Aresha tengah berbaring di tempat tidur, memeluk bonekanya. Sementara Dehaan tengah duduk di meja belajar sambil menggunakan laptop, Aresha tidak tahu apa yang biasa cowok-cowok lakukan dengan laptop. Tapi kelihatannya Dehaan begitu serius.
Hingga cowok itu berdiri dari duduknya dan melangkah ke luar kamar, Aresha melirik ke arah laptop yang sudah dimatikan. Aresha segera pergi keluar untuk menemui Dehaan.
"Dehaan. Boleh gak gue pinjem laptop lo?" tanya Aresha.
Aresha tidak punya laptop, ia hanya punya sebuah ponsel.
"Gak."
Aresha menganga tak percaya mendengar jawaban itu, segera saja Aresha melangkah menuju Dehaan yang tengah berada di sofa. Cowok itu sibuk dengan ponselnya.
"Dehaan, pinjem laptop lo sebentar aja. Serius deh." pinta Aresha.
"Untuk apa sih?" tanya Dehaan.
"Gue mau nonton drakor." jawab Aresha lalu tersenyum semanis mungkin, agar Dehaan luluh dan mau meminjamkan laptop padanya.
"Jangan periksa yang lain." kata Dehaan.
Jadi itu artinya boleh?. Tapi tunggu, periksa yang lain? maksudnya apa.
"Boleh nih?" tanya Aresha memastikan.
Dehaan hanya menganggukkan kepalanya, sementara Aresha bersorak senang dan segera ke kamar. Mengambil laptop Dehaan dan segera berbaring di kasur sembari mencari drama korea yang ingin ia tonton.
"Aresha!" panggil Dehaan.
Aresha berdecak kesal, lalu segera turun dari tempat tidur dan berlari menemui Dehaan.
"Apa?" tanya Aresha ketus.
"Gue berubah pikiran, gue perlu laptop gue sekarang." kata Dehaan sembari mengadahkan tangannya, meminta Laptopnya pada Aresha.
"Ih, tadi katanya boleh-"
"Buruan." Dehaan menyela omongan Aresha.
Aresha melangkah dengan kaki yang sengaja di hentak-hentakkan dengan kesal lala mengambil laptop Dehaan, dan memberikannya pada cowok itu.
"Nih. Gue padahal mau minjem sebentar doang." kata Aresha.
"Itu pasti gak lebih penting, dari urusan gue." kata Dehaan.
"Emangnya lo mau ngapain?" tanya Aresha.
"Bikin PR." jawab Dehaan.
"PR?" Aresha panik, pasalnya ia sama sekali tidak tahu jika ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mereka.
"Ini beberapa minggu yang lalu, sih. Gue belum ngumpulin." Kata Dehaan.
"Kalau gitu, gue mesti buat juga nggak?" Tanya Aresha.
Dehaan mendongak, menatap cewek itu. Lalu tersenyum penuh maksud. "Ga apa-apa juga sih." kata Dehaan lalu memberikan Laptopnya pada Aresha.
"Buatin PR gue." kata Dehaan lalu berdiri dari duduknya dan menatap Aresha yang tengah menatap marah sembari memegang laptopnya.
"Masa gue yang bikinin PR lo?! Yang bener aja." ucap Aresha tak terima.
"Lo mau minjem laptop gue 'kan?, ya udah sekalian bikinin PR gue." kata Dehaan lalu menepuk puncak kepala Aresha.
"Makasih." lanjut Dehaan kemudian segera berlalu dari sana.
Aresha merengek kesal, ia mendudukan tubuhnya sambil melihat laptop Dehaan yang menampikan sebuah file microsoft yang sedang terbuka.
Aresha membaca lampiran pertama yang sudah di kerjakan Dehaan, itu tugas Kimia materi Termokimia. Dan juga di sana tertulis, bahwa yang harus ditampilkan adalah hal-hal yang berkaitan dan contoh dari materi tersebut.
Mau tidak mau Aresha mulai mencari materi itu satu per satu kemudian menyalinnya ke file. Sementara Dehaan melangkah ke arahnya dan duduk tepat di sampingnya sembari menggunakan ponselnya.
"Bisa gak sih, jangan duduk di samping gue." kata Aresha tak terima.
"Ini apartemen gue, suka-suka gue dong mau duduk di mana aja." ucap Dehaan.
Aresha hanya diam, sementara Dehaan sesekali melirik ke arah laptopnya. Aresha benar-benar mengerjakan tugasnya. Kemudian, Aresha menyimpan file itu, dan menatap tajam pada Dehaan.
"Udah selesai, sekarang gue mau ke kamar." kata Aresha.
Dehaan kembali menahan Aresha, "Duduk di sini aja. Gue gak ada temen ngobrol." kata Dehaan.
"Kan elo bisa nge-chat sama temen-temen lo, ngapain harus ngobrol sama gue?" kata Aresha.
"Gue mau ngobrolnya sama lo, sekarang." kata Dehaan.
Aresha kembali duduk dan menatap Dehaan, Ia baru menyadari jika cowok itu punya bola mata yang indah. Dan sedetik kemudian ia baru menyadari jika ia baru saja diam-diam mengagumi bola mata cowok itu.
"Oke, silahkan ngobrol." kata Aresha, meletakan laptop di atas meja. Dan menoleh, menatap Dehaan.
"Gue mau nanya sesuatu sama lo." kata Dehaan.
"Apa?" tanya Aresha.
"Lo bener-bener gak mau tinggal di sini?" tanya Dehaan. Aresha terlihat berfikir sebentar lalu mengangguk.
"Kenapa?" tanya Dehaan penasaran.
"Pertama, karena gue ga nyaman tinggal berdua aja sama cowok. Dan gue rasa alasan kedua dan ketiga gue sama dengan alasan yang pertama." kata Aresha dengan yakin.
"Gimana kalau gue bakal bikin lo nyaman tinggal di sini?" tanya Dehaan.
"Itu bagus."
Dehaan menatap Aresha sejenak, lalu menundukan pandangannya, dan meraih kedua tangan Aresha. Membuat Aresha tersentak dan melotot menatap Dehaan.
"Lo harus tau ini, gue awalnya juga khawatir pas tau kalau lo mau tinggal di apartemen ini. Gue khawatir lo bakalan gak nyaman dan gak suka tinggal di sini. Tapi, di saat yang bersamaan gue senang." kata Dehaan.
Aresha mengerjap beberapa kali, Dehaan mengangkat pandangannya menatap mata Aresha. Aresha melihat kejujuran di mata Dehaan, sama sekali tak ada kilat kebohongan.
"Karena, begitu lo datang ke sini. Gue gak kesepian lagi, dan gue lebih nyaman tinggal di apartemen ini dibandingkan di tempat temen gue. Dan gue merasa gak nyaman setiap gue tinggalin Apartemen ini, di mana lo tinggal di sini sendirian," Dehaan menautkan jemari mereka, sembari matanya terus menatap Aresha.
"Gue cenderung selalu ingin ngejaga lo. Gue gak tau apa yang terjadi sampai lo harus pindah ke sini, tapi kalau itu karena masalah, dan masalah itu belum usai. Lo bisa cerita sama gue, dan kita akan selesaiin semua masalah itu, gue bakalan bawa lo keluar dari semua permasalahan itu."
Dan Aresha tak kuasa menahan keinginannya untuk memeluk erat cowok itu, jadi Aresha segera berdiri di kedua lututnya dan berhambur memeluk Dehaan, dan memejamkan matanya. Sepertinya Aresha benar-benar harus menceritakan segalanya, sepertinya Dehaanlah satu-satunya yang bisa membawanya keluar dari semua permasalahannya.
Dan cara satu-satunya adalah, membawa cowok itu masuk ke dalam permasalahannya, seperti dirinya sendiri yang masuk ke dalam masalah Dehaan.
-
Don't forget to vote and comment!🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With A BadBoy✔️[sudah terbit]
Fiksi Remaja[sudah diterbitkan oleh Momentous Publisher tanggal 15 Januari 2020] [Beberapa part sudah dihapus] Penulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, it...