Chapter 5

1.8K 186 15
                                    




Forth POV

Kenapa aku mengatakan hal itu? Aku baru saja menyelesaikan laguku dan Kelly bersiap menyanyikan lagu yang ditulis oleh Beam. Kenapa aku mengatakan jika aku berkencan dengan seseorang ketika itu tidak benar? Apa aku remaja yang belum dewasa? Jelas iya. Aku mengatakannya karena marah, karena aku pikir Beam bahagia dikelilingi oleh teman-temanya. Tapi kemudian aku melihat reaksinya terhadap laguku. Aku melihat bagaimana dia berlari saat laguku hampir berakhir, ada air mata di wajahnya.

Apa yang terjadi di sini? Bukankah dia yang meninggalkan aku? Bukankah dia yang selingkuh? Bukankah dia yang melukai dan membuatku menderita secara tidak manusiawi? Lalu kenapa aku merasa seperti ini? Kenapa aku merasa sangat ...bersalah? Seberapa besar pengaruh laguku padanya? Apakah dia masih merasakan sesuatu terhadapku?

Aku ingin keluar dari sini. Aku ingin mengejar Beam dan membuatnya menjelaskan apa yang terjadi, tapi Kelly mulai bernyanyi dan aku benar-benar ingin mendengar lagu Beam, untuk mungkin memahami tentang apa makna lagu tersebut.

(Putar lagu di sini)

If anyone asks, I’ll tell them we both just moved on

When people all stare I’ll pretend that I do not hear them talk

Whenever I see you, I’ll swallow my pride and bite my tongue

Pretend I’m okay with it all, act like there’s nothing wrong

Is it over yet?

Can I open my eyes?

Is this as hard as it gets?

Is this what it feels like to really cry?

Cry ...

If anyone asks, I’ll tell them we just grew apart

Yeah, what do I care if they believe me or not?

Whenever I feel your memory is breaking my heart

I’ll pretend I’m okay with it all, act like there’s nothing wrong

I’m talking in circles, I’m lying, they know it

Why will not this just go away?

Is it over yet?

Can I open my eyes?

Is this as hard as it gets?

Is this what it feels like to really cry?

Cry ... Cry ...

Aku hampir tidak mendengar lirik terakhir dari lagu itu dan segera mengejar Beam. Aku yakin jika bahwa dia menulis lagu itu dengan memikirkanku.

Selama ini aku pikir dia bahagia. Aku bisa melepaskannya karena aku berpikir jika dia baik-baik saja. Kenapa dia berbohong padaku?

Aku mendengar pukulan dan melihat Seth, ku rasa itu namanya, menggedor pintu toilet.

"Apa dia ada di dalam?" Aku bertanya. Dia menatapku dan aku menyadari jika dia sangat ingin membuka pintu itu. Ada apa dengan wajah khawatirnya?

"Ya, dan kita harus masuk secepat mungkin sebelum sesuatu yang buruk terjadi." Seth menjawab, sementara aku tidak mengerti apa maksudnya. Apa yang bisa terjadi pada Beam di kamar mandi?

Sebelum aku bisa melakukan apa-apa, Seth menendang keras pintu itu yang kemudian terbuka menabrak dinding.

Setelah masuk, kami melihat Beam ada di lantai kejang-kejang.

"Sial! Bantu aku menahannya, kita harus menjaganya agar tidak menelan lidahnya." Seth memberitahuku, tapi aku hanya bisa melihat mereka dengan mata terbuka lebar. Beam ... Kenapa? Kenapa kau di lantai? Kenapa kau gemetar seperti ini?

"FORTH!" Teriakan Seth membuatku tersadar dari kebodohanku. Aku berlutut di sebelah mereka dan memegang kaki Beam.

"Beam, rileks, tenang, sssh..sssh, semua baik-baik saja. Kau tidak sendirian, sssh. Sial! di mana Kelly?" Aku mendengar kata-kata Seth yang mencoba untuk menenangkan Beam. Aku merasa seperti menonton film.

