dari kedai.
"Jeon Jungkook! Berhenti disana!" Rupanya seorang pria yang tadi di kedai mengejar Jungkook dari belakang.
Dia tak menghiraukan panggilan itu. Langkahnya terus dipercepat, tapi seseorang menangkap tangannya.
Grep!
Pria itu menggenggam tangan Jungkook erat. Membuatnya saling bertatap muka lagi.
"Benar, kau Jeon Jungkook" Kata Pria tersebut.
"Maaf anda siapa?"
"Jangan berpura-pura Kook, 5 tahun menghilang membuatmu melupakanku? Yang benar saja"
"Lepaskan tanganmu atau aku teriak disini" Ancam Jungkook.
Sang Pria malah menyeret Jungkook ke arah taman kota, tak jauh dari kedai. Mereka duduk dibangku taman.
Hug.
"Lepaskan Park Jimin!" Jungkook mendorong pria yang tiba-tiba saja memeluknya.
"Syukurlah, kau masih ingat padaku. Kau tahu, aku sangat merindukanmu. 5 tahun aku mencarimu di London sampai Korea. Tak kusangka kita bertemu disini"
"Berhenti seolah kau baik padaku dan jangan menemui ku lagi" Jungkook meninggalkan pria yang bernama Park Jimin itu seorang diri.
'rupanya dia masih membenciku' Dalam hati Park Jimin.
Jungkook kembali ke kedai untuk berpamitan pada bibi Kang, melanjutkan pekerjaannya di butik.
Hari ini dia tidak ada mood sama sekali, bertemu dengan seseorang yang tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun.
"Hei! Masih pagi sudah melamun saja. Kenapa? Kau sedang memikirkan tawaranku untuk ikut kencan buta?" Kata Min Yoongi.
"Tidak. Aku tidak ingin ikut kencan konyol itu. Sudah ya, aku lanjut bekerja dibawah. Banyak pelanggan hari ini"
"Jungkook! kenapa kau marah padaku?" Teriakan Yoongi tak direspon Jungkook.
Jungkook bekerja dengan pikiran dan hatinya yang tak menentu.
'Kenapa tiba-tiba saja dia muncul dihadapanku? Park Jimin sialan, apa maumu'
"Permisi... Saya sedang mencari gaun untuk pesta. Permisi...." Ucap seorang pelanggan.
"Ah... Iya. Maaf nona. Saya ambilkan gaun yang anda cari. Sebentar" Jungkook bergegas mencarikan gaun sesuai keinginan pelanggan.
Sudah pukul 3 sore. Saatnya Jungkook melanjutkan pekerjaannya di Caffe. Tapi, tubuhnya mematung setelah melewati pintu keluar butik.
"Jungkook! Ayo ikut denganku. Ada yang ingin aku jelaskan" Park Jiminlah yang membuat Jungkook seperti itu.
"Tidak mau! Tidak ada yang perlu kau jelaskan padaku! Ku bilang jangan menemuiku lagi!"
Park Jimin memaksa Jungkook untuk masuk ke mobilnya. Melaju dengan kencang entah kemana, Jungkook tak tahu. Ia hanya diam, tak bersuara sepatah katapun.
30 menit sudah, Park Jimin membawa Jungkook ke Pantai. Tempat kesukaan si gadis kelinci dari dulu.
"Jeon Jungkook. Bagaimana kabarmu sekarang?"
"Menurut mu?"
"Kook, aku benar-benar minta maaf atas kejadian 5 tahun yang lalu. Yang kau lihat tak seperti apa yang kau pikirkan. Aku bersumpah"
"Park Jimin-ssi, maaf aku sudah tak tertarik dengan masa lalu. Aku mau pulang saja"
Jimin menahan lengan Jungkook agar tak meninggalkan mobil.
"Kau tahu! Selama 5 tahun kau membuatku gila! Mencarimu kesana kemari seperti orang bodoh. Menghubungimu tak bisa, ke rumahmu tak ada. Kenapa kau tak mau dengar penjelasan ku lebih dulu?"
"Seseorang yang berselingkuh tepat didepan mata kekasihnya, menurtmu apa yang perlu dijelaskan? Ah... Menjelaskan kalau kau benar-benar berselingkuh?"
"Dengarkan aku sekali ini saja. Irene memang mantan kekasihku, tapi aku bersumpah, aku tak ada hubungan apapun dengannya. Aku hanya memberikan pelukan selamat padanya. Waktu itu dia akan pulang ke Korea untuk bertunangan"
'Apa aku harus mempercayai kata-katanya?'
"Sampai sekarang pun aku masih mencitaimu Kook"
"Tapi aku sudah tak ada rasa apapun denganmu. Aku harus kembali ke Seoul! Aku harus bekerja"
'Baiklah, aku akan membuatmu kembali mencintaiku' Jimin optimis.
TBC.
-Kritik dan sarannya. Terima kasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Love Me (TAEKOOK GS)
RomanceIni caraku untuk balas dendam dengan membuatmu jatuh hati padaku - JJK