B.I dan Bobby kembali ke sekolah keesokan harinya karena mereka berdua tidak ikut terkena skorsing, mereka lolos karena tidak ada yang melihat mereka ketika sedang bersama yang lain kemarin siang. Mereka berdua juga sebenarnya berniat untuk mengaku bahwa merekalah yang meminta keenam orang itu membolos, tapi Mino dan yang lain tidak setuju karena harus ada yang tinggal di sekolah untuk mengawasi Jinhwan. Mereka takut Zico kembali muncul dan dengan terang-terangan mendatangi Jinhwan yang bahkan tak tahu apa-apa.
"Apa lukamu baik-baik saja?" Bobby bertanya ketika mereka berdua sedang dalam perjalanan ke kelas. Mereka berdua memang datang bersama, Bobby yang menjemput B.I karena motornya kemarin diambil oleh bawahan ayah Bobby dan disimpan di rumah.
"Ini tak seberapa." B.I mengulas senyum tipis untuk menenangkan sang sahabat. Meski luka di sudut bibirnya tak bisa dibilang baik-baik saja, tapi B.I sama sekali tidak merasakan sakit dari luka itu. Bobby mengangguk mengerti.
"Aku masuk dulu." Mereka berdua berpisah karena berbeda kelas. Sementara Bobby melangkah memasuki kelasnya, B.I berbelok untuk pergi ke toilet.
Ketika B.I hampir sampai ke tempat tujuannya, tiba-tiba seseorang menariknya kuat dan membuatnya terkejut. Tapi lebih terkejut lagi begitu tahu siapa pelakunya. B.I memicingkan mata heran.
"Apa maumu?" Tanyanya dingin. Orang yang menariknya itu adalah Jinhwan dan gadis itu kini sedang balas menatapnya angkuh dengan tangan bersedekap di depan dada.
"Aku tahu kejadian oppaku membolos kemarin pasti ada sangkut-pautnya denganmu kan? Cepat jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi." Satu alis B.I terangkat tinggi. Hebat juga gadis ini bertanya langsung tanpa berbasa-basi dulu.
"Aku tidak ada sangkut-pautnya." B.I tak menghiraukan Jinhwan dan pergi begitu saja meninggalkannya. Gadis itu terlihat kesal diperlakukan begitu, namun dia tahu dia tidak punya hak untuk memaksa B.I. Akhirnya, dengan langkah yang dihentak-hentakkan Jinhwan memutuskan untuk kembali ke kelas.
B.I sedang menatap dirinya di depan cermin toilet. Menyesal mengecewakan harinya karena ini adalah pertama kalinya Jinhwan datang padanya tanpa diminta tapi dia malah merusaknya dengan bersikap dingin. Namun begitu, dia bersyukur Jinhwan tidak memaksanya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
CRASH!
Tepat ketika bell berbunyi, B.I menyalakan keran air dan membasuh wajahnya cepat. Dia terlihat lelah karena semalaman tidak tidur, jadi dia butuh memastikan wajahnya tetap segar agar ketika di kelas nanti dia tidak terlelap.
.
.
.
Bell terakhir sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu dan semua anak sudah berhamburan keluar kelas. Begitupun dengan Jinhwan, dia bahagia karena akhirnya terbebas dari ocehan seongsaenim yang memusingkan kepala dan karena Mino tidak masuk sekolah jadilah hari ini dia pulang sendiri. Pagi tadi dia sudah mengatakan pada supir keluarganya kalau dia tidak perlu dijemput karena ingin pulang sendiri dengan naik bis, rasanya sudah lama sekali dia tidak pergi dengan transportasi umum itu.
Jinhwan tersenyum sangat lebar ketika kakinya hampir menjangkau gerbang utama sekolah, namun senyum itu langsung luntur begitu melihat B.I dan Bobby ada di sana dengan gaya yang menurut Jinhwan sok keren tapi tetap saja disambut jeritan heboh anak-anak lain di sekitarnya.
YOU ARE READING
Love Scenario
RomanceSummary: Kim Hanbin lebih dikenal dengan nama B.I oleh orang-orang. Ketua geng sekolah paling ditakuti seantero Seoul. Terlibat cinta bertepuk sebelah tangan dengan teman masa kecilnya, Jinhwan yang kini berbalik membencinya. Warning! - GS - School...