Chapter 8

1.9K 159 16
                                    




Forth POV

Beam duduk terdiam di depanku. Ku rasa dia tidak berani bicara atau tidak tahu harus memulai dari mana.

Melihatnya dalam keadaan seperti ini membuat jiwaku hancur. Tapi aku tahu jika Beam yang ku cintai masih ada di sana, di suatu tempat, dan air mata yang dia tumpahkan sekarang tidaklah buruk. Sebaliknya, itu menyembuhkannya.

Untuk beberapa alasan, semua rasa sakitku, semua penderitaanku, kesendirianku selama ini, semua kebencian yang pernah aku rasakan terhadap Beam menghilang. Tidak ada yang lebih penting bagiku di dunia ini selain bersama Beam. Mencintainya, melindunginya dan menyembuhkannya.

Beam masih menundukkan kepala. Aku mendekatinya dan menangkup wajahnya. Untuk pertama kali setelah setahun, aku menyatukan bibirnya dengan bibirku dalam ciuman yang hangat dan lembut. Bibirnya nyaris tak terbuka menerima bibirku dan kali ini, kami berdua menangis.

Tetap menutup mataku, aku menempelkan dahi kami berdua. Lalu memeluknya dan bersenandung di telinganya.

"Don’t tell me it’s not worth trying for, you can’t tell me it’s not worth dying for." Setengah berbisik aku menyanyikan lagu kami, khususnya bagian itu, karena itu adalah apa yang  menggambarkan keadaan sekarang.

"Aku takut, aku sangat takut ketika melihatmu tak sadarkan diri di aspal waktu itu. Maafkan aku, maafkan aku. Aku bahkan tidak bisa memikirkan sesuatu yang terjadi padamu." Beam memulai dengan depresi dalam suaranya, aku memeluknya erat.

"Beam, mulailah dari awal. Aku tidak ke mana-mana, aku tidak akan meninggalkanmu lagi." Kataku padanya, melepas pelukanku dan menyuruhnya untuk bicara.

"Satu tahun setengah yang lalu, aku mulai menerima surat dari seorang penggemar bernama Pow Banpottham. Awalnya itu adalah surat seperti surat-surat lain yang aku terima, memuji kerja kerasku dan menyemangatiku untuk tetap melanjutkan karyaku. Waktu berlalu, surat-surat itu menjadi lebih obsesif. Dia mulai mengakui cintanya kepadaku dan mengatakan jika aku selingkuh darinya denganmu, bahwa dia akan membuatmu menghilang dari dari hidupku." Beam berhenti, menatap tangannya mengingat kejadian itu.

"Saat itu, aku bersama Phana dan Ming. Mereka melakukan pekerjaan yang bagus dari awal, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa saat itu. Tidak lama setelah itu, surat-surat mulai datang disertai dengan berbagai hadiah, kadang coklat atau bunga. Tapi dia juga mulai mengirim pakaian dalam dan bahkan dildo bekas, semua itu langsung kami bawa ke polisi."

"Bajingan cabul!!" Amarah yang kurasakan tidak luput dari perhatian Beam, tapi aku menahan diri karena ingin dia terus berbicara.

"Surat yang datang dengan dildo itu mengatakan bahwa ia berjanji akan membuatmu menghilang. Di sinilah, kau mulai memperhatikan bahwa sesuatu sedang terjadi padaku. Aku semakin gelisah dan stres, tapi aku selalu mengatakan padamu jika itu masalah pekerjaan." Beam menatapku nyaris tak mengangkat kepalanya, dengan sepasang puppy eyesnya. Bajingan ini tahu aku tidak bisa melawan mereka.

"Ketika kau mengalami kecelakaan, dia meneleponku. Aku tidak tahu bagaimana dia mendapatkan nomorku, mengatakan jika aku tidak perlu khawatir tentangmu lagi, bahwa ia sudah menghentikanmu dari menggangguku. Aku hampir putus asa mencarimu dan ketika melihatmu tak sadarkan diri dikelilingi banyak orang dan sepedamu hancur,  duniaku hancur. Phana dan Ming juga tidak berdiam diri, mereka mendapatkan DNA dari dildo itu dan berusaha keras mencari keberadaanya."

Aku mendengarkan cerita Beam. Meskipun aku sangat marah karena dia tidak mengatakan apa-apa, aku tidak bisa untuk tidak mengaguminya. Melalui keadaan itu sendiri, dan penculikan itu, meskipun aku masih tidak tahu bagaimana itu terjadi, membutuhkan banyak kekuatan. Tidak aneh jika dia benar-benar hancur, tapi aku tahu dia kuat. Aku pastikan itu.

Broken Heart (Bahasa Translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang