Begitu pelik apa yang kutatap
Sayap sayap tak mampu mengepak
Kaki kaki tak mampu melangkah
Benang-benang tipis itu mengikat bagai jerat
Membelenggu pada ruang ruang kosong tanpa cahaya
Hanya suara suara denging menabrak telinga
Mempertanyakan eksistensi Tuhan
Benarkah hidupku adalah syukur?
Lantas bagaimana jika aku mati?
Gores demi gores seperti tinta
Yang kian lama kian memberi corak seperti melukis di atas kanvas
Nama Tuhan berkali bahkan beribu dipanggil
Mempertanyakan tentang sesuatu yang dilarang
Bisakah aku mati?
Bolehkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Rasa
PoetryBiarkan aku menulismu Biarkan aku melukismu dalam bait kata Biarkan aku mengenangmu untuk waktu yang panjang Karena aku tidak tahu kapan kamu akan menghilang
