Masih di dalam Bar, kini suasana di Bar tempat kumpul jurusan manajemen itu pun menjadi tegang, setelah apa yang sudah dilakukan Yeji terhadap Jungyeon.
Tapi, yang lebih menegangkan lagi, semua orang ingin tahu apa yang akan Jungyeon lakukan setelah menerima perlakuan Yeji terhadap dirinya.
"Heh, hehehe, kau mau coba main-main denganku ya?" Ucap Jungyeon sedikit menyungging senyum dan tertawa kecil, sembari membersihkan wajahnya yang tadi terkena semburan bir dari mulut Yeji.
Sementara Yeji cuma menatap Jungyeon dengan sorotan mata yang tajam.
"Duh, bakal panjang ini urusannya," Gumam Ryujin cemas, saat melihat Yeji dan Jungyeon saling memberi tatapan membunuh satu sama lain.
Sementara Jisu yang melihat hal itu, mulai bangkit dan berjalan mendekat ke arah Yeji dan Jungyeon.
"Ya! Kau berani melawanku eoh? Gadis kecil? Kau tidak tahu siapa aku?" Tanya Jungyeon pada Yeji dengan nada bicara yang terkesan meremehkan.
"Ya, aku tahu kau siapa, aku benar-benar tahu kalau kau ini cuma sampah tak berhguna," Ucap Yeji sembari terus memberi sorot mata yang tajam pada Jungyeon.
Orang-orang yang mendengar ucapan Yeji barusan cuma bisa ternganga karena tidak dapat percaya kalau Yeji berani berkata begitu pada Jungyeon yang notabene adalah seniornya, sekaligus orang yang disegani di kampus.
"Woah, kau ini benar-benar perlu menerima pukulan dariku," Ucap Jungyeon sembari mencengkram kerah kemeja yang yeji kenakan.
Bukannya takut, Yeji malah menepis begitu saja lengan Jungyeon yang tengah mencengkram kerah bajunya.
Merasa tidak terima, Jungyeon pun melayangkan satu pukulan pada Yeji, tapi, sebelum pukulan itu mendarat di wajah Yeji, seseorang menahan lengan Jungyeon, hingga Jungyeon menghentikan pukulannya.
Dan orang yang menahan Jungyeon tersebut adalah Jisu.
"Sudahlah Yoo Jungyeon, kau ini senior, kau ini panutan bagi juniormu, menurutmu apa yang tengah kau lakukan ini dapat dijadikan panutan bagi juniormu eoh?" Ucap Jisu berusaha menenangkan suasana.
Sementara Yeji kini cuma menatap Jisu yang tengah menenangkan Jungyeon.
"Haah~ kali ini kau kubiarkan gadis kecil," Ucap Jungyeon sembari sedikit mencolek dagu Yeji, kemudian kembali menghampiri Jisu.
"Sudahlah Yeji-ah, dia memang gila, jadi tidak usah diladeni," Bisik Ryujin sembari menepuk pundak Yeji pelan untuk menenangkan temanya tersebut.
Lalu mereka pun kembali duduk di meja tadi, bersama dengan Yuna.
"Siapa sih orang gila tadi? Kenapa kau tidak menghajarnya saja Yeji Unnie?" Dengus Yuna kesal.
"Yakk! Yuna-ya, sudahlah jangan memancing keributan," Sahut Ryujin.
"Memangnya kenapa? aku hanya kesal! Memangnya siapa dia itu!? berani berbuat sesuk-mpphhh!!!" Omelan Yuna berhenti karena mulutnya dibungkam Ryujin dengan tapak tangannya.
"Mpphhh!!!! Mphhhh!!!" Yuna masih berusaha mengomel walau mulutnya tengah di tutup oleh telapak tangan Ryujin
"Yaampun, kalau bocah ini sudah mengomel pasti tidak akan berhenti," Gumam Ryujin sembari tetap berusaha menutup mulut Yuna.
Sementara Yeji, kini matanya malah berfokus pada Jisu dan Jungyeon yang kini duduk bersama.
'Kenapa aku terus menatapnya sih?' Batin Yeji, kemudian ia memalingkan wajahnya dari tempat Jisu duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings (Yeji X Lia/Yejisu)[GxG]
FanfictionCerita tentang dua orang yang saling memiliki perasaan tersembunyi yang sangat sulit untuk mereka ungkapkan.