5-Who is Axcel?

158 40 18
                                    

Seminggu pasca berakhirnya hubungan Afwan dan Erlin, Erlin tak pernah berhenti untuk berusaha mendapatkan Afwan kembali, dia memang cewek yang sangat ambisius terhadap keinginannya. Sedangkan Afwan berusaha menepati janji pada dirinya sendiri, dia tak pernah berniat menjauhi ataupun membenci Erlin. Toh, dulunya cewek itu juga pernah mengisi hatinya, kan?

Saat istirahat berlangsung, Erlin hanya duduk sendiri di kantin sambil menikmati mie ayam dan es teh manis yang baru saja dia pesan. Pinky, teman sebangkunya juga tidak mau diajak ke kantin padahal Erlin sudah memaksanya. Jadi, dia terpaksa sendiri demi mengisi perutnya yang keroncongan.

"Erlin..."

Erlin menautkan alisnya saat namanya dipanggil dan mendapati seorang cowok yang kelihatan asing di depannya.

"Kamu cantik seperti namamu," lanjut cowok itu sambil mendudukkan diri di depan kursi Erlin.

Erlin masih diam mematung, raut wajahnya kelihatan pucat dan jantungnya terasa dag-dig-dug saat ini. Semua anak yang berada di kantin tanpak menatapnya dengan aneh. Perasaan Erlin menjadi tidak enak.

"Saya mencintai Erlin sejak lama, apakah Erlin mau menjadi kekasih saya?" ucap cowok itu dengan percaya diri. Erlin semakin tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Apa dia harus menampar cowok itu? Atau menyiramnya dengan kuah mie ayam seperti adegan di sinetron.

"Lo siapa? Gue nggak kenal sama lo," bentak Erlin.

"Nama saya Axcel, calon pendamping hidup Erlin," jawab cowok itu melunjak. Erlin semakin geram melihat cowok aneh itu. Ingin sekali Erlin merobek wajahnya sendiri karena merasa malu saat semua anak menertawakannya.

Penampilan cowok itu kelihatan sangat cupu, bajunya kusut seperti tak pernah di setrika dan rambutnya terlihat basah karena terlalu banyak memakai pomade.

"Gue bilang nggak," bantah Erlin dengan wajah kesalnya yang membuat cowok itu langsung menunduk, menampilkan wajah memelasnya. Erlin merasa bersalah karena teringat saat Afwan menolaknya. Jadi, dia juga bisa merasakan apa yang cowok rasakan sekarang. Sialan.

Tiba-tiba tangan Erlin di pegang cowok bernama Axcel-Axcel itu, bahkan tangannya sudah di cengkeram oleh cowok itu karena Erlin berusaha melepaskannya. Apa yang harus Erlin lakukan sekarang?

"Lepasin cewek gue," ucap seorang cowok dengan nada santainya. Axcel langsung memundurkan diri saat tahu siapa yang datang.

"Jangan pernah gangguin Erlin lagi," ucap cowok itu sambil menepuk pelan bahu Axcel.

Cowok itu langsung menggandeng tangan Erlin dan membawanya pergi. Sekarang Erlin baru percaya kalau pangeran yang ada di dongeng-dongeng itu beneran ada.

"Makasih Fan," ucap Erlin saat mereka sudah sampai didalam kelas. Ya, cowok yang disebutnya 'pangeran' tadi adalah Afwan.

"Sama-sama."

"Cowok tadi sebenernya siapa sih?" tanya Erlin basa-basi.

"Dia anak kelas sepuluh, dia emang sering nembak cewek secara random, bahkan sering ngaku-ngaku jadi pacar orang, jadi kamu hati-hati aja kayaknya dia suka sama kamu," ujar Afwan memperingatkan.

"Kok kamu bisa tahu?" tanya Erlin dengan wajah terkagum-kagum pada cowok itu.

"Ya, sekedar tahu aja," jawab Afwan seadanya.

"Oh, makasih banyak ya!"

"Sama-sama." Afwan membalas lalu pergi ke bangkunya. Erlin masih tersenyum memandang Afwan yang berada di bangku sudut belakang, sedangkan bangku Erlin berada di ujung depan. Dan sesaat setelah itu, bel masuk kembali berbunyi dan tidak lama, guru mata pelajaran Agama datang.

***


Saat jam istirahat kedua berlangsung, Afwan segera pergi ke musholla sekolah yang berada di bangunan paling depan. Afwan hanya menghela kasar saat mengetahui musholla sekolah masih terlihat sepi karena semua murid lebih memilih mengisi perut ke kantin.

Afwan langsung mengambil air wudhu dan menyerukan azannya yang membuat semua orang berdatangan untuk bersembahyang. Setelahnya, Afwan memimpin sholat dan berdo'a di tempat itu. Well, Afwan itu benar-benar idaman.

Saat Afwan ingin kembali ke kelasnya, tiba-tiba dia sekilas melihat gadis yang beberapa hari ini di carinya. Namun begitu cepat dan setelah itu menghilang ditengah kerumunan. Afwan tidak salah lihat, kan? Dia benar-benar melihatnya dari jendela kaca besar yang memisahkan antara tempat ibadah putra dan putri.

"Ck, kemana lagi dia?" gumam Afwan pada dirinya sendiri. Dia sudah memperhatikannya lebih jelas, tapi hasilnya tetap nihil.

"Ngapain lo liatin musholla putri?" ucap Sam yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak cowok itu.

"Bukan urusan lo," balas Afwan sambil melangkah pergi.

"Oh, lo pasti udah ada pengganti Erlin ya?" tebak cowok itu sambil terus membuntuti Afwan.

"Hobi amat lo ngurusin hidup gue."

"Lo cakep-cakep tukang PHP ternyata. Erlin noh, masih berharap balikan sama lo," Sam berucap dengan nada sinis. Dia hanya merasa kasihan pada Erlin yang menurutnya masih sangat mencintai Afwan.

"Cih, gue PHP?- dianya aja kali yang baperan, gue peduli sama dia bukan berarti sayang," ucap Afwan sambil tersenyum miring pada Sam.

JLEB.

Erlin langsung menumpahkan ice cream-nya ke lantai saat mendengar ucapan Afwan barusan. Apa dia bilang? Baperan? Oh. Sekian.

Afwan dan Sam menoleh ke belakang dan mendapati Erlin yang berdiri dengan tangan gemetar.

"Er," panggil Sam pada cewek itu, namun tidak di hiraukan, dia sudah berlari kencang sambil mengusap air matanya kasar. Well, ini adalah kedua kalinya Afwan membuat Erlin menangis.

"Ngapain bengong goblok, cepetan kejar!" perintah Sam pada sahabatnya itu.

***

Jangan lupa vote comment-nya, guys!

Thank U, next..

FANBOY SARUNGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang