dix

27 6 0
                                    

aku memberi jimin ukuran paling besar diantara semua bajuku lalu dia melebarkan tangannya ruang kecil pintu kamar mandi yang terbuka sedikit. bukannya aku melihatnya telanjang atau apapun itu, tetapi aku tersipu ketika dia mengambil baju itu dariku.

duduk di kasurku, aku memutuskan untuk membusuk disana dan tidak melakukan apapun selagi menunggunya. aku mengayunkan kakiku maju dan mundur, bersenandung beberapa lagu.

herannya, dia cukup lumayan cepat. sekitar sepuluh menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan bajuku yang sebenarnya terlihat besar padanya; dan itulah saat ketika aku sadar seberapa kecilnya dia. mungkin dia hanya sedikit lebih lebar dariku.

aku terkejut melihat betapa berbedanya dia setelah dia menjadi bersih. itu terlihat sepertinya dia benar-benar adalah orang lain yang aku tidak ketahui, dan dia terlihat sangat, tidak nyata. aku mungkin melebih-lebihkan tetapi itu adalah faktanya dan dia hanya terlihat sangat indah.

aku tersentak kembali ke akal sehatku lalu aku mencoba untuk tidak menatapnya.

"gunakan pengering rambut," aku memberitahunya lalu aku mencolok steker ke stopkontak. jimin berdiri disana dengan diam lalu dia menatap pengering rambut.

aku langsung tau apa yang ia maksud dan terkekeh. aku menyuruhnya duduk di tempat tidur ; punggungnya menghadapku kemudian aku menyalakan pengering rambut dan mengarahkannya di atas kepalanya.

aku mengacak-acak rambutnya ketika angin panas dari pengering rambut meniup rambutnya. rambutnya halus, dan jariku merasa sangat nyaman ketika menyentuhnya.

karna rambutnya pendek, segera aku selesai mengeringkan rambutnya. aku mematikan pengering rambut itu; dengan tangan kiriku masih memegang rambutnya. aku ingin mencabutnya dari stopkontak, tetapi sebuah tangan hangat memegang tangan kiriku, mencegah diriku untuk melakukan apa yang aku ingin lakukan.

"usap rambutku," jimin berbisik, nada bicaranya sedikit lucu. aku ingin memukul diriku sendiri dan menahan diriku dari berteriak, karena dia hanya begitu lucu.

dan aku bertanya-tanya, bagaimana seorang manusia bisa sangat lucu?

namun, aku mematuhi apa yang ia mau dan mengelus kepalanya dengan lembut ketika tangannya masih berada di tanganku.

"terima kasih, sekarang aku akhirnya merasakan bagaimana rasanya diusap. aku selalu ingin seseorang melakukan hal itu." dia menjelaskan dengan suara lembutnya ketika perlahan dia melepaskan tangannya dari tanganku. aku mengangguk paham dan melakukan apa yang harus aku lakukan sekarang.

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Home > PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang