-4

137 20 5
                                    

Pukul 02.17

"Hoammm"-sapa terbangun dari tidurnya, kemudian melirik jam dinding yang menunjukan pukul dini hari.

Trekk.
Trekk.
Trekk.
Sapa mendengar seperti ada orang di luar vila, sapa mencoba mengintip lewat jendela kamar, namun tak ada siapapun di luar sana. Yang ada hanya bantaran hutann luass layaknya di atas bukit. Suasana yang sangatt gelapp, sunyi. Sapa bergidik ngeri, ia langsung menutup gorden jendela kamarnya itu.
Sapa melirik sekilas bilaa yang masih tidur.
Dug.
Dug.
Dug.
Seperti ada seseorang yang menaiki tangga, sapa terus mendengarkannya hingga pada akhirnya suara itu hilang. Selang beberapa detik ada suaraa perempuan tertawa cekikikan, seperti kuntilanak.
"Anjingggg!!! Si kuntii ngapa kudu ketawaaaaa, yaelahhhh gue tau ketawa lo bagus ti, tapi gausahh ketawa sekarang."-jerit sapa.
Kemudian bila terbangun.
"Apaansi sap, bukannya tidur."-bilaa membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Bil, tadi adaa yang ketawa. Kenceng bangett."-sapaa berbicara dengan nada panik.
"Si umii kali ituu mah."-kata bilaa.
"Iya gue tau si umii serupaa dengan kuntilanak, tapi ini yang benerannya."-panik sapa.
Hihihihi. Tawa kikikan kuntilanak tersebuhh terdengar kembali.
"Astagfirullah,"-kini bila percaya dan langsung bersembunyi di dalam selimut.
Sapa pun ikutt sembunyi di balik selimut.
"Tuu kan apa kata gue bil, kembaran si umay dateng."-kata sapa berbicara pelan agar tidak di dengar.
"Haduuu gimana inii, mau turunnn tapi si kunti di depan."-kali ini bila benar benar panik.
"Bill, istigfarr, bacain ayat kursi, bacain al baqara, bacain al imran, bacain yasin 5 kali mah."-saran sapa.
"Kelamaan anjing:v, kemburu si kunti ngerasuk ke badann lo."-kata bilaa.
"Si kunti mana bisa masuk ke gue. Beranii dia masuk kedalem tubuh gue, gue kocok jantungnya sini."-pada saat saat seperti ini sapa masih saja bisa bercanda.
"Yang adaa usus usus lu di pegatin tolol sama dia."-bilaa membuat sapa takut.
"Eh anjing jann ngomong begitu, gue takut bngsd."-sapa mulaii panik.
"Makanya. Udah sekarang tidur lagi aja."-saran bilaa.
"Lagi kaya gini mana bisa tidurr coeg."-sapa mengelap keringat keringat dingin yang bercucuran.
"Allahumma paksaken. Ayuuu sapp gc."-kata bila.
"Bill kalo kita bangun terus kita udah mati gimana?"-sapa bertanya dengan kegoblogannya.
"Masalah itu tarr dulu, yang penting sekarang ga ngeliat mukaa si kunti, ayo gc."-bila mulai memejamkan dan memaksa matanya untuk tidur, sapa pun mengikuti apa yang bilaa lakukan.

                                              ***

Pagi ini, wawa sedang membuat sarapan bersama araa.
"Wa? Si sapa, eca, dina, umi, bila. mana?"-tanya ara.
"Masih pada tidur kali."-kata wawa.
"Hoammmmm."-bilaa menguap saat menghampiri ara dan wawa ke dapur.
"Baruu bangun bil?"-tanya wawa.
"Iyaa wa, semalem kembarannya si umay datengin gue sama sapa."-kata bila.
Wawa menghentikan aktivitas potong memotong sayurannya lalu menatap bilaa.
"Maksud lu?"-tanya wawa heran.
"Semalem ada kuntilanak, cekikikan lagi bngsd. Gua sama sapa tidur aja ngerasa cape banget."-jelas bila.
"Wa, gua takut salah satu dari kita kaya yang di mimpi lu."-araa juga menghentikan aktivitas goreng menggorengnya dan ikut berbicara dengan wawa dan bila.
"Bismillah ngga akan ra."-wawa menenangkan keadaan.
"Terus si sapaa kemana?"-tanya araa.
"Mandi dia."-jawab bila.

Ecaa menuruni anak tangga bersama dina dan umi.
"Hallo guys."-sapa ecaa.
"Sarapan apa kitaa pagi ini?"-tanya umi.
"Perut gue udah dangdutan anjir."-ucap dina.
"Sarapann goreng daki enak kayanya."-ecaa tertawaaa puas karna melihat semua orang terlihat jiji.
"Ca, jangan gitu lah. Nanti selera makan gue ngilang."-umi memelas.
"Hoiii toyo, hoii toyo. Eh salah, heii tayo. Hei tayo."-jerit sapa ketika menuruni anak tangga.
"Bngsd anak buah lulak udahh dateng."-ucap eca.
"Ehhh adaa ecancut."-kata sapa.
"Udah udah, ni sarapan duluuu."-kata wawa.
Kemudian mereka ber7 sarapan. Sapa dan bila tidak membahas soal semalamn, karna ia khawatir umi akan menangis dan merengek minta pulang lagi.

"Keren anjir halaman belakangnya."-ucap dina saat mereka berada di halaman belakang.
"Ini mah di gintung geh adaa."-ucap sapa ngawur.
"Emang iyaaa sap?"-tanya araa yang nampak serius.
"Ngga, gue cuma boongan doang haha."-tawa sapa.
"YAALLAH BIHAAAA!!"-teriak umi ketika dia merasa pundak nya ada yang menepuk.
"Eh non maaf, ini mang ujang."-kata mang ujang.
"Si umay sial ni, parnoan. bikin orang kaget aja."-eca kesal dengan umi yang menjerit tiba tiba.
"Eh mang ujang, kenapa mang?"-tanya umi yang mengacuhkan omongan eca dan langsung bertanya pada mang ujang.
"ini mang ujang udah siapin mobil buat non non ke tempat wisata, bentar lagi dateng."-jelasnya.
"Oh iya mang makasih, nanti kita berangkatnya agak siang ya."-kata wawa.
"Iya non, tapi hati hati aja ya."-saran mang ujang.
"Iyasiapp mang."-ucap wawa.

                              ***

Kini mereka sedang siap siap untuk pergi ke suatu tempat wisata.
"nanti jangan sampe pisah."-kata araa.
"iya, saling kabar kabarin aja."-kata bilaa.
"noh, mobilnya udah ada."-kata wawa.
2 buah mobil off-road berwarna hijau dan merah datang.
"Araa, gua, sama bilaaa ya."-kata wawa.
"Sapa, dina, eca, umi. Lu naik yang satunya lagi ya."-kata wawa lagi.
"Siappp."-ucapp dinaa.

Mereka ber7 sudah menaiki mobil tersebut.
Di mobil yang berwarna merah, wawa yang menyetir. Di mobil yang berwarna hijau, eca yang menyetir.
"wehh anjirr. Sejukk bangettt"-teriakk bilaaa saat melewati pepohonan di atas bukit.
"Ko gada cogan ya?"-tanya umi.
"Kan udah gue bilang. Disini mana ada cogan gblg:v. Si ngkod aja disini mah gada."-kata eca.
"sial si haerudin."-cibir dina.
"Lu turun ke pedesaannya banyak lu mii."-kata sapa.
"Hadeh~ niatnya pengen gua bungkus buat di bawa ke sepatan:v."-kata umi.
"Iyaaa yaa kan di sepatan mah langka."-kata dinaa.
"Idiw."-cibir sapa.

                               ***

Hantu BuldogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang