Deru dari mesin kendaraan yang berukuran cukup besar, terdengar begitu nyaring di telinga para penumpang yang kini ada di dalamnya.
Kendaraan besar itu dapat kita sebut sebagai Bis.
Yeji dan Jisu adalah salah seorang dari sekian penumpang yang ada di dalam Bis tersebut, di malam yang berbintang itu, Yeji dan Jisu duduk bersebelahan di salah satu Bangku yang ada pada deret kanan Bis tersebut, Yeji duduk di pinggir tepat di samping jendela, lalu Jisu duduk di sebelahnya.
"Naik Bis malam-malam begini seru Juga ya, hehe," Ujar Jisu, sembari tersenyum lalu menatap Yeji.
"Memangnya Sunbae belum pernah naik Bis pada malam hari?" Tanya Yeji, sembari menaikan alisnya, merasa tidak percaya dengan apa yang Jisu ucapkan.
Jisu menggeleng sejenak, lalu tersenyum.
"Ini pertama kalinya aku naik Bis pada malam hari, soalnya ada yang nemenin," Sahut Jisu, sembari tersenyum manis tepat di depan wajah Yeji.
'S-Senyumnya tolong, aku masih sayang jantung,' batin Yeji, sembari sedikit menjauhkan wajahnya dari wajah Jisu.
"M-Memangnya ada apa Sunbae? Kenapa kalau naik Bis harus ada yang nemenin?" Tanya Yeji.
"Entahlah, aku tidak tahu, hanya saja aku tidak suka kalau naik Bis sendirian, apalagi kalau malam hari hehe,"
Yeji menanggapi kata-kata yang baru saja Jisu ucapkan dengan mengangguk paham.
Saat Yeji baru saja akan menoleh, tatapannya terusik oleh seorang pria yang duduk di kursi yang ada di sebrang mereka.
Pria itu seolah tengah menatap sesuatu yang ada pada diri mereka, atau lebih tepatnya yang ada pada Jisu, entah apa yang ia tatap, tapi rasanya ia enggan untuk melepaskan pandangannya dari Jisu, bahkan ia tidak sadar kalau saat ini Yeji tengah mengawasinya.
Sementara Jisu, ia masih sibuk untuk menatap ke arah jalalan yang dilintasi Bis yang ia naiki saat ini, cahaya gemerlap lampu mobil dan lampu jalan, seolah menghipnotis Jisu dengan keindahannya.
Yeji yang merasa penasaran dengan apa yang tengah si Pria pandangi dari sosok Jisu. Ia pun mengikuti arah pandangan dari pria tersebut.
Saat Yeji mengikuti arah pandang sang pria, kini, seketika wajah Yeji pun memerah padam.
'Ya Tuhan! Maafkan hambamu yang terkutuk ini! Hambamu tidak sengaja menatap sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya, maafkanlah aku yang terkutuk ini ya tuhan!!!' Batin Yeji, sembari segera memalingkan wajahnya dari apa yang tadi tak sengaja ia lihat.
Apa sebenarnya yang dipandangi si Pria, hingga Yeji merasa bersalah sudah melihatnya?
Ternyata, yang sedari tadi dipandangi sang Pria adalah paha mulus Jisu, Jisu yang saat ini tengah menggunakan Rok pendek, membuat pahanya yang putih mulus dengan leluasa terekspos begitu saja.
Wajar memang, melihat hal itu pria manapun pasti berimajinasi seliar mungkin, namun, tidak sepantasnya mata pria yang kini duduk di seberang mereka itu terus melotot menatap bagian tubuh Jisu tersebut.
Mungkin, karena suasana Bis yang sunyi pada malam itu, membuat sang Pria lebih leluasa mengarahkan pandangannya ke tempat yang ia suka, bahkan ke tempat yang tidak seharusnya ia lihat.
Tanpa aba-aba, Yeji membuka jaket yang ia pakai, kemudian langsung menutupi paha Jisu yang terekspos tadi dengan jaket tersebut.
Jisu sedikit tercekat sekaligus bingun dengan tingkah Yeji yang memperlakukan dirinya seperti itu dengan tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings (Yeji X Lia/Yejisu)[GxG]
FanfictionCerita tentang dua orang yang saling memiliki perasaan tersembunyi yang sangat sulit untuk mereka ungkapkan.