"Apa ... apa yang tejadi padanya?" Seth menatapku dalam diam, seperti ragu apakah dia harus menjawabku atau tidak.

"Panic attack." Jawabnya singkat. Tak lama setelah itu, Kelly masuk ke toilet dan ketika melihat kami, dia segera menggantikan posisi Seth dan menidurkan kepala Beam di pangkuannya.

"Beam..tenang, semuanya baik-baik saja sekarang. Kau tidak sendirian.. kau tidak sendirian. Kau dengar aku?" Kemudian Kelly mulai menyenandungkan lagu yang aku kenal, 'Everything I Do' -  Bryan Adams dan Beam mulai tenang. Itu adalah 'lagu kami'! Atau paling tidak sampai setahun yang lalu. Tak lama setelah itu, Beam terlihat lebih tenang dan mulai tertidur.

Seth menggendong Beam di punggungnya dan kami membawanya ke ruang kesehatan stasiun televisi. Dia berbaring di tempat tidur dengan aura malaikatnya yang selalu aku ingat dengan baik. Hanya saja sekarang, wajahnya merah karena menangis.

"Kelly ..."

Kelly menatapku. Dia memiliki ekspresi yang sama dengan Seth beberapa saat yang lalu, terlihat ragu dan sulit untuk berbicara.

"Forth, kau harus bicara dengan Beam." Akhirnya dia bersuara.

"Kelly, apa yang terjadi padanya? Kenapa dia begitu ..."

"Hancur?" Kelly mengatakan kata tak bisa aku ucapkan. Aku mengangguk.

"Beam menderita panic attack berkala selama setahun." Katanya padaku. Apa? Keadaan Beam sangat buruk? Sangat sakit?

"Apa itu karena aku? Karena ... kita?" Tanyaku berbisik.

"Sebagian iya, tapi dia mengalami banyak hal yang sangat sulit setahun terakhir, bukan hanya putus denganmu."

"Apa maksudmu, apa yang terjadi?"

"Aku tidak bisa memberitahu tentang hal itu, baik Seth dan aku sudah berjanji tidak akan pernah memberitahumu. Forth, kau harus membuat Beam memberitahumu. bahkan jika kau sudah tidak mencintainya lagi, bahkan jika kau sudah tidak peduli tentangnya lagi, setidaknya untuk memori yang sudah kalian lewati bersama, setidaknya hanya untuk tahu jika kau sedang membantu seseorang untuk sembuh. Kau harus membuat Beam mengatakan yang sebenarnya padamu."

Perkataan Kelly menusuk jauh ke dalam pikiran dan hatiku. Bahkan jika aku tidak mencintainya? Bahkan jika aku tidak peduli? Aku mencintainya lebih dari hidupku sendiri! Jika aku membiarkan dia pergi, itu karena aku benar-benar berpikir jika ia telah menemukan orang yang membuatnya bahagia, orang yang bisa memberikan apa yang tidak bisa aku berikan. Tapi sekarang aku tahu bahwa ada sesuatu yang tidak aku ketahui, sesuatu yang disembunyikan Beam dariku. Karena sekarang jelas bagiku jika ciuman dengan Seth sengaja dilakukannya. Kenapa aku tidak menyadarinya dulu? Aku begitu fokus pada rasa sakitku sendiri hingga aku tak melihat rasa sakit di mata Beam saat itu.

Aku ingat, saat aku berbalik melihat ke kafe untuk terakhir kalinya hari itu, untuk melihat apakah Beam mengejarku, tapi aku hanya melihatnya duduk di lantai dengan Seth memeluknya. Apakah itu serangan panik pertamanya?

"Aku akan melakukannya, Kelly. Aku akan membuat Beam mengatakan yang sebenarnya." Dia tersenyum, memelukku kemudian meninggalkan ruangan.

Aku duduk di sebelah ranjang Beam  dan meraih tangannya. Tidak berapa lama, dia mulai terbangun dan matanya tertuju padaku.

"Kenapa... ?" Aku bertanya padanya. Dia hanya menghela nafas dalam dan menutup matanya lagi.



Broken Heart (Bahasa Translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang