SURAT MENYURAT

238 16 3
                                    


      ~PERIHAL MENGUNGKAPAN~
    "Setiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk mengutarakan isi pikiran dan hatinya. Ada yang mengungkapkannya dengan perkataan, perbuatan bahkan ada yang menyampaikannya dalam diam dan isyarat.Tinggal kita yang mendapatkan ungkapan itu, harus mencoba untuk peka terhadap mereka yang sudah berusaha mengutarakan maksudnya.

PESANTREN POV.

   Siang ini setelah melaksanakan sholat dzuhur di masjid pesantren, segerombolan santri digiring oleh pembina untuk menghadiri stadium general di aula pesantren yang cukup megah.

   Tak membutuhkan waktu yang lama bagi parara pembina untuk mentertibkan santri yang jumlahnya cukup banyak, kebetulan pesantren ini merupakan salah satu pesantren modern, sehingga tak heran bangunannya dan fasilitasnya pun patut diacungkan jempol.

   Semua santri putra dan putri pun kini duduk lesehan dengan rapih, tak lupa para ustadz dan ustadzah memasang hijab berwarna putih guna dijadikan penghalang untuk memisahkan santri putra dan putri berhubungan kontak mata maupun kontak fisik. 

   Akan tetapi, hawa nafsu terkadang memang selalu menjadi pemenang, ia selalu membuat manusia dalam kerugian. Yap, meskipun sudah memakai hijab, masih ada saja sebagian santri yang memanfaatkan momen berharga ini dengan melakukan acara tukar menukar surat secara diam-diam ketika pembina tengah lengah mengawasi mereka.

"Sarah liat deh kesana! Si Haikal ganteng banget." Ucap Melita yang diam-diam memandangi kecengannya sembari menyenggol lengan Sarah.

"Astagfirullah, Mel kamu ngapain sih? Lagian gantengan ayah Sarah tau dibanding si Haikal itu. Udah ah! Kalo ketauan Ustadzah Fatimah baru tau rasa kamu." Bisik Sarah menakuti Melita.

"Iya-iya tau ko, tenang aja." Gumam Melita yang masih tetap fokus memandangi Haikal kecengannya dari jauh.

   Sarah pun menggelengkan kepala sembari tersenyum pasrah ketika melihat sahabatnya Melita yang selalu memprioritaskan masalah cinta.

"Eh Sar Mel kalian tau ga? Tadi aku ga sengaja ngeliat ada bapak-bapak diparkiran mobil pesantren. Trus didalem mobilnya itu ada cowo, ya lumayan ganteng sih kalo menurut Lia." Gosip Lia sembari senyam-senyum sendiri.

"Serius? Tapi, ga aneh ah orang semua cowo kan pada hakikatnya ganteng Li." Polos Sarah.

"IH SARAH BUKAN GITU." Ucap Lia dan Melita dengan nada naik satu oktaf.

"Hush jangan berisik! Bukan waktunya ngomongin cinta. Emangnya kalian udah lupa? Kemarin Ustadzah Salma nerangin kalo Allah itu pencemburu pada tiap hambanya. Jangan bilang kalian lupa?" Omel Amel salah satu santri putri dibelakang mereka yang tak sengaja mendengar percakapan tiga sekawan itu.

   Allah adalah al-Ghayyur, artinya Maha Pecemburu. Cemburu akan timbul bila ada cinta, tanpa cinta tak mungkin ada cemburu. Allah Ta'ala cemburu kepada hambanya, karena Allah mencintai hambanya.

   "Hai orang-orang yang beriman, siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Maidah/5:54)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِنَّ اللهَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللهُ))

PERIHAL SECERCAH RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang