ALESKA : 5

49 7 3
                                    

Happy Reading......

Seorang gadis baru menginjakan kakinya didepan gerbang utama SMA Pelita Bangsa. Rambutnya dibiarkan terurai dan berterbangan sesuai dengan alur yang angin ciptakan.

Sesekali senandung kecil terdengar dari bibir kecilnya sebelum tubuh tegap seorang lelaki menghalangi langkahnya.

"Hai Cantik" sapa lelaki itu memulai pembicaraan.

Calya menatap terkejut lelaki yang kini ada dihadapannya. Jari telunjuk gadis itu terangkat menunjuk wajah putih milik lelaki itu.

"Lo Kevin yang kemarin kan?"

Kevin membulatkan mulutnya dan kini tangannya bertepuk diudara, "wah.. gue diinget ternyata"

Calya mendengus kesal. Menurutmya Kevin terlalu banyak berbasa basi.

"Ada apa?"

"Gak, cuman mau sapa aja. Lo sekelas sama Azka, kan?" Tanya Kevin memastikan.

Calya mengangguk.

"Lo mau jadi teman gue?" Tanya Kevin menatap lurus pada netra gadis itu.

Calya terkekeh mendengar penawaran Kevin. Lucu, untuknya. Kevin yang melihat tawa Calya mengerinyit heran, "Kok ketawa?"

Calya mengatup bibirnya menahan tawa yang masih ingin keluar. "Lucu aja. Mana ada orang nawarin buat temenan"

Kevin mengulas senyum. Melihat senyuman geli tercetak diwajah manis Calya menjadi kesenangan sendiri untuknya.

"Jangan senyum gitu nanti gue baper lo mau tanggung jawab?"

Calya langsung terdiam dan memandangi Kevin dengan pandangan tak suka, "modus lo! Baru kenal juga"

"Bercanda cantik" Balas Kevin sambil mencolek pipi chubby milik gadis itu.

Calya membelalakan matanya terkejut. Tangannya terangkat mengelus pipinya sendiri berusaha menghilangkan jejak yang Kevin ciptakan.

"Modus lo!"

Kevin terkekeh kecil, "Lo lucu sih"

Candaan kecil yang mereka ciptakan tidak luput dari sepasang mata yang sedari tadi memandang mereka dengan tatapan datar. Aleska melangkahkan kakinya melewati dua insan yang tengah tertawa bahagia. Aleska sadar ada yang salah dengan dirinya. Moodnya berubah dengan mudah hanya karena pemandangan yang ada didepannya.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Suasana kelas XI IPA 1 sedang ricuh. Jam Kosong sudah menjadi belahan hati penghuni kelas itu. Mereka mengobrol, bergosip, bahkan ada yang berteriak didalam kelas.

Suasana yang semula ricuh berubah menjadi hening saat Bu Ratna, wali kelas mereka menapakkan kakinya ke dalam kelas. Bu Ratna memang terkenal dengan wibawanya sampai orang yang ingin berbicara padanya pun segan.

Bu Ratna menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Dia tersenyum mendapati suasana kelas yang tertib.

"Sekolah kita dua minggu lagi akan mengadakan pentas seni. Kalian akan dibentuk kelompok yang terdiri dari dua orang. Isinya pria dan wanita. Penampilan ditampilkan bebas"

ALESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang