pagi lagi

16 1 0
                                    

Untuk pertama kalinya kelas XII IPA 1 suara-suara penghuninya terdengar sampai ke kelas sebelah.

Siapa lagi kalau bukan ulah si bendahara kelas yang mintain uang kas pas orangnya baru banget nginjekin kaki di kelas

Mayoritas mereka merasa kesal kepada Angga yang tak pengertian, setidaknya biarkan mereka duduk terlebih dahulu.

Karna perjalanan dari rumah ke sekolah tidaklah dekat.

Sedangkan Angga dari pagi buta sudah berdiri di pintu masuk. Jika tidak memberikan saat itu, maka akan Angga ikuti sampai dia memberikan uangnya.

"Bayar ih" kesal Angga

"Sabar dong, baru juga kaki kanan yang masuk ke ini kelas. udah ditagih. Naro-naro tas dulu ke" gerutu Cecil

"Bilang aja lo mau kabur Cil" entah kenapa Angga semenjak jadi Bendahara minta dinyinyirin terus tingkahnya.

Kaya renternir atau lintah darat.

"Siapa juga yang mau kabur, nih nih makan tun 20 ribu. Udah tau gue cape di jalan" Cecil masuk ke kelas dengan wajah menahan kesal luar biasa

Cecil bukan mempermasalahkan bayar membayar, tapi ia kesal dengan Angga yang sampai segitunya menagih uang kas. Padahal ia bukanlah orang yang susah membayar sesuatu, apalagi ini untuk keperluan kelas.

Angga hanya mengedikan bahunya acuh

Sampailah pada Aditya, "bayar lo Dit" ucap Angga menghalangi jalan masuk. Sambil menyodorkan lengannya

Aditya segera menyerahkan uangnya "lain kali biarin orang duduk dulu" ucap Aditya santai dan menuju kursinya

"Engga lo, engga si Cecil, ngeluh mulu gue tagih gini. Beruntunglah kalian gue mau jadi bendahara. Mana cowo lagi" nyinyir Angga

Sasya yang sudah berada di depan kelas terkekeh mendengar gerutuan Angga.

"Kenapa ?" tanya Sasya

"Ini si Adit, sama si Cecil nyinyir pas gue tagih uang kas" kata Angga kesal

"Yalagian kenapa dijegat di pintu ?" tanya Sasya sambil terkekeh

"Biar ga kabur"

"Yang ada mereka kesel baru datang udah di tagih. Lain kali mah setiap sebelum istirahat aja. Sebelum mereka ke kantin, kamu jagain nih di pintu ini. Tapi kamu keren (Sasya bertepuk tangan sambil terkekeh) semangat banget jadi bendahara, ga salah aku pilih kamu. Mantap Angga wkwkwk" Angga tertawa mendengar ucapan Sasya

"Okedeh, sisanya gue tagih pas mau istirahat aja" putus Angga dan melangkahkan kakinya ke dalam kelas begitupun dengan Sasya yang menuju kursinya di samping Aditya

"Semalem ga kenapa-kenapakan di jalan ?" tanya Sasya sambil menatap Aditya yang sedang menggunakan airphone nya.

Aditya menoleh "Engga papa ko" ucap Aditya sambil senyum

"Makasih ya" ucap Sasya lagi

"Santai aja Sa"

"Eh btw, aku rubah ah nama panggilan kamu. Jangan Rasya. Kalo aku manggil nama belakangnya, kaya panggil nama aku sendiri 'Sya'" Aditya terkekeh

"Terus mau panggil aku apa ?" tanya Aditya sambil menopangkan dagunya

"Adit aja deh" kata Sasya asal

"Yaudah" jawab Aditya juga sekenanya

.

.

"Sasya kemana ?" tanya Andra pada Aditya

Sekarang memang sudah jam istirahat, bel baru berbunyi tadi.

"Kenapa ?" tanya Aditya

"Mau bahas buat nanti pulang sekolah. Kitakan recana mau bikinnya sekarang" kata Andra

"Bentar saya cari dia dulu" Andra mengangguk

"Makasih ya" ucap Andra, Aditya hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya ke kelas XII IPA 2.

Kemana lagi Sasya kalau bukan ke kals sahabatnya - Nadine.

Sebenarnya, gaya bicara Aditya tergantung lawan bicaranya pula. Kalau lawan bicaranya menggunakan kata saya, maka Aditya juga demikian.

Kalau 'aku' Aditya juga begitu. Berbeda dengan bersama Angga, karna Angga menggunakan gue lo, alhasil Aditya juga seperti itu.

Belenggu AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang