-3

145 24 3
                                    

Author POV
Vilaa di atas perbukitan hambalang,bogor.
Pukul 19.55

Mereka semua sedang berkumpul di tempat makan.
"Woi, penjaga vila sini siapa namanya?"-tanya umii ketika selesai makan.
"Mang ujang."-kata wawa.
"Oh, serem ya."-kata umi.
"Namanya juga orang udah tua mi, eh iya tadi mang ujang bilang. Katanya dia ke vila setiap pagi doang kalo malemnya dia pulang, tapi kadang kadang ngontroll juga kesini. Rumahnya dibawah bukitt sono. Jauh, kasian kalo harus bulak balik."-jelas wawa.
Umi hanya mengangguk, sedangkan araa, dina, eca, sapa, dan bila sibuk memainkan gadget nya.
"Ehhh anjirr woii!!"-teriak sapa.
"Apasi bngst ngagetin aja."-eca kesal karna suara sapa memecahkan keheningan.
"Inii liat!!"-sapa memperlihatkan sebuah artikel yang ia cari di google.

Umii yang melihatnya terlebih dahulu langsung menggigit kukunya, wajahnya sudah mulai ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umii yang melihatnya terlebih dahulu langsung menggigit kukunya, wajahnya sudah mulai ketakutan.

"Pulang yuu ke sepatan."-ajak umi dengan nada suara ketakutan.

Wawa, araa, dina, bila, dan eca melihat artikel tersebut.

"Tapi itukan cuma sekedar artikel."-kata wawa santai.

Brakkk!!-sapa menggebrak meja makan dengan kencang.

"Kalo itu benerann gimanaaa?"-tanyaa sapa menakut nakuti.

"Anjing lu sap, kalo mau nge gebrak jangan setengah setengahh."-kata ecaa.

Brakkk!!!-eca menggebrak meja lebih kencang dari sapa.

Brakkk!! Gebrakan meja kembali terdengar. Mereka saling menatapp satu sama lain.

"MOMONON!!!"-teriakk umii lalu berlari histeris. Semuanya berhamburannn, suasana makin kacau. Mereka saling berterik dan menjeritt.

"WOI STOPPP!!"-teriak wawa yang hanya berdiri di tempat lalu menutup telinganya.
Mereka semua berhenti teriak dan berlari.

Mereka semua masih terdiam di tempatnya. Kejadian itu memang membuat semua orang ketakutan.

Umi duduk dan melemas ia menangis.

"Woi ayuu pulang, hiks... hiks.."-isaknya.

"Mi, tenang."-wawa mengusap usap pundah umii.

"Umii, rahmaa takutt rahma pen pulang ke sepatannn."-umi menangis dan memanggil manggil umi nya.

"Mi, mending tidurr ya. Semuanya kitaa tidur ya."-seru wawa.

                                      ***

Mereka semua sudah berada di kamar masing masing.

Wawa dan ara belum tidur, mereka masih sibuk dengan fikirannya masing masing.

"Wa, gua haus. Gua ke dapur dulu ya."-kata ara yang beranjak dari kasur.

Araa melewati ruang tengah, tiba tiba ara menghentikan langkahnya. Ruangan tersebut gelap. Namun araa masih bisa melihat seperti ada seseorang. Tubuhnya besarr, seperrinya seseorang itu juga sedang menatap araa.

"Mang ujang?"-panggil araa yang perlahan lahan mendekati seseorang tersebutt.

"...."

Seseorang tersebut tak menjawab, ia pun mendekat ke arah araa.

"ASTAGFIRULLAHALLADZIM!!"-teriak araa.

Brughh. Araa pingsann di tempat.

Wawa yang merasa mendengar teriakan ara langsung menghampiri ara. Wawa mendapatkan araa sudah tergeletak di ruang tengah yang gelap. Wawa menghidupkan lampunya.

"Ya allah, araaa."-kaget wawa.

"Ecaaa, bila, sapaa, dina, umii. Turunnn woiii ara pingsannn."-teriakk wawa.

Sapa,eca,bila,dina,umi langsung turun dan menemui wawa.

"Ko bisaa wa? Kenapa ini?"-tanya bilaa panik.

"Gue nggatau, tadi dia bilang mau ambil minum ke dapur terus tiba tiba gue denger araa teriak."-jelas wawa.

"Dinn ambil minyak oles di kotak gih."-suruh sapa.

"Kita bawa ke sofa dulu,"-kata eca.
Lalu mereka menggotongnya.

"Nih."-dinaa menyodorkan minyak oles.

Wawa mengoles oleskan minyat tersebut ke bagian kepala dan hidung ara.

Araa sedikit demi sedikit mulai tersadar. Dan membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Raa lu kenapa?"-tanya wawa.

Araa teringat kejadian tadi, muka ara mulai berubah ketakutan.

"Tadi..."-ucapnya yang masih berbicara sepotong sepotong.

"Iya tadi kenapa ra?"-tanya sapa.

"Tadi pas gue mau ke dapur, gue ngelewatin ruang tengah. Disitu gelapp banget tapi gue masih bisa liatt disitu ada seseorang. Badannya besar.."-ara menghentikan bicaranya dan mulai sedikit ketakutan.

Sedangkan umi sudah berkomat kamit membaca ayat ayat. Umi mulai ketakutan.

"Terus raa?"-tanya wawa lagi.

"Gue kira itu mang ujang. Gue panggil panggil ga nengok. Gue makin penasaran. Gue deketin tu sosoknya, eh dia juga makinn ngedekett. Gue kaget demi apapun gue kaget. Guee liatt orang badannya gede tapi mukanya anjing, lebihh serem dari anjing. Kaya semacem buldog deh. Matanyaa merahh. Diaaa juga ngomong katanya kita ngeganggu mereka."-jelas araa yang ingin menangis.

"Mereka siapaa?"-tanya dina.

"Gaberes ni vilaa."-kata eca.

"Hikss.. hiks... pulang yu.. hikss.."-umi sudah menangis dan terduduk lemas.

Brakkk. Tiba tiba jendela ruang tengah tertutup sendiri.

"Allahuakbarr!"-kaget bila.

"Ya allah bihaaa!"-teriak umi histeris.

"Yarobibil musthofaaa!"-teriak sama.
Semuaa mata melirik ke arah sapa.

"Apa?"-tanyanya tanpa dosa.

"Bukan waktunya becanda sap."-kata dina tegang.

"Udah udah, tadi cuma angin. Soal araa mungkin kita lupaa baca salam pas masuk vila ini. Jadi sekarang kita balik ke kamar masing masing ya."-wawa menenangkan keadaan.

Mereka semua sudah kembali ke kamarnya masing masing.

"Gue gayakin sama ni vilaa."-ucap sapa ketika ia belum tidur dikamarnya bersama bila.

"Iyaa, kaya ada sesuatu yang tersembunyi gitu."-kata bila.

                                      ***

Gimana? Seru ngga? Kalo seruuu ayo dong vote dan komenn😉. Jangan lupa ajak temen temen kaliann untuk baca ini juga, makin banyak yang baca makin lebih sering author update:v. Hehe oke see you chapter 4😘.

Hantu BuldogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang