Chapter 11

1.8K 147 11
                                    



Forth POV

"Phana, rileks. Aku yakin rencana ini akan berhasil. Kita tahu apa yang sebenarnya Pow inginkan, dia ingin aku menghilang. Kita harus memberinya kesempatan untuk melakukannya." Kataku untuk kesekian kali.

"Forth, rencanamu sangat beresiko. Apa yang akan terjadi jika semua tidak berjalan seperti rencana?"

"Kau akan berada di sana, bukan? Itu adalah tugasmu." Jawabku dan Phana menatapku marah.

"Meski begitu, setidaknya kau harus memberi tahu Beam!"

"Tidak. Jika aku memberitahunya, dia tidak akan mengizinkan."

"Tidakkah kau berpikir sudah ada banyak rahasia di antara kalian? Apa itu bagaimana kau berharap untuk memulai sebuah pernikahan?

Sial! kenapa dia harus mengatakan hal itu? Aku tidak ingin memiliki rahasia dengan Beam, tapi aku takut dia akan melakukan sesuatu yang bodoh. Meski begitu, aku harus lebih percaya padanya dan memberitahu rencanaku.

"Baiklah..baiklah. Ikut denganku, kita katakan padanya. Tapi jika dia setuju, kau tidak boleh keberatan dengan apapun!" Kataku akhirnya sambil menunjuk jariku padanya.

"Deal."

Tak lama kemudian, Phana, Ming, Beam dan aku berbicara di ruang tamu apartemen kami, karena aku telah tinggal di sini tiga minggu terakhir. Aku melihat bagaimana raut wajah Beam berubah bahkan sebelum tahu tentang rencana gilaku.

"TIDAK!!!" Katanya terkejut dan marah pada saat bersamaan.

"Beam, ku mohon. Aku tidak ingin mengkhawatirkan tentang dia lagi."

"Tapi apa yang akan terjadi jika semua tidak sesuai rencana? Apa yang akan terjadi jika dia menyakitimu? Apa yang akan terjadi jika Phana atau Ming tidak bisa datang tepat waktu? Apa yang terjadi jika Pow bereaksi dengan cara yang berbeda dengan apa yang telah kau rencanakan?"

"Itu tidak akan terjadi. Kau tahu kita sudah bicara dengan ahli psikologis berkali-kali dan mereka semua sepakat seperti apa sifat Pow dan bagaimana ia akan bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Aku benar-benar tidak ingin pernikahan kita dibayangi dengan kehadiran orang gila itu."

Beam mendekat dan memelukku, meletakkan kepalanya di dadaku.

"Tapi apa yang akan terjadi jika aku kehilanganmu? Aku telah kehilanganmu sekali, aku tidak bisa membayangkan kehilanganmu selamanya. Semua yang aku lakukan, semua penderitaanku, semua penderitaanmu, itu semua untuk keselamatanmu. Kenapa harus menempatkamu dalam bahaya lagi?"

Aku memeluknya.

"Beam, Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu hingga aku tidak peduli apa yang terjadi padaku asal aku tahu kau akan baik-baik saja. Kau sudah cukup menderita karenanya, ini adalah perjuanganku. Aku tidak bisa duduk diam, mengetahui bahwa orang yang membuatmu menderita seperti itu masih bebas."

"Aku sangat takut." Beam semakin memelukku erat.

"Tolong percaya padaku." Kataku berbisik di telinganya.

"Aku percaya padamu, tapi haruskah itu di hari yang sama dengan pernikahan kita?"

"Ya, itu hal yang paling aman untuk kita berdua. Aku yakin Pow akan muncul hari itu dan itu aman bagiku karena dengan begitu banyak pergerakan, dia tidak akan mampu untuk membawaku pergi. Apa yang ingin ia lakukan, ia akan melakukannya di sana."

"Katakan padaku rencananya sekali lagi."

"Phana akan memberiku pelacak di sepatuku, aku akan menjauh dari pengawal dan lainnya. Aku akan sendirian. Aku akan menjadi mangsa yang mudah ditangkap oleh Pow. Phana dan Ming akan melacakku dan menangkap Pow. Sederhana."

Broken Heart (Bahasa Translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang