ALESKA : 4

66 8 0
                                    

Happy Reading....

Alvero dan Bernand dengan kompak melangkahkan kaki mereka ke dalam Cafe Terace yang menjadi tempat perjanjian mereka.

Mata keduanya menjelajah kesetiap sudut ruangan mencari tempat yang pas untuk mereka menghabiskan malam.

Retina mata Alvero tidak sengaja menangkap bayangan dua orang gadis yang sangat familiar untuknya. Bagaimana tidak, Viny sepupunya  terlihat sedang tertawa bersama gadis lainnya yang sesekali menyeruput milkshake oreonya.

Alvero menyenggol siku Bernand seraya menyampaikan kode-kode rahasia yang hanya dipahami keduanya. Serempak keduanya mengangguk setuju dan menghampiri kedua gadis itu.

"Anak gadis gak baik keluyuran malam-malam", Alvero mengagetkan kedua gadis itu. Viny menatap heran pada Alvero sekilas sebelum suara decakan terdengar dari bibir mungilnya.

"Bosen gue ketemu lo, Ver"

"Lo ngapain sih disini? Ngerusak  suasana aja!" Sinis Deby sambil membenarkan hoodie-nya.

"Lah, harusnya gue yang nanya kalian ngapain disini? Udah malam anak gadis tuh harusnya dirumah tidur bukannya keluyuran. Dan lo Vin, nyokap lo tau?" Celoteh Alvero panjang.

Viny hanya mengangangkat bahu acuh, sementara Deby mulai risih dengan pria dihadapannya ini. Entah kenapa setiap Alvero ada di dekatnya membuatnya tak nyaman dan emosinya mudah terpancing.

"Lo ngapain coba duduk disitu? Emang ada yang izinin lo?" Deby mulai naik pitam terdengar saat melihat Alvero yang duduk dihadapannya.

"Loh, emang duduk perlu izin? Ini tempat umum kali mbak" cetus Alvero.

"Tapi gue heran lo kenapa doyan banget marah-marah sama gue sih? Hati-hati nanti jatuh hati lagi" sambung Alvero.

"Najis! Amit-amit jabang bayi" balas Deby cepat sambil mengelus lerut ratanya.

Keributan yang diciptakan dua insan ini berhasil membuat mereka menjadi pusat perhatian. Viny dan Bernand yang menonton sambil sesekali terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Udah dong ribut nya, capek gue dengernya" lerai Viny.

"Tau tuh. Awas Ver nanti malah lo yang kena karma" kali ini Bernand ikut bersuara.

Alvero mengangkat bahu acuh,  "paling dia duluan yang jatuh lagi sama gue"

"najis"

"Oh iya hampir lupa. Viny, lo harus jelasin ke gue kenapa lo ada disini atau gue laporin nyokap lo!" Ancam Alvero

Viny menghela napasnya lelah, "males ah beraninya ngancem. Iya deh. Jadi gini, gue tadi lagi main di rumah Deby terus kita jalan kesini niatnya sih nyari makan, tapi malah lanjut ngomongin Calya sama Azka"

"Hah? Maksud lo?", kaget Alvero

"Kenapa mereka? Gue ketinggalan nih kayaknya" tanya Bernand yang tak kalah terkejutnya.

"Lo sahabatnya masa gak tau?" Balas Viny cepat.

Gelombang tercetak jelas di dahi Alvero dan Bernand. Aleska tidak pernah menceritakan apapun pada mereka. Apalagi soal perempuan.

Viny menghela napas, "Azka nganterin Calya pulang"

Jawaban singkat yang meluncur lancar dari bibir Viny sontak membuat kedua lelaki itu membelalakan matanya sampai hendak keluar.

"Gila, gue kira dia gak tertarik sama sekali sama si anak baru" jawab Bernand.

Bernand mereka ulang kejadian di kantin. Sangat jelas Aleska yang langsung menolak mentah-mentah saat diajak berkenalan dengan Calya.

ALESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang