"Eunghhh~" Lenguh Yeji saat bangkit dari tidurnya, ia mengucek matanya sejenak, kemudian meregangkan tubuhnya, berusaha membuat dirinya sadar sepenuhnya.
Saat baru akan tersadar sepenuhnya, Hidung Yeji menghirup aroma yang sangat sedap, Aroma dari sebuah masakan rumah, membuatnya ingat akan masakan ibunya.
Tapi tunggu? Pagi-pagi seperti ini, siapa yang memasak?
Yeji menoleh ke arah samping, ke tempat Jisu tidur tadi malam, namun, ia tidak menemukan Jisu di sana, bahkan matras yang Jisu tiduri serta selimut yang ia pakai untuk menutupi dirinya sudah tertata rapih.
"Mungkinkah Sunbae yang sedang-," Yeji menggantung kalimaynya, memastikan sesuatu dalam pikirannya.
Daripada memastikan di dalam pikirannya yang tidak kunjung pasti, Yeji memilih untuk bangkit dari posisi duduknya, kemudian berjalan ke arah dapur.
Saat Yeji sudah sampai di dapur, Yeji berdiam sejenak, matanya terperangah, lalu ia tersenyum manis, melihat sesuatu yang ada di depannya saat ini.
Ia memandangi Jisu dari belakang, ternyata perkiraan Yeji tepat, aroma sedap dari masakan itu berasal dari Jisu yang tengah memasak di dapur.
Pergerakan Jisu saat memotong, mengaduk masakan, menambahkan bumbu, menyeka keringat yang mengalir di dahinya, ditambah rambutnya yang sengaja ia Kuncir, entah kenapa terlihat begitu manis, cantik, anggun, dan sexy di mata Yeji, sampai ia tidak bisa berhenti menatap wanita itu.
padahal wanita itu hanya sedang melakukan hal yang biasa, yaitu memasak. Tapi entah kenapa hal itu dirasa luar biasa bagi Yeji.
Perlahan, Yeji membuat langkah demi langkah mendekat ke arah Jisu, sebelum sempurna berdiri di dekat Jisu, ia menyempatkan dirinya untuk mengambil satu helai tisu yang ada di atas kulkas.
Saat Yeji sudah berdiri dengan sempurna di belakang tubuh Jisu, Yeji mengetuk-ngetuk pelan pundak Jisu dengan jari telunjuknya, sontak, hal itu membuat Jisu berbalik.
"Ommo!" Jisu kaget saat melihat Yeji kini sudah tersenyum lebar di depan matanya.
"Hehe," Kekeh Yeji.
"Haishhh, kau ini, mengagetkan saja," Ucap Jisu sembari tersenyum, ia juga menyempatkan mencubit pipi Yeji dengan pelan, hal itu pun dibalas dengan senyuman oleh Yeji.
Saat Jisu ingin berbalik untuk kembali melihat masakannya, Yeji dengan sigap menahan Jisu dengan menggenggam tangannya, sontak, hal itu pun membuat Jisu bingung, hingga Jisu menaikan alisnya sembari menatap Yeji.
Perlahan, Yeji memempelkan tisu yang ia ambil tadi pada wajah Jisu, bukan hanya menempelkan, ia juga menyekakan keringat Jisu secara perlahan dengan tisu itu, sembari lengannya yang satu masih menggenggam tangan Jisu.
"Jangan menyeka keringat langsung menggunakan tanganmu, kau kan sempat memegang cabai, kalau nanti kena mata kan bisa bahaya," Ucap Yeji dengan senyum manis yang terukir di wajahnya, bahkan ia menatap Jisu dengan begitu intens.
Sedangkan Jisu, ia masih terbengong akan perlakuan Yeji yang begitu manis, bahkan kini wajahnya sudah mulai memerah.
"E-Eoh, i-iya, baiklah," Sahut Jisu tergagap, sembari cepat-cepat memutar wajahnya dari hadapan Yeji, pura-pura kembali fokus pada masakannya, padahal itu hanya siasatnya untuk menyembunyikan wajahnya yang merah padam dari Yeji.
"Hmm.... Apakah ada yang bisa aku bantu Sunbae?" Tanya Yeji.
"Eoh? A-Aniyo, kamu tunggu saja di meja makan, sebentar lagi selesai kok, aku akan menyiapkannya agar kita bisa sarapan bersama," Ucap Jisu yang masih berusaha mentembunyikan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings (Yeji X Lia/Yejisu)[GxG]
FanfictionCerita tentang dua orang yang saling memiliki perasaan tersembunyi yang sangat sulit untuk mereka ungkapkan.