Sepertinya aku akan memeluk bulan, Tuhan.
Aku akan memenjarakan cahayanya untukku seorang.
Akan kubuat ia tampak redup di mata insanMu yang lain.
Agar tak satupun darinya mencipta puisi tentang purnama.
Namun, aku lebih tertarik menghilang di salah satu planetMu.
Bukan di bumi, bukan pula di merkurius.
Aku ingin tenggelam di bekunya saturnus.
Meskipun pluto lebih misterius.
Tetapi, Tuhan..
Tak satu dari inginku yang mewujud nyata.
Aku justru tenggelam pada sepasang mata yang sehitam jelaga.
Ia memenjarakanku seperti aku tak pantas melihat lagi luasnya semesta.
Ia mengunciku pada baris kata-kata,
Yang semakin kucerna, semakin aku terbius karenanya.
Aku seperti dikucilkan semesta olehnya.
Namun aku seperti menemukan dunia tempat ia mengurungku.
Bagaimana, Tuhan?
Aku harus memeluk bulan, kabur ke saturnus atau berdiam di sepasang matanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Rasa
PoetryBiarkan aku menulismu Biarkan aku melukismu dalam bait kata Biarkan aku mengenangmu untuk waktu yang panjang Karena aku tidak tahu kapan kamu akan menghilang