semua nya punya kesempatan untuk merubah diri. Tapi bukan berarti berubah untuk menjadi lebih menjauhkan diri. Atau berubah menjadi sesuatu yang tak dikenal lagi.
Perubahan yang terjadi ini adalah perubahan yang bisa merubah bukan hanya diri, namun...
Vinia memasuki rumahnya dan langsung ke kamar, matanya mendapati Vero yang masih tertidur. Ini sudah jam setengah 12 siang tapi pria itu masih nyaman bergelung dengan selimut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bibir Vinia sedikit tertarik membentuk senyuman tipis melihat wajah damai Vero saat tidur di kamarnya. Tak mau berlama-lama Vinia langsung membuka lemari untuk mengambil baju santai nya. Lalu ke kamar mandi untuk mengganti pakaian.
Setelah mengganti pakaian Vinia langsung keluar dari kamar mandi. Gadis itu berjalan menuju meja rias, mengikat rambutnya dan memakai sedikit baby cream di wajah.
Mata vinia melihat Vero dari pantulan cermin, ternyata pria itu sudah bangun dengan muka bantal. Pria itu melihat Vinia dengan selimut yang masih menggelung tubuhnya.
"Mau kemana Lo?" Tanya Vero
"Kerumah Arkan", jawab Vinia singkat
Vero menatap Vinia dari atas sampe bawah dari belakang, pakaian yang Vinia pakai tak seperti biasanya. Vinia memakai pakaian yang sedikit terbuka
"Pake baju gitu?", Tanya Vero lagi. Vinia meniup poninya lalu berbalik melihat Vero
"Gue mau berenang sama temen-temen dirumah Arkan, Lo mau join?", Ujar nya dengan alis sebelah terangkat
"Kalo gue join gue paling ganteng disana nanti temen-temen Lo rusuh lagi liat gue", jawab Vero membuat Vinia memasang wajah sok mau muntah
"Kalo mau join langsung kesana aja, Lo kan sekomplotan juga tuh sama si Arkan", ujar Vinia langsung menuju pintu kamarnya
"Oke cantik", jawab Vero membuat Vinia yang tadinya mau memutar kenop pintu berhenti sejenak, pipi nya bersemu merah. Gadis itu langsung buru-buru keluar kamarnya.
Vinia hendak menuruni tangga tapi panggilan mama menginterupsi membuat Vinia berhenti
"Mau kemana sayang? Kok pake baju kebuka gitu?", Tanya mama melihat pakaian anaknya yang sedikit terbuka dibalut dengan blazer.
"Mau berenang di rumah Arkan ma, sama temen-temen juga kok. Mumpung Vini lagi disini", jawab vinia membuat air wajah mama nya berubah drastis. Mama menghampiri Vinia dengan wajah sedikit muram.
"Sayang kamu gak tinggal disini aja?", Tanya mama membuat Vinia melipat bibirnya.
"Kamu masih ngerasa gak enak ya disini? Kurang nyaman? Maaf kalo mama kurang perhatiin kamu", ucap mama lalu menghela nafas.
"Maafin mama yang dulu ya sayang, mama dulu kurang perhatiin kamu, kurang komunikasi sama kamu, bahkan mama jarang ngedenger curhatan kamu yang biasanya gak pernah absen tiap malam", tutur mama. Vinia masih bungkam menunggu kelanjutan tuturan mamanya.
"Maaf dulu mama sempet bentak-bentak kamu cuman gara-gara kamu lupa matiin air kamar mandi. Padahal hal sepele ya tapi mama bentak kamu, maafin mama dulu mama sering banding-bandingin kamu smaa Vero tanpa mikir dulu. Padahal niat mama itu biar kamu akrab sama Vero apalagi kamu satu sekolah sama dia. Tapi ternyata perlakuan mama salah, kurang tepat buat kamu Deket sama Vero. Malah bikin kamu ngebatin terus ninggalin rumah pas mama ke Surabaya sama suami mama. Terus Vero posisinya lagi main smaa temennya. Dari situ mama kelabakan nyari kamu sampe ngehubungin papa kamu nanya kamu dimana tapi papa kamu bilang gak tau, papa kamu cuman bilang kamu minta uang buat biaya les tambahan. Mama minta Vero bawa pulang kamu tapi gak pulang-pulang. Maafi-", ucapan mama terpotong saat Vinia memeluk mamanya
