Empat ( 4 )

477 51 0
                                    

(Y/n) PoV

"Maksud dari 'Kau tidak ingat'?" Tanya Eijirou.
Aku melebarkan mata, terkejut. Aku tidak percaya ini.

• Kenapa ia tidak ingat?

Aku mengambil selangkah demi selangkah untuk mundur. Bergeser dan berlari mendahuluinya, aku tidak tahu arah jalan banyak. Aku sempat mendengar Eijirou berteriak memanggilku, tetapi aku menghiraukanya.

• Sekali lagi, kenapa ia tidak ingat?

-

Sampai pada akhirnya, aku berhenti berlari. Membungkuk dan memegang lututku. Nafasku belum teratur, lelah. Tubuhku telah dibasahi oleh keringat. Aku menggigit bibirku.

Ketika aku menengok kearah kananku, aku melihat tangga menuju pintu besi berwarna biru tua. Aku mulai menegakan tubuhku lagi, menatap pintu tersebut. Bibir bagian bawahku sudah kulepaskan dari gigitanku.

Aku mulai berjalan ke pintu tersebut. Mencoba untuk membuka pintu tersebut dengan memegang gagangnya. Terkunci. Aku mencobanya dua kali. Tetap terkunci.

Aku mulai berpikir. Untung saja aku memiliki Quirk yang dapat melelehkan gagang pintu. Memang bukan ide yang bagus, tetapi aku sangat ingin tahu apa yang ada di dalam pintu ini.

Aku menengok kearah kiri dan kanan, memastikan untuk tidak ada yang melihatku melelehkan gagang pintu. Kalau ada yang melihat, mungkin bisa menjadi 'kegawatan' yang besar.

Dan mulailah tanganku melelehkan pintu tersebut. Aku mengerutkan alis mata, keringatku juga mulai keluar lagi. Kakiku gemetar seperti terkena gempa. Tetapi, ideku berhasil. Pintu terbuka. Aku menghela nafas panjang.

Ketika aku masuk kedalam pintu tersebut. Ternyata aku bukan 'memasuki'. Mungkin lebih tepat 'Keluar'.

Aku berada di atap Gedung sekolah. Suasananya sangat indah. Angin menabrak mukaku dan membuat rambut (h/c)ku berantakan. Aku berjalan lagi menuju pembatas (pagar). Sedikit membungkukan punggung. Menaruh lenganku disitu.

Aku pun menutup mataku dan menikmati kesegaran ini.

Dengan kecepatan sedikit tinggi, aku mengambil posisi duduk, bersenderan di pagar. Tersenyum kecil. Meluruskan kaki, dan meletakkan kedua tangan diatas pahaku.

Kenapa Kirishima tidak ingat? Kalau seperti ini, seharusnya tadi aku tidak bertanya seperti itu. Dasar aku sangat bodoh.

Tetap saja, Kenapa??

Tak lama kemudian, tubuhku semakin betah. Aku lelah. Suasana mulai gelap. Angin membuatku semakin mengantuk. Kepalaku menunduk sedikit. Aku tidak bisa memikirkan sesuatu lagi. Bukan hanya keadaan fisiku, otaku juga pasti sangat lelah. Mataku mulai tertutup. Semuanya gelap, kesunyian.

-

~Aku tertidur.

______<>______<>______<>______<>______<>______<>______<>______

Kirishima PoV

Aku berjalan menyusuri lorong. Dengan langkah kakiku yang lebar kedepan. Menoleh ke kanan kiri untuk mencari (l/n). Belum kutemui. Ternyata mencari (l/n) susah juga. Aku sudah berkunjung ke tiga tempat. Perpustakaan, Kelas 1-A, dan diluar gerbang sekolah. (l/n) juga masih belum tertemu.

"(L/n) dimana ya? Sepertinya ini salahku deh." Gumamku kepada diriku sendiri.

Aku meletakkan kedua telapak tanganku di belakang leher. Mengerutkan alis dengan mulut cemberut.

Kira - kira tempat yang paling nyaman untuk ditempati itu dimana ya? Taman? Perpustakaan? Tidak, perpustakaan sudah aku lewati.

Masih belum mendapatkan ide. Kelas sudah mau masuk. Kalau aku belum menemui (l/n), nanti pasti aku yang dimarahi dan yang mendapatkan hukuman.

Your smile | Kirishima X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang