ALESKA : 3

88 8 0
                                    

Happy Reading....

Kini Calya dan Aleska masuk kedalam rumah putih yang terlihat bak istana dari luar. Calya mengedarkan pandangannya menatap sekitar dengan benar-benar teliti.

Rumah Aleska terkesan Klasik dimatanya. Lukisan dari yang terlihat real sampai abstrak tergantung cantik disekitar dinding. Calya juga punya keyakinan kuat kalau furniture yang ada di rumah ini memliki harga yang jutaan. Sejak awal Calya memasuki rumah mewah Aleska hanya satu foto yang tampak. Foto keluarga yang tergantung di dinding ruang tamu dan tidak ada foto yang lain.

Aleska mendudukan dirinya terlebih dahulu lalu disusul oleh Calya. Tidak terjadi percakapan diantara mereka. Keduanya larut dalam pikirannya masing-masing. Sebelum suara seorang wanita menarik seluruh perhatian keduanya bersamaan.

"Eh Azka, itu Calya kan?"

Aleska hanya mengangguk dan tersenyum.

"Calya, ya ampun.. kamu sudah besar, tante sampai linglung ngelihatnya" ucapnya ramah sambil menghampiri Calya dan memeluknya hangat. Calya membalasnya sedikit canggung.

"Azka, kamu ke kamar dulu ganti baju. Nanti mama mau nyuruh kamu lagi"

Aleska menghela napasnya, "iya, ma"

"Calya, ayo sini duduk dulu, kamu capek pasti kan. Kamu mau minum apa sayang?" Ucapnya

"Air putih aja tante" jawabnya tak enak jika menolak.

Tanpa menunggu lagi Calara memanggil Inem, asisten rumah tangga mereka yang sudah bekerja puluhan tahun lamanya.

"Calya masih ingat sama Tante?" Tanyanya ramah.

Calya menjawab jujur, dia menggeleng sebagai jawabnya.

"Hmm, wajar sih. Tante terakhir kali ketemu kamu pas umur kamu 3 tahun"

Calya hanya mengangguk singkat. Dia juga tidak ingat jika dia pernah bertemu Clara, Mama Aleska.

"Gini, biar tante jelasin. Kan gak enak kalo kita ngobrol tapi gak saling kenal. Jadi, tante ini  sahabat mama kamu. Dari SD-SMA kita selalu bareng-bareng, sampai kita kerja kita juga masih saling contact-an. Nah jadi kamu sudah tente anggep keluarga sendiri biarpun ini kali pertama kita ketemu lagi saat kamu sudah dewasa.

Oh iya Calya, Kamu udah siapin baju buat nginep disini kan?" Jelasnya pada Calya. Namun, pertanyaan terakhirnya membuat Calya membelalakan matanya.

"Ngi-nginep?" Ucapnya terbata-bata berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tak salah mendengar.

"Iya, mama kamu pergi ke Bandung dan katanya rumah kalian udah ada yang beli, sekalian mau urus surat-surat dan segala macemnya. Cuman sampai besok kok, kamu udah ada baju?"

Calya menghembuskan napasnya dalam berusaha menguatkan dirinya, dia menggeleng, "belum, tante"

Calya tidak tahu jika orang tuanya akan sampai menginap di Bandung. Dan dia sendiri tidak menyangka kalau harus menginap di rumah seseorang yang baru menjadi temannya belum genap satu hari.

"Gak usah panik tante panggilin Aleska dulu ya" mata Calya membelalak panik mendengar penuturan Clara.

"AZKA!!! ZKAA!!! SINI TURUN" teriak Clara memanggil putra sematawayangnya itu.

"Iya ma, sebentar" suara pintu kamar terbuka dari lantai dua terdengar. Aleska  melangkahkan kakinya turun menghampiri sumber suara.

Batin Calya bertanya-tanya. Saat bersamanya tadi yang Calya tahu Aleska pribadi yang dingin dan mudav marah. Dan lihat sekarang, dia begitu penurut bagaikan anjing dengan majikannya.

ALESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang