Konsekuensi Menjadi Guru

2 1 0
                                    

Seorang remaja baru saja lulus dari SMA nya. Dia tidak ingin melanjutkan sekolah ke jenjang universitas, melainkan ingin langsung masuk ke dunia pekerjaan. Langkah demi langkah dia ambli untuk mendapatkan pekerjaan, namun tidak ada satu perusahaan pun yang menerimanya. Ada satu sekolah yang menawarkannya menjadi guru dengan gaji 300 ribu, dia menolak karena gajinya sangat kecil. Dia merasa karena lulusan SMA gajinya harus di atas 3 juta.

Orang tuanya memaksa menerima pekerjaan guru itu. Karena menurutnya, menerima gaji 300 ribu lebih baik daripada tidak bekerja. Anaknya pun menerima dengan penuh rasa pasrah. Di hari awal dia bekerja. Dia langsung merasakan tekanan dan ejekan dari beberapa murid yang menganggapnya tak pantas menjadi guru. Dengan hati penuh amarah, dia melawan murid tersebut dengan kekerasan. Sang murid tidak menerima dengan apa yang dilakukan guru tersebut, hingga akhirnya mereka melaporkannya ke polisi.

Sang guru benar-benar merasa tertekan karena ia takut masuk penjara. Namun dengan baiknya, kepala sekolah dapat mencairkan suasana. Dia membuat polisi percaya jika tak ada bukti yang memperkuat guru itu melakukan kekerasan. Ucapan terimakasih terlontar dari mulut guru. Sebenarnya dia mengetahui bahwa kepala sekolah tidak menginginkannya masuk penjara.

Sang guru terlihat berpikir. Dia telah melakukan kekerasan, maka harus mendapatkan konsekuensi. Jika penjara tidak menjadi dimilikinya, maka ketika dia berada pada posisi menjadi guru, dia harus benar-benar berubah menjadi diri berkepribadian sabar.

Fajar HaetamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang