Live With A Bad Boy | 10

90.5K 4.6K 27
                                    

Aresha terbaring di UKS, kalian tentu tau siapa yang membawanya ke sana. Dan tebakan kalian 100% benar, dia itu Dehaan. Sementara Aresha berbaring sambil melihat ponselnya, Dehaan benar-benar menghajar Jefri.

"Gue kan udah bilang, gue itu ga sengaja. Bucin amat lo!" kata Jefri.

Dehaan memberi satu pukulan lagi, "Siapa yang lo bilang bucin?!"

"Ya elo lah!" kata Jefri lalu tertawa dan segera pergi sebelum Dehaan kembali memukulnya.

Sementara Gita dan Hana menemani Aresha sembari ikut berbaring di kasur UKS yang lain, Aresha terlihat baik-baik saja. Dan rasa peningnya juga sudah hilang. 

"Gila juga si Dehaan. Sampai mukulin si Jefri." kata Gita.

"Dia kayaknya suka sama lo deh, Sha. Gue sejuta persen yakin deh!" lanjut Gita.

Aresha menoleh pada Gita, ia mendengus. "Dari mana lo bisa fikir begitu?. dia mungkin baik begitu karena gue tetangganya."

Tetangga?. Sudah yang keberapa kalinya Aresha berbohong.

"Hm, bener juga sih. Tapi--"

"Udahlah, Gitaa.. Gue bahkan baru tiga hari kenal sama dia. Ga mungkin 'kan dia langsung suka sama gue?." 

Gita terdiam, sebenarnya perkataannya itu bukanlah tanpa alasan. Tapi karena selama tiga hari ini Dehaan benar-benar memperhatikan cewek itu.

Hingga tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat lalu mengetuk pintu UKS. 

"Sha!" itu suara Dehaan.

Aresha meringis, "Ngapain dia ke sini sih?!" Aresha menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

Hana segera membuka pintu, dan berdiri di hadapan Dehaan. "Aresha lagi tidur." dusta Hana.

"Oh?, bagus deh. Tapi gue mau masuk, permisi." kata Dehaan, Hana mengedikan bahunya dan memberi lewat.

Dehaan duduk di sisi kasur Aresha, ia menaikan sebelah alisnya melihat Aresha terlihat tidak nyaman di balik selimut itu. Dehaan tidak yakin cewek itu benar-benar sedang tidur.

"Sha." Panggil Dehaan.

Aresha hanya diam sembari memejamkan matanya, benar-benar berusaha untuk tidur. Tapi ia sedikit tersentak begitu Dehaan menepuk pahanya yang tertutupi selimut, segera saja Aresha menendang cowok itu dengan lutut, dan membuat seolah-olah itu adalah hal alami yang dilakukan seseorang yang sedang tidur.

"Sha, gue ga yakin lo tidur deh." kata Dehaan lalu berusaha menarik selimut, tapi ditahan oleh Aresha.

"GITAA!, HANAA!" teriak Debi dari luar UKS.

Gita meringis kesal, lalu mengajak Hana ikut bersamanya keluar. 

"Dehaan, gue pergi dulu sama si Hana. Pintunya gue buka! Takutnya kalian ngapa-ngapain." 

"Siapa juga yang mau ngapa-ngapain?!" kata Dehaan.

Gita dan Hana tidak menjawab, tapi langsung keluar dan menemui Debi. Pasti ini tentang ujian ulangan Kimia mereka.

"Sha." Panggil Dehaan, ia menarik selimut lagi tapi kembali ditahan oleh Aresha.

Dehaan mendenguskan tawanya, "Oke, lo tidur aja. Gue bakalan duduk disini, sampai lo bangun." kata Dehaan sembari menepuk paha Aresha yang berada di balik selimut.

Hingga Aresha merasa tidak nyaman dan segera menyibakan selimut, dan duduk dengan tegak sembari menatap kesal pada Dehaan.

"Apa?!, jangan pegang-pegang paha gue!" Aresha menepis tangan Dehaan.

"Lah?, emangnya tadi gue pegang paha lo?" tanya Dehaan bingung.

"IYA!" teriak Aresha.

"Kalau gitu berarti gue ga sengaja. Lagipun gue ga megang ya, cuma nepuk aja." elak Dehaan.

"Terserah, apapun alasan lo. Tetep aja tangan lo yang tidak steril itu nyentuh paha gue, walaupun dari selimut. Sekarang pergi lo menjauh dari sini! gue mau tidur." kata Aresha kembali berbaring dan menarik selimut.

"Jadi kalau gue cuci tangan, gue boleh nyentuh paha lo, gitu?" tanya Dehaan sembari tertawa, menggoda Aresha.

"Ya enggak lah!. Lo pikir gue cewek apaan!, pergi sanaa!" kata Aresha mendorong Dehaan dengan lututnya.

"Enggak. Gue mau di sini aja." 

Ah! sudahlah. Aresha tidak akan bisa tidur jika Dehaan terus menerus melihatnya seperti itu, jadi Aresha kembali duduk dan menatap Dehaan.

"Sekarang, gue mau nanya sama lo. Kenapa lo terima aja kalau Mama Papa gue nyuruh gue tinggal di apartemen lo?. Kenapa lo gak nolak aja?" tanya Aresha.

Dehaan membasahi bibirnya, lalu pindah duduk di sofa.

"Lo penasaran aja, atau penasaran banget?!" tanya Dehaan lalu tertawa.

Aresha mengerinyitkan alisnya kesal. "Apaan sih, ga jelas. Kasih tau aja deh. Atau jangan-jangan elonya aja yang mesum, makanya lo mau gue tinggal sama lo." tuduh Aresha.

"Kalau gue mesum, gue ga bakalan biarin lo ngomel-ngomelin gue sekarang. Dan gue ga bakalan duduk di sini, gue bisa aja bikin kita ngelakuin hal lain." ucap Dehaan.

Aresha terdiam, dan wajahnya memerah. Bagaimana bisa Dehaan membalas tuduhannya dengan serius seperti itu. Dan tiba-tiba Dehaan tertawa, tapi tawanya cukup membuat Aresha merasa tidak nyaman sekarang.

"Lo liat 'kan?, gue bahkan ga bilang apa-apa, tapi elo udah ketakutan gitu." kata Dehaan.

"Siapa yang ketakutan sih?. Gue cuma gak suka aja, elo bahas-bahas itu." Aresha menautkan jemarinya.

"Lo yang mulai, Sha."

"Ah! udahlah, jawab aja sih. Apa alasan lo?, apa karena orang lain?" tanya Aresha penasaran.

"Iya. Tapi dia bukan orang lain juga sih." jawab Dehaan.

"Siapa?!"

Aresha mulai penasaran, dan ia harap Dehaan mau menjawabnya.

"Lo. Karena orang yang bakal tinggal di apartemen gue itu elo, Aresha. Kalau orang lain, gue ga bakalan mau."

--

Don't forget to vote and comment!🖤

Live With A BadBoy✔️[sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang