Chapter 1

282 22 0
                                    

Pagi itu cukup berat untuk Jinhwan yang harus pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Jangan Tanya apa alasannya atau dia akan dengan senang hati melemparkan sepuluh ribu cacian untuk Mino kakaknya yang dengan sangat kurang ajar meninggalkan dia sebelum dia sempat masuk ke dalam mobil yang biasa mereka beruda tumpangi untuk pergi ke sekolah.

"Kim Mino, kau bukan lagi kakakku!" Jinhwan menggerutu di tengah napasnya yang semakin memburu. Dia kelelahan. Sepasang kaki pendeknya benar-benar tidak bisa diandalkan untuk perjalanan jauh seperti ini. Demi Tuhan jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh dan dia sama sekali tidak tahu menahu bagaimana cara menggunakan bus dan jangan tanyakan mengapa tidak menggunakan taksi karena...

"Si Kim Mino brengsek itu pasti tidak tahu kalau tasku sudah ada di mobil!!"

DUAK!

Jinhwan menendang kaleng minuman kosong dengan kesal. Dia melirik jam tangannya dan melihat kalau dia sudah pasti terlambat, bahkan gerbang sekolah mungkin sudah ditutup rapat. Jinhwan mengipasi wajahnya yang berpeluh dan menatap penampilannya melalui etalase sebuah toko. Benar-benar bukan Kim Jinhwan yang biasanya.

"Aku pasti akan membunuhnya sesampainya di sekolah nanti."

Jinhwan kembali berjalan meski wajahnya sudah menunjukkan kalau dia ingin segera pulang dan lebih baik membolos saja, tapi mengingat dia ingin menghajar kakaknya yang kurang ajar itu semangatnya kembali berkobar.

Jinhwan mempercepat langkahnya begitu dia bisa melihat gerbang sekolahnya yang tinggi menjulang dan tentu saja sudah tertutup rapat. Dengan mengetatkan bibirnya dia berjalan mendekat dan mengintip melalui celah-celah gerbang, sudah sepi itu tandanya kelas sudah dimulai dan dia tidak mungkin bisa masuk melalui gerbang ini. Dia harus mencari jalan lain.

"Ah!" Tiba-tiba Dia teringat sesuatu. Sangat beruntung memiliki teman yang suka datang terlambat ke sekolah. Jinhwan ingat kalau temannya Yunhyung yang hanya pernah satu kali datang tepat waktu ke sekolah mengatakan kalau dia punya jalan masuk rahasia dan sempat menunjukkan tempat itu padanya.

Jinhwan berbalik dan berjalan menuju bagian belakang sekolah, mencari sebuah pohon besar yang dahannya menjorok ke bagian dalam halaman belakang sekolah mereka dan mulai memanjat. Jinhwan tersenyum senang, meskipun kakinya pendek, tapi kemampuan memanjatnya bukanlah gurauan.

HAP!

Jinhwan menepuk tangannya, merasa bangga dengan pendaratan super mulusnya. Dengan hati-hati Jinhwan melihat ke sekeliling, memastikan tidak ada orang lain yang melihatnya dan kemudian berjalan menuju gedung sekolah seolah tidak terjadi apa-apa. Untung saja dia tidak membawa tas, jadi kalau-kalau ada seongsaeng yang menangkap basah dirinya masih di luar kelas, dia bisa mencari alasan untuk melarikan diri.

"Ah, Jinanie kau yang terbaik!" Jinhwan tersenyum manis setelah memuji dirinya sendiri.

.

.

.

"Ceritakan padaku bagaimana kau bisa datang terlambat. Ini sangat bukan Kim Jinhwan yang kukenal, bahkan kau terlihat sangat berantakan dan... lengket."

Donghyuk menatap lekat Jinhwan ketika mereka sedang berada di kantin. Dia dan Yunhyung sangat penasaran bagaimana seorang Kim Jinhwan, si gadis perfeksionis yang manis dan menjadi incaran satu sekolah datang terlambat untuk pertama kalinya dan terlihat seperti bad girl dengan seragam berantakan dan rambut yang dicepol asal, yang sialnya malah membuat dia semakin terlihat menarik karena wajahnya yang biasanya terlihat ceria itu mendadak menjadi sangat dingin. Donghyuk dan Yunhyung sudah bersahabat dengan Jinhwan lebih dari dua tahun jadi mereka tahu dengan pasti kalau terlambat bukanlah salah satu kebiasaan Jinhwan. Dia bukan Yunhyung yang hobi datang mepet.

Love ScenarioWhere stories live. Discover now