BEBERAPA MENIT SEBELUMNYA:
(KRINGGGGGGGGG)
Bel sekolah sedari tadi sudah berbunyi. Para santri yang masih di luar kelas langsung berlarian masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
"Heh bro gue laperrr, nongkrong yu di warung Mpok Ayu!" Ajak Alfath sambil mengunyah permen karet kepada Riko dan Jodi yang sedang duduk di bangku kelas pesantren.
"Gila Lo fath, bel udah bunyi juga. Lo malah mau nongkrong." Ucap Jodi mengingatkan Alfath.
Tapi bukan Alfath kalau kemauannya belum terkabul. Bahkan tak jarang ia akan nekat melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Lagian Lo kan tadi udah makan dua piring di catering." Celetuk Riko heran.
"Muka Lo dua piring, orang gue makan setengah piring." Jawab Alfath kesal sambil menjitak kepala Riko.
"Aduh gila Lo Fath, sakit tau." Keluh Riko sambil mengusap-usap kepalanya.
Sementara itu Jodi menahan tawa melihat tingkah laku Alfath dan Riko.
"Bodo amat." Ucap Alfath datar.
"Pokoknya gue pengen nongkrong. Lagian emang Lo berdua pada ngerti sama ni pelajaran? Arab gundul semua lagi." Tanya Alfath.
"Engga." Jawab Jodi dan Riko berbarengan.
"Tuh kan, gini deh terserah kalian mau ikut gue apa nggak yang penting gue mau bolos." Ucap Alfath bersikeras sembari melangkahkan kakinya menuju pintu kelas.
Sementara itu Jodi dan Riko saling menatap dan berfikir sejenak sambil melihat punggung Alfath yang menuju ke arah pintu kelas.
"Jod gimana?" Tanya Riko kepada Jodi.
"Pake nanya lagi, ya kita nongkrong lah." Jawab Jodi sambil menyusul Alfath.
"Setuju." Ucap Riko mantap sambil berjalan ke luar kelas menyusul kedua sahabatnya.
Setelah berhasil mengendap-endap melewati berbagai macam rintangan, akhirnya mereka berhasil berada di dekat gerbang yang dijaga oleh Mang Asep.
"Gimana nih? Ada penjaganya tuh." Tanya Jodi sambil menunjuk ke arah sang satpam dari kejauhan.
"Tenang lagian tuh satpam lagi ngobrol sama santriwati yang telat." Ucap Riko santai.
Setelah beberapa detik berfikir untuk melewati gerbang. Akhirnya Alfath mempunyai ide dan seketika ia menyentilkan jari tangannya.
"Gue punya ide." Ucap Alfath girang.
"Apa?" Tanya Jodi dan Riko penasaran.
"Berhubung si satpam itu lagi ngobrol. Kita ambil kesempatan buat keluar lewat tembok itu, gimana?" Tanya Alfath sambil menunjuk tembok putih yang cukup tinggi.
Jodi dan Riko pun mengangguk setuju, bukan hal yang sulit bagi mereka melewati tembok tinggi itu. Karena mereka sudah terbiasa menjalankan aktivitas itu sewaktu di sekolahnya dulu.
Setelah berhasil menaiki tembok dekat gerbang. Mereka pun berjalan menuju warung Mpok Ayu. Tapi baru saja beberapa langkah, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dari arah belakang.
"ITU YANG DISANA." Teriak Mang Asep sambil berkacak pinggang.
Sarah dan kedua temannya yang telat pun seketika kepo yang mengakibatkan ketiganya mengikuti ke arah tatapan Mang Asep.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL SECERCAH RINDU
Ficção Adolescente"Kita bagai bumi dan langit yang hanya terpisah oleh jarak. Layaknya senja dan fajar yang selalu setia menghadirkan segurat kesan yang tak dapat diartikan untuk dikenang. Ibarat bulan dan bintang di malam hari yang selalu setia menerangi bumi ." •...