Special Chapter 09

648 43 3
                                    

Vinia membereskan buku-bukunya di meja dengan sedikit hentakan. Memasukan buku itu kedalam tas nya dan langsung keluar kelas karena bel pulang sudah berbunyi baru saja. Tak memperdulikan panggilan teman-teman nya hingga membuat perhatian dari siswa siswi yang ada. Ia berjalan dengan terburu-buru karena mendengar suara derap kaki yang berusaha menyamai langkahnya.

Hingga ia hampir terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri, dan untung nya ada sebuah tangan yang menyangga pinggangnya dari belakang hingga tubuh gadis itu tertarik membuat punggung kecilnya bertubrukan dengan dada bidang seseorang.

"Hati-hati!" Ucap seseorang yang masih mendekap pinggang Vinia. Vinia tersadar dan buru-buru menghempas lengan yang ada di tubuhnya.

Ia hendak merunduk membenarkan tali sepatu namun tak jadi karena kalah cepat dengan Arkan yang langsung berjongkok dihadapannya. Vinia hanya menatap sekilas lalu memalingkan wajahnya. Wajahnya datar hanya melihat kearah siswa-siswi yang memerhatikan adegan keduanya.

Baiklah Vinia benci akan hal ini. Mood nya makin turun, turun, dan turun! Ada saja yang membuat moodnya sulit untuk kembali. Padahal baru beberapa jam ia tersenyum dan itu pun hanya berlangsung sampai istirahat kedua.

Kira-kira siapa yang membuat mood mu tak baik nona?

Tentu saja pria itu lagi. Arkan! Pria itu kembali berdiri setelah mengikat tali sepatu Vinia. Vinia masih memalingkan wajahnya, enggan untuk menatap wajah Arkan karena ia akan sulit untuk marah jika melihat wajah pria itu.

Sebenarnya bukan kesalahan dari Arkan langsung, tapi bagaimana saat jam istirahat kedua, Yeri! Adik kelas mainan Jungkook seperti sengaja memberi tahu bahwa service yang Arkan berikan itu sangat memuaskannya.

Pasti tau bukan maksudnya. Dan disitulah mulai nya Arkan yang berusaha lagi untuk mengembalikan mood Vinia. Namun ternyata memang sulit. Karena keredaan dari badmood yang Vinia alami tidak bisa di tebak. Kadang bisa hanya sampai 3 jam. Dan kadang bisa sampai 3 hari.

Kadang pun bisa lebih lama dari itu. Makanya Arkan cemas akan hal ini. Bahkan bukan dirinya saja yang didiami tapi Andi juga iya karena ikut serta.

Bagus bukan:")

"Minggir Lo gue mau balik," Vinia berucap pada Arkan yang ada dihadapannya. Matanya menatap datar dan langsung tepat di manik Arkan.

Bahkan sempat-sempatnya Vinia terpesona pada manik hitam milik Arkan itu. Namun hanya sesaat, tapi Arkan hanya tersenyum membuat Vinia bingung.

"Apaan Lo senyam-senyum," sulut Vinia. Ia menetralkan detak jantungnya yang tak karuan saat melihat senyum simpul Arkan. Padahal Arkan hampir setiap hari di hidupnya untuk tersenyum padanya. Tapi senyuman pria itu memang selalu lolos membuat tameng Vinia retak atau bahkan langsung roboh. Biarkan jika ini berlebihan.

"Lo cemburu?" Tanya Arkan. Vinia mengerjapkan matanya. Ia sedikit gelagapan namun kembali tenang.

"Emang ada hal yang patut gue cemburuin dari Lo?" Sengit Vinia dengan mata yang masih datar membuat Arkan semakin melebarkan senyumnya.

"Terus ada apa dengan Lo hari ini?" Tanya Arkan masih dengan senyumnya. Bahkan membuat siswi yang ikut melihat ikut ambyar.

"Lo kan dari tadi sama gue, jadi tau kan hari ini ada apa aja dengan gue?" Jawab sekaligus tanya balik yang Vinia lontarkan kepada Arkan.

Arkan terkekeh pelan, sungguh ucapan dari Vinia itu bahkan semakin memperlihatkan jika gadis ini dilanda rasa cemburu.

"Terus Lo napa badmood gini? Uring-uringan ga jelas, jutek secara mendadak padahal tadi pagi bahagia bener gue kasih bunga" tutur Arkan membuat Vinia benar-benar ingin meremat wajah tampan Arkan sekarang juga.

Everything has changedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang