Jahilnya Geran.

20 18 10
                                    

"Geran....? Geran....?" Teriak Zahra berulangkali di depan rumah Geran.

"Yah... tunggu sebentar" teriak Geran dari dalam rumah.

Setelah menunggu beberapa saat Geran pu keluar.

"Lama banget sih! Dandan apa dandan? Jangan jangan kamu pake bedak, bulu mata, wah kamu seperti perempuan yah!" ledek Zahra sambil memeriksa wajah Geran dengan mengunakan kedua tanganya.

"Hey lepaskan! Memangnya aku kamu apah!". Geran menepis tangan Zahra." Yang harus pake bedak pake bulu mata. Lensa mata batin!" Sambung geran.

"Lensa mata aja keles" balas Zahra."lagi pula wajarkan! Akukan perempuan jadi harus dandan!" Sambung Zahra berkacak pinggang.

"Terseralah....!! Ayo kita berangkat!" Ajak Geran menarik tangan Zahra.

"Eh tunggu kita mau jalan kaki?" Tolak Zahra.

"Iyah memangnya kenapa?"

"Gak ah nanti capek. Kalau aku capek siapa yang bakal gendong aku" alasan Zahra agar mereka tidak berjalan kaki.

"Motorku rusak jadi kita harus jalan kaki!. Lagi pula sekolah kan deket"

"Tapi..." rengek Zahra.

"Udah cepet nanti kita telat...!" Geran menarik tangan Zahra.

Akhirnya Zahra pun terpaksa berjalan kaki karna tidak ada lagi alasan yang bisa ia katakan.

Kebetulan sekolah mereka berdua dekat dengan rumah Geran.

"Masi jauh gak sih Ger? Aku capek nih. Kakiku terasa mau copot" rengek Zahra berhenti sejenak untuk duduk.

"Sedikit lagi!" Sahut geran menoleh kebelakang. Melihat Zahra yang duduk di trotoar. Geran tersenyum kecil ketika ia melihat wajah Zahra Cemberut."kamu capek?" Tanya geran menghampiri Zahra.

"iyah...!" Rengek Zahra.

"Sinih biar aku gendong!" Tawar Geran. menurunkan punggungnya di depan Zahra.

Dengan senyum yang sumringah Zahra berniat untuk naik ke punggung Geran. Saat Zahra berdiri dan ingin naik ke punggung geran. Geran tiba tiba berdiri."gak jadi ah... kamu berat mana kuat aku gendong kamu!". Ucap Geran.

"Apah kamu bilang aku berat!" Teriak Zahra.

"Iyah berat ibarat menahan Rasa Cinta pada seseorang!"Geran tersenyum kecil.

"Dari mana kamu tau berat aku seperti itu! padahal kamu belum menggendongku! Dan juga emang kamu pernah merasakan memendam rasa Cinta pada wanita? Kamu kan gak pernah punya teman wanita jadi kamu gak mungkin rasain itu!" Ledek Zahra.

"Aku pernah kok Zah merasakan itu. Sampai sekarang malah rasa itu sangat berat. Rasanya aku tidak kuat lagi menahanya." Batin Geran.

"Tapi memang begitu kenyataannya. Kamu berat! Berat sekali!!!" Geran kembali meledek Zahra.

"Geran!!!!" Teriak Zahra. "berani kamu bilang aku berat lagi! Akan aku potong potong lidah mu itu!!" Sambungnya.

Geran tak menghiraukan ancaman Zahra. Geran malah makin membuat Zahra kesal dengan menjulurka  lidahnya.

"Geran!!!" Teriak Zahra dengan tangan mengepal seperti orang yang akan memotong ayam yang masih hidup.

Geran pun yang melihat wajah Zahra yang kesal seperti ingin membunuhnya tak mau abil resiko untuk terus berdiam diri di dekat Zahra. Geran pun berlari secepat kilat yang diikuti Zahra yang langsung mengejarnya.

Merekapun akhirnya kejar kejaran.

"Umpan sudah terpancing!!. Kalau gak gini anak itu pasti aka merengek sepanjang perjalanan" batin Geran sambil sesekali menoleh kebelakang dengan senyum kecilnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ☆☆☆

Because of you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang