-6

95 19 4
                                    


Ditempat lain, ecaa, dina, sapa, dan umi masih berada di mobil. Mereka tertidurr di dalam mobil, sekarang masih pukull 04.50.

"Hoammm"-dinaa menguap.
Dinaa menatap sekelilingnya,
"Astagfirullah!"-teriak dinaa.
Sontak ecaa, sapa, dan umi terbangun.
"Apasi din?"-tanyaa umi.
"Jangannn ada yang gerakk sedikittpunnn!"-perintahh dinaa.
"Kenpaaaaa?!!"-tanya sapa panik.
"Kitaa adaa di pinggirannn jurang, jangann adaa yang gerakkk. Kalo ada yang gerakk kita bisa jatohhh."-kata dinaa panik.

"Oke oke tenang duluu"-kata sapa.
"Gimanaa bisa tenang goblog"-ucap ecaa yang juga ikut panik.
"YA ALLAH UMI!! RAHMA PENGENN PULANG AJA KE SEPATANNN!"-rengek rahma (umi).

Mobill itupunn semakin mendongkak ke belakang karna kurang keseimbangann, dannn... merekaa pun terjatuhh bersama mobilnya ke jurang!!.

Brughhh!!
"Hwaaaaaaaaaaa"-teriakk mereka bersamaan.
Mobill yang di tumpangi mereka ber4 sudah terjatuhh ke jurang, bukan, bukan jurang!! lebih tepatnya jatuhh ke permukaan yang rendah.

Mobil ituu terjatuh dan terbalik.
"Aww, sakit bangett anjir"-ucapp sapa yang mencoba bangun.
"Wehh ayoo keluar! Kitaa cari bantuann!! Ecaa pingsannn"-teriakk umi.

Akhirnyaa mereka pun keluar dari mobil tersebutt, umi terlukaa di bagian kepala, sepertinya kepalanya terkenaaa kacaa mobil. Sedangkann dina terluka di bagian sudut bibir dan kaki, dan sapaa terlukaa di bagian tangan yang tertancap serpihan kaca yang pecah.

Mereka tak perduli dengan keadaannya masing masing, ada yang lebih parah dari mereka ber3 Yaitu, eca. Merekaa langsung mengeluarkann eca dari mobil.

"Kitaa haruss cepett cari bantuan"-kataa umi.
"Iyaaa, tapii manaa ada orang jam seginii!"-kataa sapa.
"Ambill kotak p3k sementaraaa di mobil sap"-ucap dina.
Kemudiann sapa mengambilnya.
"Obatinn lukaa kitaa duluu terus perban, nanti kalo udah kitaa bisa fokus ke eca"-kata dina lagi.
Mereka pun mengobati dan memperban lukanya.

Matahari sudah mulai muncul, menandakan pagi akan segera tiba.
"Tolongggg!!!"-teriakk umi.
"Siapapunn yang ada di atass tolong!!"-kata sapa.
Sedangkann dina hanya mencoba mengobati luka eca yang semakin parah.
"Ya allah, tolong!"-teriakk umi.
Tak ada jawaban sama sekali dari atas sana, umi menunduk lemah.

"Apa kitaa bakalan mati disini?"-lirih umi.
"Umi gaboleh ngomong gituu!"-ucap sapa geram.
"Tauuu umi!! Kitaa semua gabakalann mati disini! Kitaa harus berjuang!!"-kataa dina memberi semangat.

"Ayaaa jalemaa di handap?"-teriakk seseorang dari atas.
"Tolongggg!! Iyeuu di handappp aya jalemaa, tulungannnn!!"-teriak umi langsung.

Sepertinyaa ada warga yang sedang mencari kayu bakar lalu mendengar teriakan mereka.
"Aih bener, aya jalema ogehh di handap, kudu di tolongan iye."-kata seseorang tersebut.
"Cik tungguan sakedappp abdi rek mentaa bantuannnn"-katanya dengan suara teriak.

"Allhamdulillah yaa allahhhh"-sapa langsung bersujud ke tanah.
"Udahhh abiss ini bawa ecaa ke rumah sakitt teruss kitaa balik dari daerahhh sini!!"-kataaa umi.
"Gue udahh cape banget asuuu."-kata dina.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya orang yang tadi kembali lagi dengan membawa warga sekitarr yang berjumlah 5 orang.
"Neng, sabarr nyaaa ku mamang ker di bantuan, ker masang tali hela"-ucap salah satu bapa bapa.
"Mang geraaaaa, batur kulaaa ngges lukaa parahhh"-teriakk umi dari bawah.

Setelah melewati beberapa cobaan dunia akhirat untuk naik ke atass sana akhirnya bisa juga.
"Mang ayo bawa temenn saya ke rumah sakitt"-kata dina.
"...."
"Mang! Kenapaaa pada diemm? Ayo tolonginn mang."-ucapp sapa yang mulai emosi, karna tak mendapat jawaban dari warga setempat.
"Di sini teh ga ada rumah sakit neng, adaa juga di bawah perbukitan ini. Jaraknya juga lumayann jauh"-jelas salah satu warga.

Hantu BuldogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang