Three

66 12 0
                                    

          Cafeㅡ tempat yang sangat tepat untuk sekedar mengerjakan tugas, kerja kelompok, atau merehatkan pikiran dari situasi yang sangat membingungkan. Begitulah hal yang Key lakukan di cafe setelah mengantar ketiga sahabatnya pulang ke rumah masing masing. Ia sedang memikirkan orang yang ia temui tadi. Bagaimana Chelsea bisa disini? Bukankah ia sudah berusaha sebisa mungkin agar bisa menjauh dari Chelsea?
        Konsentrasi Key terpecah karna melihat ayahnya bersama wanita lain berjalan menuju cafe tempat dirinya berada. Ia segera memakai topi yang ia bawa sedari tadi agar dirinya tidak terlihat sebagai seorang Key. Key segera mengeluarkan handphone dari kantung celananya. Lalu merekam a ayahnya dan wanita itu. Ayahnya dan wanita itu masuk ke dalam cafe lalu duduk disalah satu kursi yang ada disana. Segera ia pindah ke kursi yang lebih dekat dengan ayahnya. Tanpa diduga-duga, ayahnya berciuman dengan wanita itu. Betapa terkejutnya Key melihat ayahnya mencium wanita lain. Key ingin menghampiri ayahnya, namun ia berusaha menahan dirinya.

.

        Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Key baru pulang. Ia memasukan mobilnya di garasi. Lalu membuka pintu rumahnya.
        "Dari mana aja kamu? Jam segini baru pulang?" tanya ayahnya dengan nada tinggi. Key hanya memalingkan mukanya lalu diam.
        "AYAH NANYA YA DIJAWAB!" bentak ayahnya.
        "Main," jawab Key singkat, lalu ia segera pergi ke kamarnya.
        Kai, sang kakak yang melihat perubahan sifat Key heran. Ia mengikutinya hingga ke kamar. Ketika Key akan menutup pintu, Kai menerobos masuk ke kamarnya.
        "Lo ngapain masuk ke kamar gua?" Key bertanya dengan nada lemah. Key sudah lelah dengan semua hal yang terjadi padanya hari ini.
        "Lo kenapa? Sikap lo berubah sama ayah tadi," Kai bertanya dengan nada lembut. Key hanya diam. Key berjalan ke arah sofa yang berada di dalam kamarnya, lalu mengisyaratkan Kai untuk duduk bersamanya. Tanpa bersuara, Key mengeluarkan handphone nya.
        "Nih," Key menjulurkan handphone nya yang sudah terbuka pada video tersebut. Terlihat perubahan raut wajah Kai dari serius menjadi terkejut.
        "Gila, ayah selingkuh?" tanya Kai tak percaya. Key mengangguk sembari memijat pelipisnya. "Jadi selama ini ayah pulang malem buat main sama cewek lain?"
        "Kaget kan lu? Apalagi gua yang ngeliat langsung," kata Key.
        "Kalau ini sampe ke bunda, bahaya sumpah. Nanti bunda nangis," Kai menyandarkan tubuhnya pada sofa, mencoba untuk tenang. Key mengikuti kakaknya bersandar pada sofa. Seketika mereka terdiam, terhanyut pada lamunan masing masing.
        "Gua minta jaga hape lu bener bener. Jangan sampe orang lain liat. Apalagi bunda," Kai beranjak dari duduknya. Key hanya membalas dengan anggukan.

.

        Selasaㅡ hari dimana aktifitas sekolah belum efektif seperti biasanya. Jam menunjukan pukul sembilan pagi. Key baru terbangun dari tidurnya. Segera ia bangkit dari kasurnya lalu keluar kamarnya menuju ruang keluarga. Ia memutuskan untuk duduk disamping kai, lalu menonton televisi bersama. Tiba tiba, keduanya mendengar Kyle, adik kecil mereka yang merengek pada ayahnya.
        "Ayah, ayah. Aku mau dong ulang tahunnya dikatain kayak temen temen aku," kata Kyle. Ayahnya diam tak menjawab. Ia hanya fokus pada kerjaan nya.
        "Ayah," kata Kyle. Lagi-lagi ayahnya tak menjawab.
        "Ayah," Kyle mengulangi perkataannya.
        "Ayㅡ"
        "Apasih, dek? Ayah lagi kerja!" Ayahnya memotong perkataan Kyle dengan nada tinggi.
        "Aku mau ulang tahun aku dirayain," mohon Kyle dengan suara yang melemah karena takut dengan bentakan ayahnya.
        "Nanti ayah rencanain. Tapi, ayah gak bisa dateng," kata ayahnya.
        "Kok ayah gak dateng? Kenapa?" tanya Kyle. Matanya berkaca-kaca.
        "Ayah sibuk dek. Ayah harus kerja. Dirayain nya sama bunda, aa dan abang aja ya," kata ayahnya.
        "Ahh ayah. Aku maunya ayah dateng," tangis Kyle pecah. Ayahnya yang pusing mendengar tangisan putri bungsu nya itu langsung pindah ke ruang kerja. Kai yang melihat adik perempuannya menangis langsung menghampirinya lalu memeluk dan menenangkannya. Key yang geram pada ayahnya langsung menghampiri ayahnya di ruang kerja. Key membuka pintu ruang kerjanya, lalu masuk dan menutup nya kembali.
        "Yah, mau ngomong," kata Key. Ayahnya hanya diam dan sibuk pada pekerjaannya.
        "Yah, mau ngomong," merasa diacuhkan, ia sedikit meninggikan suaranya.
        "Hmm ..." jawab ayahnya. Ayahnya tetap fokus pada pekerjaannya.
        "Kenapa gak bisa dateng ke ulang tahun Kyle?" tanya Key.
        "Ayah tuh kerja Key. Ayah gak bisa dateng," kata ayahnya. Key segera mengeluarkan handphone nya. Lalu menaruhnya di meja ayahnya. Ayahnya pun melihatnya, lalu terkejut dibuat nya. Ketika ayahnya hendak mengambil handphone nya, Key sudah mengambilnya terlebih dahulu.
       
        Plak!  Ayahnya menampar Key.

Day to dawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang