16

373 67 21
                                    

"Sudah kamu duduk sana. Biar mama yang mencuci piringnya."

"Tidak, ma. Biar Rahanin saja yang mencuci piringnya. Mama temani saja papa diruang tengah."

"Astaga. Kamu inikan tamu. Mana mungkin mama biarkan untuk mencuci piring."

"Kok tamu? Tadi kata mama, Rahanin sudah dianggap seperti anak sendiri."

"Iya. Kamu memang sudah mama anggap seperti anak sendiri."

"Kalau begitu biarkan Rahanin yang mencuci piringnya, ma."

Rahanin dan mama Natae tengah berada di dapur. Tepatnya berada didepan tempat pencuci piring. Mereka tengah berdebat untuk memperebutkan siapa yang akan mencuci piring.

Setelah sesi makan malam tadi, keduanya bersikukuh untuk mencuci piring, dan membiarkan yang lain bersantai.

"Biar Rahanin saja yang mencucinya." kata Natae yang tiba-tiba muncul.

"Astaga. Kamu mengejutkan mama." keluh mama Natae yang memang terkejut akan kedatangan Natae yang tiba-tiba.

"Iya, ma. Biarkan aku saja yang mencucinya." setuju Rahanin atas pendapat Natae.

"Tidak bisa." elak sang mama.

"Sudahlah, ma. Hitung hitung, Rahanin belajar menjadi menantu yang baik untuk mama." kata Natae menggoda Rahanin dengan menaik turunkan alisnya. Perbuatan Natae mampu membuat  Rahanin salah tingkah.

"Benarkah, Nin?" tanya mama Natae menatap Rahanin yang salah tingkah.

"Astaga... Kenapa mama tidak peka, ya?" kata mama Natae yang sepertinya akan bergabung bersama Natae, untuk menggoda Rahanin.

"Mama ini bagaimana. Calon menantu mencoba mengambil hati calon mertua, malah tidak peka." kali ini giliran papa Natae yang tiba-tiba datang, dan langsung ikut menggoda Rahanin. Membuat pipi Rahanin merah dibuatnya.

"Natae, bantu calon istri mu mencuci piringnya. Sekalian kamu belajar menjadi calon suami yang baik. Yang mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga." lanjut papa Natae, yang kini berhasil membuat sang anak salah tingkah.

"Sudah, pa. Kita tinggal calon suami istri ini untuk belajar berumah tangga.  Kita nonton tv saja." kata sang mama menggandeng suaminya meninggalkan dapur.

Kini wajah Natae sudah memerah karena salah tingkah, telah berhasil digoda oleh kedua orang tuanya. Jangan tanya mengenai Rahanin. Kini, Rahanin merasa ingin tenggelam saja karena digoda habis habisan oleh orang tua Natae.

.
.
.

Pagi ini, suasana rumah keluarga Jiho terlihat sedikit ramai. Banyak orang berlalu lalang keluar masuk rumah. Bukan karena hari ini Minggu, lalu banyak orang yang datang berkunjung kerumah Jiho. Tapi mereka sedang sibuk untuk melakukan dekorasi. Malam nanti, dirumah keluarga Jiho akan diadakan acara syukuran.

"Tante Mariyam akan kesini bersama Rahanin sebentar lagi. Kamu segera bersiap sana." kata ibu Jiho memerintah sang anak.

"Sebentar lagi, bu."

"Jangan menunggu sampai mereka datang, baru bersiap. Sudah sana bersiap."

"Sebentar lagi."

"Jangan buat Rahanin menunggumu. Ayo cepat bersiap." kesal sang ibu karena perintahnya tidak dilaksanakan.

"Iya iya. Jiho akan bersiap." kata Jiho mulai beranjak dari sofa.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam..." jawab Jiho dan ibunya bersamaan.

Katedral dan IstiqlalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang