Aku,
Aku lebih rapuh dari biasanya
Kemarin ku cium tangan ayah bunda tanpa seucap apa-apa
Ku langkahkan kaki menjauh dari pintu
Kata mereka,
Tak ada secuil senyum diwajahku
Aku,
Aku lebih rapuh dari biasanya
Lebih rapuh dari kayu yang digerogoti rayap-rayap disudut sana
Diuji bertumpuk-tumpuk gunungan prahara
Pun silih berganti perkara-perkara
Aku,
Aku lebih rapuh dari biasanya
Di kepalaku segalanya beku
Buntu..
Tak ku temui temaram lilin yang menyala
Sekalipun dihujani paksa,
Sia-sia..
Aku,
Aku lebih rapuh dari biasanya
Bagai ranting kering yang patah terinjak kaki-kaki manusia
Menuturkan kata hati yang tak sempat terucap pada api
Hingga membentengi diri dari suara tawa yang menyakiti
Aku,
Aku lebih rapuh dari biasanya
Bahkan untuk berpura-pura saja aku tak bisa
Seperti biasanya
Melipat duka, menggelar suka
Mama pun turut meneteskan air mata pada akhirnya
Aku akan pulang dengan lapang
Aku akan kembali dengan berita bahagia
Seperti maumu aku akan pulih seperti sedia kala
![](https://img.wattpad.com/cover/124871384-288-k352579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Senja
PoetryKeegoisan yang kita lakukan terletak pada hati. Dimana kamu yang tak pernah membuka hatimu untukku dan aku yang sudah menutup hatiku bagi siapapun itu selain kamu.