"Eunggh~" Desah Yeji yang kini baru saja bangun dari tidurnya.
Ia meregangkan setiap sendinya terlebih dahulu, lalu ia mengucek matanya perlahan, menikmati suasana pagi harinya itu.
"Tubuhku rasanya sangat segar, padahal kemarin aku rasa semua bagian tubuhku hampir retak akibat cuaca dingin itu," Gumam Yeji sembari kembali meregangkan sendi-sendi pada tubuhnya.
Yeji menatap sekitar, sampai sorot matanya terhenti pada sebuah ember dengan sepotong handuk kecil di samping ember tersebut.
"Kompresan? Semalam aku dikompres? Tapi siapa yang mengompres?" Tanya Yeji pada benaknya sendiri, ia mencoba mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam.
Beberapa saat mencoba mengingat, raut wajah Yeji langsung berubah menjadi raut wajah terkejut, memasang ekspresi menganga dengan mata melotot.
"J-Jisu Sunbae," Ucapnya
Yap, kini ia ingat dengan apa yang terjadi kemarin malam, terlebih dengan kalimat ini 'Tenang saja, aku anak desa, jadi cuaca dingin ini bukan apa-apa untukku'
Mengingat kalimat tersebut sangat membuat Yeji malu, dengan wajah memerah ia menepuk dahinya sendiri pelan.
"Haah, kau ini memalukan sekali Yeddeong-ah," Keluh Yeji, menghela nafas panjang.
Sorot mata Yeji kembali mengarah ke Ember kompresan, saat menatap ember itu, entah kenapa ia tiba-tiba mengukir senyum.
"Aiguu, kendalikan dirimu Yeddeong-ah," Ucap Yeji menepuk-nepuk pipinya sendiri dengan pelan.
Tak lama, ponsel Yeji berdering, ia pun meraih ponselnya tersebut.
Dahi Yeji sedikit berkerut saat melihat layar ponselnya tersebut, itu karena saat ini ia tengah mendapat telfon dari nomor yang tidak dikenal.
Tanpa pikir panjang, Yeji mengangkat panggilan tersebut.
"Yeobuseyo? Siapa ini?" Tanya Yeji saat mengangkat panggilan tersebut.
"Ck! Kau tidak tahu aku siapa? setelah semua yang aku lakukan untukmu kemarin malam?" Terlihat sedikit kekecewaan pada nada bicara sang penelpon.
"S-Suara ini?" Yeji bergumam karena sepertinya suara dari si penelpon cukup familiar baginya.
"Jisu sunbae?" Ucapnya lagi setelah kini ia yakin kalau sang penelpon adalah Jisu.
"Tuh kau tahu, kenapa kau masih bertanya tadi?"
Mendengar ucapan Jisu yang barusan, Yeji memutar bola matanya malas.
"Bagaimana bisa aku tahu kalau ini kau Sunbae? Sebelumnya tidak ada kontakmu di ponselku, jadi nomermu tidak ada namanya,"
"Oh iya, aku lupa hehe, maaf ya aku yang salah," Ucap Jisu terkekeh dari sebrang sana.
"Dia yang receh atau aku yang kurang memahami?" Tanya Yeji dalam hati.
"Mendengar suaramu pada pagi ini, kelihatannya kau sudah segar kembali ya? Syukurlah,"
"M-Maaf ya Sunbae, kau kemarin pasti sungguh kerepotan karena aku," Ucap Yeji merasa bersalah, sembari ia mengusap tengkuknya pelan.
"Ngga kok, aku malah senang bisa melakukan itu, aku tidak ingin kau sakit,"
Mendengar perkataan Jisu yang ini, entah kenapa terdengar sangat menyenangkan bagi Yeji, hingga kini wajahnya mulai memerah.
"Eumm, kalau begitu terima kasih ya,"
"Bukan masalah kok, hehe."
"Eumm, ngomong-ngomong kau dapat nomerku dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings (Yeji X Lia/Yejisu)[GxG]
FanfictionCerita tentang dua orang yang saling memiliki perasaan tersembunyi yang sangat sulit untuk mereka ungkapkan.